Home / Romansa / Istri Sah, sang Presdir Dingin / Chapter 111 - Chapter 120

All Chapters of Istri Sah, sang Presdir Dingin: Chapter 111 - Chapter 120

188 Chapters

Bab 111

Tapi dia juga hanya menghela nafas, membalikkan badan dan pergi.Bi Euis melihat Angkasa yang kecewa, hatinya sangat sakit. "Den, kamu tunggu sebentar, bibi akan buatkan sedikit makanan agar bisa dimakan di perjalanan. Kesehatanmu sedang kamu tidak bagus, di jamuan, pasti semuanya meminum alkohol, kamu tak akan sanggup." Bi Euis mengejar keluar.Angkasa malah melambaikan tangan. "Tidak perlu, aku tidak lapar, Bi." Setelah selesai berkata dia langsung menaiki mobil.Suara mesin mobil perlahan menjauh, Bi Euis masih mengamatinya di depan pintu, perasaan di hatinya sangatlah tidak enak. Hingga Angkasa tak terlihat lagi, Bi Euis baru membalikkan badan pergi meninggalkan tempat itu, saat tatapan matanya bertemu dengan tatapan Tasya, Bi Euis berkata dengan kesalnya. "Apakah kamu sangat menginginkan Den Angkasa keluar? Kamu sungguh wanita berhati iblis!"Tasya tidak merasa telah melakukan apapun, tapi malah mendapatkan sebutan wanita berhati iblis dari Bi Euis? Dia merasa sangat lucu. Awalny
last updateLast Updated : 2023-10-18
Read more

Bab 112

Rian langsung memanfaatkan keadaan untuk bersandar di bahu Tasya. "Mana ada lagi muka ku? Tadi sudah dipermalukan habis-habisan oleh wanita itu, sekarang masih mempedulikan nama baik?""Kamu menyalahkan aku?" Tasya melihat ekspresi wajah Rian, entah mengapa hal itu mengingatkannya pada Zayn.Ya, benar, Tasya merindukan bocah satu itu. Rian melihat Tasya terdiam dan Nampak linglung, lalu Rian bertanya. "Di sebelah pria tampan sepertiku, apa yang sedang kamu pikirkan? Tolong jangan katakan padaku bahwa kamu memikirkan si brengsek Angkasa itu, jika tidak aku akan merasa sangat sedih."Tasya kemudian tertawa lagi dan berkata. "Apa yang kamu lakukan di sini?""Si brengsek Angkasa, si perhitungan itu, si lelaki bejat yang selalu membanding-bandingkan, karena hari itu aku mengajakmu keluar untuk sarapan, belakangan ini dia seperti menggila dalam menargetkan perusahaan keluarga Permana, aku sudah hamper gila. Apakah dia tidak tidur? Apakah dia sehari 24 jam terus menerus mengawasi keluarga Pe
last updateLast Updated : 2023-10-19
Read more

Bab 113

Tak tahu bagaimana perkelahian Kokom dan Rian menarik perhatian orang sekitar, tanpa sengaja mereka mendorong seorang nenek tua hingga jatuh di tepi jalan. Orang tua itu menjerit, seluruh badannya jatuh ke tanah dan kesakitan, tampaknya situasinya sangat tidak bagus.Kokom pun tertegun.Rian mengerutkan kening, berkata pada nenek tua itu. "Hei, kamu jangan menipu! Aku tidak menyentuhmu sama sekali."Kokom baru menyadarinya, dia dan Rian sama sekali tidak menyentuh orang tua ini, bagaimana dia bisa terjatuh?Tasya berjalan menghampiri mereka."Nona Helen, jangan ke sini!" Kokom segera berkata, tapi sudah terlambat.Orang tua itu memeluk erat kaki Tasya, menangis meraung-raung. "Tolong! Mereka memukulku! Wanita ini menyuruh orangnya memukulku yang seorang nenek tua hingga terluka, dan dia ingin kabur. Dimana keadilan di dunia ini!?"Nenek tua itu sangat kuat, sama sekali tidak seperti terluka, tapi tadi jelas-jelas seperti sudah sekarat.Tasya baru menyadari, ini benar-benar sebuah peni
last updateLast Updated : 2023-10-19
Read more

