Home / Pernikahan / Skandal Pernikahan Sang CEO / Kabanata 31 - Kabanata 40

Lahat ng Kabanata ng Skandal Pernikahan Sang CEO: Kabanata 31 - Kabanata 40

191 Kabanata

Bab 31. Ledakan Maut!!

Daniel, Alan dan Fellix, masing-masing telah mempunyai pembagian tugas tersendiri yang harus mereka kerjakan. Karena misi mereka sekarang adalah untuk meledakkan sebuah gedung maka tidak ada yang boleh melakukan satu kesalahan kecil sekalipun atau nyawa mereka sendiri yang akan menjadi taruhannya dan oleh sebab itulah Daniel juga melibatkan satu orang lagi anak buah kepercayaannya yang berotak jenius dan ahli di bidang alat peledak.Ketiga orang yang berpakaian serba hitam dan tertutup rapat mulai dari ujung kepala sampai ujung kaki itu mulai memasuki gedung dari pintu belakang yang sebelumnya sudah dibuka oleh kaki tangan Daniel, Fellix langsung bekerja dengan alat peledaknya sedangkan Daniel berjalan menuju ke satu ruangan yang terdapat fire alarm sambil menyeret sebuah tong sampah berisi material yang sangat mudah untuk terbakar dan tujuan Daniel melakukan itu untuk mengosongkan gedung agar tidak ada korban jiwa saat ia merobohkan gedung kemudian Daniel keluar dan menuju ke ruang C
Magbasa pa

Bab 32. Gagal Bercinta?!

Daniel tiba-tiba masuk ke dalam mobil yang tentu sangat mengagetkan Fellix dan Alan karena kedua anak buah sang CEO pikir kalau bos mereka tidak selamat maka dari itulah mereka memutuskan untuk pergi menjauh, mobil melaju kencang meninggalkan area gedung milik Marco guna menghindari masalah yang akan terjadi nantinya. Setelah merasa aman, Daniel akhirnya melepaskan masker yang menutupi hampir seluruh wajahnya, ia juga melepaskan topinya sehingga ia bisa bernapas dengan lega."Apa yang terjadi? Kenapa tuan Daniel terlambat datang?" Tanya Alan."Aku harus mengamankan staff CCTV yang masih berada di dalam ruangan," jawab Daniel."Apakah tuan baik-baik saja? Apakah tuan Danel terluka" Tanya Fellix sambil sesekali menatap spion tengah untuk memastikan keadaan Daniel.Daniel membuka perlahan jaket ketat warna hitamnya yang koyak pada bagian lengan, Daniel melihat pecahan kaca berukuran sedang menancap di lengan kekarnya. Daniel mencoba mengatur napasnya agar bisa tetap tenang karena ia aka
Magbasa pa

Bab 33. Telat Datang Bulan?

"Apa kau sudah benar-benar gila?! Kau datang ke rumahku dan mengganguku pagi-pagi, apa yang kau inginkan dariku?" Daniel menodongkan senjatanya ke arah Marco karena tidak terima dengan kelakuan Marco yang sudah sangat keterlaluan. "Bukan aku yang gila, tapi kau!! Itu kau yang menghancurkan gedungku dan Helena, 'kan?" Tuduh Marco tanpa basa-basi. Daniel tersenyum sinis lalu berkata. "Apa kau punya buktinya? Kalau kau hanya membual saja hanya untuk membuatku kesal saja lebih baik kau enyah dari hadapanku atau aku tidak akan segan-segan untuk menembak kepalamu yang tidak ada otaknya itu." "DASAR KEPARAT!! BERANI-BERANINYA KAU BERKATA SEPERTI ITU KEPADAKU!! JELAS-JELAS KAU YANG TELAH MELEDAKKAN GEDUNGKU," teriak Marco seperti orang kesetanan. "Kalau kau mau menuduh kak Daniel sebaiknya kau harus berkaca terlebih dahulu, lihatlah kelakuanmu itu yang sangat buruk!! Mungkin saja yang meledakkan gedungmu itu adalah salah satu dari musuh-musuhmu dan kau tidak bisa menuduh kak Daniel begitu
Magbasa pa

Bab 34. Tanda-tanda Hamil?!

