“Helen, tunggu.” Darren menahan tangan Helen, yang hendak menuju parkiran mobil.“Darren? Kenapa kau di sini?” Helen melepaskan tangan Darren yang menyentuh tangannya. Dia melangkah mundur, menjauh dari pria itu. Raut wajah Helen tampak terkejut melihat Darren berada di perusahaannya.“Helen, aku ingin bicara denganmu.” Darren hendak mendekat. Sontak, Helen langsung melangkah mundur, menjauh dari Darren.“Tidak ada yang perlu kita bicarakan, Darren.” Helen menatap dingin Darren, seolah dirinya enggan untuk berbicara pada pria di hadapannya itu.Darren mengembuskan napas kasar. Raut wajahnya semakin bersalah. Sudah beberapa minggu terakhir ini, dia berusaha menghubungi Helen. Tapi tidak ada satu pun respon dari wanita itu. Mulai dari telepon, pesan, semuanya diabaikan oleh Helen. Darren tentu saja memahami, Helen menghindar darinya karena kecewa atas apa yang dia katakan sebelumnya.“Helen, kita harus bicara. Aku mohon kali ini biarkan aku bicara padamu,” ucap Darren sungguh-sungguh.H
Read more