Semua Bab Om, I Love You!!: Bab 81 - Bab 90
152 Bab
The Lowest Level
Haris melangkah gontai memasuki apartemen Hendri yang gelap gulita, seluruh tubuhnya seolah tak bertenaga. Emosinya sudah terkuras habis selama perjalanan pulang dari apartemen Brisya dan Aji. Ia menumpahkan semua kesal, amarah, kecewa dan cemburunya dengan menangis, berteriak dan menyakiti dirinya sendiri selama berada di perjalanan pulang. Kini hanya tinggal lelahnya yang tersisa. Ting tong ting tong...Haris menghentikan langkahnya dan menarik nafasnya yang terasa berat. Ia hampir sampai di kamarnya namun suara bel di pintu membuat ia penasaran siapa yang datang. Brisyakah yang menyusulnya kemari?? Lekas Haris berbalik dan setengah berlari membuka pintu. Tapi nafasnya sontak tertahan saat melihat seorang wanita yang tak ia kenal berdiri di sana. "Hai, saya Zunita!" sapa wanita itu lugas.Haris mengawasinya bingung, apa wanita ini kenalan Hendri??"Apa bisa saya berbicara denganmu sebentar?" lnjut Zunita saat Haris diam mematung. Haris membuka pintu lebih lebar, ia mempersilahka
Baca selengkapnya
Hey, You!
Pintu lift terbuka, Hendri merapatkan coatnya dan bersiap untuk keluar. Ia mendongah dan tertegun saat melihat wanita yang selama ini ia cari berdiri di hadapannya, tepat di depan pintu lift yang terbuka. Zunita juga terbelalak melihat dokter itu tiba-tiba muncul di hadapannya. Sepertinya ia melewatkan sesuatu. Apa mungkin dokter Eka adalah kakak dari Haris?? Yang ia tahu Haris memiliki seorang kakak laki-laki bernama Hendri, apa mungkin dia adalah Eka Hendri yang berdiri di hadapannya sekarang?? Jantung Zunita berdegup kencang. Zunita segera berpaling dan masuk ke dalam lift tanpa memperdulikan Hendri. Ia bertingkah seolah tak mengenalnya. Hendri urung keluar dari lift. Terlebih saat ia tahu kini hanya ada dia berdua dengan Zunita di dalamnya. Ragu Hendri melirik Zunita yang berdiri mematung memunggunginya. Pintu lift tertutup, Zunita menekan tombol angka 1. Hendri tak bergeming. Lift terlebih dahulu naik ke lantai atas. "Hai," sapa Hendri ragu saat Zunita tak sekalipun menolehi
Baca selengkapnya
Compromise
Sejak penolakan Brisya, Haris mulai menata lagi hidupnya. Meski tak lagi sama namun ia berusaha untuk bangkit dan membuktikan pada Brisya bahwa ia tak menyerah untuk menjadi lelaki yang lebih baik. Sudah cukup Haris terpuruk karena wanita, ia akan menunjukkan pada Brisya bahwa ia bisa lebih mapan dari Aji. Ia bisa memberi materi lebih dari Aji. Meski tanpa bekerja pun Haris tidak pernah hidup kekurangan namun ia bertekat untuk menjadi lebih mapan dan mandiri. Ia mulai fokus pada karier yang sempat ia abaikan. Hendri yang penasaran dengan perubahan sikap Haris jadi bertanya-tanya sendiri, mengapa adiknya bisa berubah sedemikian cepat? Apa yang terjadi dengannya?? Apa ia jatuh cinta lagi??Dalam seminggu Haris mulai mempromosikan jasa Desain dan Arsitekturnya melalui online dan offline. Ia harus memulai lagi dari nol. Beruntung klien-klien lamanya puas dengan hasil kerja Haris jadi mereka ikut membantu mempromosikan ke rekan kerja mereka masing-masing. Urusan perceraian Haris dan Veg
Baca selengkapnya
Stay Away? No!