"Apakah kamu ada tanda-tanda seperti mual, ingin muntah atau apapun itu?" Tanya Daniel dengan tatapan penuh selidik."Tidak, aku hanya gampang lelah saja belakangan ini tapi aku rasa penyebabnya karena stress. Sejak penculikan hari itu aku tidak bisa tidur nyenyak setiap malam karena terus dibayangi ketakutan," jawab Alice."Apakah perlu aku panggilkan dokter untuk memeriksamu dan memberimu obat penenang?" Tanya Daniel yang merasa sangat khawatir dengan kondisi Alice sekarang.Alice menggeleng cepat lalu ia berkata. "Tidak perlu, aku hanya ingin tidur saja karena badanku terasa sangat lelah dan aku juga membutuhkanmu untuk terus berada di sisiku."Daniel memegang tengkuk Alice, mendorongnya pelan mendekat wajahnya sehingga Daniel bisa melumat bibir ranum wanitanya dengan penuh gairah. Tangan Daniel meremas payudara Alice tanpa melepaskan ciumannya dari bibir ranum wanitanya yang sangat menggoda."Ssshh, Awwh!!" Rintih Alice kesakitan, Ia reflek menyingkirkan tangan Daniel dari payudar
Magbasa pa

Bab 35. Hamil!!

"Bagaimana keadaan Alice? Apakah dia baik-baik saja?" Tanya Daniel tidak sabaran kepada dokter yang baru saja memeriksa keadaan Alice. Sang Dokter menghela napas panjang sambil memasukkan stetoskop ke dalam tas kerjanya, bibirnya terkatup matanya bergerak memutar ke atas seakan-akan ia sedang berpikir atau mungkin sedang merangkai kata-kata yang tepat untuk menyampaikan diagnosanya kepada Daniel agar tidak memancing temperamen sang CEO yang buruk. "Hei, apakah ada yang salah? Kenapa kau tidak berbicara? Apakah Alice sakit parah?" Daniel kembali memberondong sang dokter dengan banyak pertanyaan. "Nyonya Alice sedang hamil dan usia kehamilannya memasuki minggu yang ke-tiga," ucap sang Dokter yang membuat Daniel dan Mark terperangah. "A–apa? Hamil? Alice sedang hamil ...?!!" Daniel memekik kencang untuk memastikan kalau telinganya tidak salah mendengar. "Benar, nyonya Alice sedang hamil. Akan tetapi kandungan nyonya Alice sangat lemah sehingga beliau harus banyak-banyak beristirahat
Magbasa pa

Bab 36. Rencana Jahat Marco dan Helena.

Helena tersentak kaget mendengar kabar kehamilan Alice yang dibocorkan oleh dokter Foster kepadanya, wanita itu tidak menyangka kalau Alice bisa hamil secepat ini dan itu berarti posisinya sebagai nyonya besar Myers benar-benar telah disingkirkan oleh Alice. Bahkan kekayaan Daniel yang selama ini ia incar terancam kandas karena Daniel pasti akan mengalihkan kekayaannya untuk Alice dan anaknya sedangkan dia tidak akan mendapatkan apa-apa.Rasa kekhawatiran Helena itu memang beralasan karena Daniel sudah mulai mengalihkan beberapa aset miliknya atas nama Alice, bahkan sebelum Alice dinyatakan hamil. Oleh karena itulah Helena sedang diserang kebimbangan serta ketakutan, dan yang bisa Helena lakukan adalah mencari sebuah cara agar ia bisa menyingkirkan Alice serta janin yang sedang dikandung oleh musuhnya itu."Helena ... kau sudah dengar itu, 'kan? Habislah riwayatmu, nyonya Helena Myers bisa dikalahkan oleh seorang pelacur simpanan. Sungguh sangat memalukan," hina Marco."Tutup mulut ko
Magbasa pa

Bab 37. Perhatian Daniel.

Marco dan Helena benar-benar menjalankan rencana licik mereka dengan menyuap koki yang bekerja di dapur rumah Daniel dengan sejumlah uang, mereka menyuruh sang koki untuk memasak makanan yang biasa dikonsumsi oleh penderita darah tinggi untuk menurunkan tekanan darah. Dan jika rencana Marco dan Helena berhasil maka nyawa Alice dan janin yang berada di dalam kandungannya akan melayangSebuah rencana sangat kejam dan licik tentunya, tapi hanya rencana itu yang bisa mereka jalankan saat ini untuk bisa menyingkirkan Alice agar wanita itu tidak lagi menghalangi jalan mereka untuk mendapatkan harta kekayaan Daniel yang sedang mereka incar. Pagi ini sang koki sudah mulai menjalankan aksinya dengan membuatkan sarapan yang akan dikonsumsi oleh Alice dengan menggunakan bahan makanan yang bisa membahayakan kesehatan calin nyonya Myers tersebut."Huwek ...." Alice tiba-tiba terbangun dari tidurnya dan ia langsung berlari menuju ke kanar mandi.Daniel seketika ikut terbangun saat menyadari wanitan
Magbasa pa

Bab 38. Tindakan Mark.