Haris sudah bertekad untuk menjadi pribadi yang lebih baik demi kebahagiaan Brisya. Meski Zunita berpihak padanya namun Haris tak ingin serta merta percaya dan semakin curiga padanya. Surat Putusan cerai antara Haris dan Vega sudah keluar. Beberapa pekerjaan desain mulai membuat Haris sibuk setiap hari. Ia sedikit bisa melupakan sakit hatinya akan perlakuan Brisya padanya. Bisa saja Haris melupakan Brisya dan mencari perempuan lain namun sebelum itu ia ingin memastikan siapa ayah dari bayi yang dikandung olehnya. Sedikit banyak rasa sakit yang Haris rasakan mulai membuat ia kuat, Haris tidak ingin terpuruk lagi. Saat sedang berkutat dengan laptop, ponsel Haris berdering di samping mejanya. Haris mengawasi layar ponselnya sekilas. Zunita is calling..Haris menarik napasnya dalam dan memungut ponselnya cepat."Hallo.""Hai, Haris, besok sore jadwal Brisya kontrol!" Haris menghembuskan nafasnya berat."Lalu??" sahutnya dingin."Apa maksudmu dengan lalu?? Kamu nggak mau bertemu Bris
Baca selengkapnya
If Only ...
Jam masih menunjukkan angka 6, masih ada 3 jam tersisa bagi Haris untuk bersama Brisya malam ini. Sesekali Haris menolehi Brisya yang sedari tadi hanya diam tak bersuara. Entah mimpi apa Haris semalam, ia sungguh tidak menyangka bisa berdua dengan Brisya di dalam mobilnya. "Kita makan dulu ya, Briy?" tanya Haris meminta persetujuan.Brisya tak bergeming, wajahnya masih tegang dan tak sekalipun menolehi Haris. "Brisya, kamu pengen makan apa?" tanya Haris lagi tak enak hati, mobilnya sudah melaju jauh dari Rumah Sakit. "Aku pengen pulang!" sahut Brisya dingin. Ia sungguh menyesal dengan keputusannya kali ini. Bila sampai Aji tau mampuslah Haris nanti."Kita makan dulu, ya, setelah itu aku antar kamu pulang." Haris melajukan mobilnya lebih cepat, ia menuju restoran private yang biasa ia kunjungi bersama Hendri. Brisya melirik Haris takut, jauh di dalam lubuk hatinya yang terdalam Brisya sangat senang bisa menikmati momen berdua dengan Haris seperti ini. Ia ingin menyentuh tangan Hari
Baca selengkapnya
Boring
Sejak pertemuan dengan Haris seminggu yang lalu pikiran Brisya tak bisa fokus. Ia kini lebih banyak melamun dan menghabiskan waktu dengan tidur. Ada rindu yang Brisya rasakan usai mereka berpisah kemarin, dan entah mengapa kesibukan Aji yang semakin tak kenal waktu membuat Brisya semakin merindukan sosok Haris. Brisya seperti hampir gila rasanya..Saat di perjalanan pulang Haris bercerita bila ia kini tinggal di apartemen kakaknya. Haris tak bercerita banyak mengenai sosok kakaknya ini dan Brisya takjub saat mendengar bahwa Haris sangat akrab dengan kakaknya. Ia tahu benar Haris sangat introvert, apalagi sudah lama Haris tak bertemu dengan kakak kandungnya.Brisya jadi penasaran seperti apa sosok kakak Haris..Mendengar Haris bercerita membuat Brisya seolah kembali ke masa-masa indahnya saat di panti. Dan entah mengapa Brisya jadi rindu pada Bu Rahmi dan Bu Shila, ia ingin sekali datang berkunjung namun pasti Aji tak akan memberi ijin. Kembali ke panti seolah membuat Aji berpikir bahw
Baca selengkapnya
Growing Old
Sejak Brisya ditinggal di Panti oleh perempuan yang ia panggil "Mami", hanya Bu Shila dan Bu Rahmilah wanita yang merawatnya hingga ia tumbuh besar dan menjadi gadis yang cantik seperti sekarang. Rasanya sangat tidak adil ketika Brisya sudah hidup mapan justru ia tak bisa membalas budi mereka berdua. Ada sesal di hati Brisya karena ia tak pernah lagi mendatangi tempatnya di besarkan ini setelah menikah dengan Aji. Brisya memperhatikan isi kamarnya yang tak banyak berubah. Bu Shila masih memajang foto Brisya kecil di atas meja belajar. Semua masih sama kecuali lemari Brisya yang kini tak ada satupun bajunya di sana. Brisya mengusap air matanya sedih, pantas saja seharian ini ia sangat rindu pada suasana panti rupanya Bu Rahmi sedang sakit. Ikatan batinnya dengan ibu asuhnya sangat kuat. Usai memastikan semua anak-anak panti tidur di kamarnya masing-masing, Brisya beranjak keluar dari Panti untuk menghirup udara segar. Dulu Brisya bisa bebas ke sana ke mari tanpa kekangan, entah menga
Baca selengkapnya
Silence
Haris menutup pintunya dengan keras. Pipinya masih terasa panas oleh tamparan kecil Brisya. Ia tak habis pikir mengapa Brisya masih saja keras kepala dan bertahan dengan Aji. Bila Brisya hanya mencintai Haris harusnya ia tidak perlu ragu untuk meninggalkan Aji, bukan?Ragu Haris membuka laci di bawah tempat tidurnya, laci itu sempat kosong karena Hendri membuang semua minumannya namun sekarang sudah di isi lagi oleh Haris. Namun bayangan wajah Brisya tiba-tiba membuat Haris urung mengulurkan tangannya untuk meraih satu botol minuman favoritnya. Sial!! Mengapa ia masih saja memikirkan Brisya!!Tadi siang saat Zunita tiba-tiba mengiriminya pesan whatsapp dan mengatakan bila Brisya sedang menuju kota kecilnya, Haris seperti mimpi di siang bolong. Ia cepat-cepat menyelesaikan pekerjaannya dan menyusul kemari. Ia tak lagi menghiraukan puluhan kilometer jarak yang harus ditempuh hanya untuk melihat Brisya. Haris bahkan sudah merindukan kekasihnya itu sejak ia mengantar Brisya pulang ke ruma
Baca selengkapnya
Responsibilty
Sejak menikah dengan Brisya, Aji memutuskan untuk menghandle restoran keluarga yang memiliki puluhan cabang di berbagai kota. Resikonya adalah ia harus berkeliling setiap minggunya untuk mengecek keperluan dan segala sesuatu di setiap restoran. Lelah? Pasti. Dan mau tidak mau Aji harus sering berpisah dengan Brisya demi pekerjaannya. Waktu bersama Brisya terasa sangat berharga meski hanya sehari dua hari. Tak pernah Aji mengeluh meski dalam satu minggu ia bisa berada di tiga kota yang berbeda. Semua ia lakukan hanya demi Brisya bisa hidup nyaman dan terjamin tak kurang satu apapun. Aji tak ingin merepotkan orang tuanya, meski tanpa bekerjapun ia bisa hidup mapan namun Aji tak menginginkan hal itu. Saat sedang sibuk mengecek tiap restorannya waktu terasa cepat berlalu, Aji kadang sampai lupa bila ia belum makan sejak pagi. Bila sudah selesai dengan pekerjaannya dan Aji harus beristirahat di hotel maka terkadang ia lupa untuk menghubungi Brisya, tidur baginya lebih penting ditengah
Baca selengkapnya
It isn't a Good Bye
Seharian ini Haris menghabiskan waktunya berdua dengan Brisya. Rasanya seperti mimpi karena Haris bahkan tak pernah membayangkan akan tiba hari di mana ia bisa berdua dengan Brisya seperti dulu di panti. Hanya berdua. Usai membantu membuat camilan anak-anak, Haris menyantap sarapan buatan Brisya dengan lahap. Ia juga membantu Brisya bersih-bersih karena Haris tidak ingin pujaan hatinya itu kelelahan. Haris menyapu, mengepel bahkan mencuci piring-piring kotor dan membersihkan kamar anak-anak. Melelahkan memang, namun ia menyukainya, terlebih setelah melihat Brisya tersenyum rasanya semua letih lenyap begitu saja. "Om, aku bikinin es teh, ya?" tawar Brisya saat melihat Haris duduk tepar di halaman belakang untuk beristirahat. Haris menoleh dan tersenyum, "Nggak usah, Briy. Nanti kamu capek. Kemarilah, temenin aku aja di sini." "Nggak capek, kok, lagian daritadi yang kerja kan Om Haris, aku cuma jadi mandor. Bentar ya aku bikinin dulu!" Brisya beringsut ke dapur dan lekas membuatka
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
7891011
...
16
DMCA.com Protection Status