"Apa yang sedang kau bicarakan? Kenapa kau menyebutkan nama Alice?" Tanya Mark dengan tatapan penuh selidik.Sang koki tampak terkejut akan tetapi ia berusaha untuk tidak gugup dan bersikap setenang mungkin agar tidak memancing kecurigaan Mark, sang koki itu tetap melanjutkan percakapannya di telepon seolah-olah tidak terjadi apa-apa setelah itu ia mengakhiri panggilan telepon. Setelah itu sang koki memasang wajah tidak bersalahanya dan mulai bersandiwara."Apa yang sedang kau bicarakan?" Tanya Mark lagi sembari berjalan mendekati sang koki."Oh, Tuan Mark. Saya baru saja mendapatkan kabar kalau nyonya Alice sedang mengandung dan membutuhkan banyak nutrisi untuk kesehatan janinnya. Jadi ... saya sedang menanyakan makanan apa yang bagus untuk nyonya Alice," jawab sang koki bohong"Benarkah? Aku rasa kau sedang berbohong sekarang," ucap Mark tidak percaya."Tentu saja saya tidak bohong, saya adalah seorang koki. Saya tidak akan pernah menggunakan makanan untuk mencelakai orang lain," ki
Magbasa pa

Bab 39. Pengakuan Daniel.

Alice berjalan sempoyongan saat ia hendak kembali ke tempat tidur, kepalanya terasa sangat pusing dan berkunang-kunang, tubuhnya juga terasa gemetaran. Penglihatan Alice semakin gelap kemudian ia terjatuh ke lantai sambil memegangi perutnya. Mark seketika berlari kencang menuju ke kamar Alice, ia melewati bodyguard penjaga kamar Alice begitu saja tanpa mengatakan sesuatu, ia menerobos masuk ke kamar calon kakak iparnya dan mendapati Alice sedang terkapar tak sadarkan diri di lantai, Mark tampak sangat terkejut sehingga ia dengan cepat mendekati Alice."ALICE!!" Mark memekik kencang sehingga kedua bodyguard yang menjaga kamar Alice sontak ikut mendekati MarkMark berlari mendekati Alice, ia mengangkat tubuh Alice ke ranjang. "Cepat panggil ambulance," titahnya kepada salah satu bodyguard."Tuan Mark, apa yang terjadi? Ada apa kepada nyonya Alice?" Tanya salah satu bodyguard."Alice diracuni," jawab Mark."Cepat cari koki sialan itu!! Cepat cari koki yang bertugas memasak makanan untuk
Magbasa pa

Bab 40. Serangan Pembunuh Bayaran.

Mark sangat terkejut dengan pengakuan Daniel yang begitu mencengangkan, jujur saja saat ini ia merasa sangat kecewa dengan ulah sang kakak yang ia rasa sangat keterlaluan. Bukan hanya keterlaluan saja tapi juga sangat membahayakan bagi nyawa Alice karena Marco dan Helena pasti akan melakukan sebuah serangan pembalasan yang berkali-kali lebih kejam. Mark bahkan sudah bisa menebak kalau Marco dan Helena lah yang sudah mencelakai Alice dengan menyuruh sang koki untuk memasak makanan yang bisa membahayakan nyawa calon kakak iparnya dan juga bayi yang sedang dikandung oleh Alice.Dan Mark diam-diam menugaskan anak buahnya untuk mengawasi Alice dari kejauhan karena ia tidak ingin melihat Alice kembali celaka untuk yang ke sekian kalinya. Mark ingin marah akan tetapi ia tidak punya hak apapun untuk marah kepada Daniel apalagi ini menyangkut masalah Alice dan ia memutuskan untuk ikut menjaga Alice di rumah sakit karena firasatnya tiba-tiba tidak enak."Mark, pulanglah ke rumah biar aku yang m
Magbasa pa
PREV
123456
...
20
DMCA.com Protection Status