Bab 114

Terdengar jelas, Angkasa sangat marah, bahkan sangat marah sekali, tapi Tasya tetap bersuara. "Angkasa, ini aku."Angkasa terdiam mendengar suara itu, dia kemudian berkata. "Di mana kamu?"Angkasa terdengar lebih tenang.Tasya berkata dengan halus. "Nenek tua itu bukan aku yang menendangnya, dia itu penipu, tapi dia memeluk erat kakiku, Rian telah menyelamatkanku. Angkasa, aku tahu ini semua salah, jika perlu, aku akan pulang sekarang juga untuk menjelaskannya."Tasya bukan orang yang takut akan masalah, dia tidak akan meninggalkan masalah kecil seperti ini.Setelah mendengar itu, Angkasa menarik nafas dan berkata. " Kamu tinggalkan Bandung dulu, kamu pulang setelah aku menyelesaikan masalah ini. Berdasarkan sifat Rian, sekarang dia pasti berencana melarikan diri. Kamu pergilah dengannya, nanti akan kuutus orang menjemputmu."Mendengar Angkasa berkata seperti ini, Tasya sedikit bingung. "Kamu menyuruhku melarikan diri? Bukan aku yang menimbulkan masalah ini. Aku—""Tasya, dengarkan ak
last updateLast Updated : 2023-10-20
Read more

Bab 115

Walaupun belum lama mengenal Rian, tapi Tasya merasa dia orang yang baik, walaupun kadang suka semena-mena. Tapi dia membedakan cinta dan benci dengan jelas, apa yang disukai, apa yang tidak disukai sama sekali tak pernah ditutup-tutupi. Apa adanya membuatnya senang berteman dengannya, tapi tak disangka suatu hari dia akan mencelakai Rian.Jika data ini benar adanya, maka mereka dalam masalah besar. Berpikir hingga ini, Tasya merasa bersalah. Walaupun semua ini dia yang memulainya, tapi semua memang karena dia."Rian, jika di kemudian hari kamu ada masalah, kamu katakan saja semua demi aku, lemparkan semuanya padaku. Aku hanya rakyat biasa, mereka mau bagaimana terhadapku, aku sudah pasrah." Tasya berkata sepatah demi sepatah kata.Rian sedikit tertegun, dan berkata. "Ini pertama kalinya aku ditolong oleh wanita. Tenang saja, kamu tak akan mendapat masalah apapun, lagipula masalah ini memang dari awal sudah menargetkanmu, siapa suruh aku berjodoh denganmu, berpapasan denganmu di panta
last updateLast Updated : 2023-10-20
Read more

Bab 116

"Kenapa tidak cocok? Kamu lihat bagian mana dari diriku yang tidak baik? Kamu katakan padaku, aku akan berubah. Demi kamu, ganti marga pun aku rela."BUK!Mendengar Rian semakin ngelantur, Tasya langsung mengambil air botol di tangannya dan memukulnya dengan botol itu, kemudian dia berkata. "Terbangkan dengan baik! aku masih ingin berjumpa anak aku.""Ya!" Rian membiarkan Tasya memukulnya tanpa perlawanan, dia hanya berkata dengan. "Pepatah mengatakan memukul adalah akrab, dan memarahi adalah cinta, Helen, ini tandanya kamu menerima kejaranku?""Rian!" Tasya sangat kesal hingga hanya bisa menahan emosi dan meneriakan namanya, mengundang tawa dari Rian.Dia seperti anak kecil, suara tawa yang bahagia itu telah mempengaruhi Tasya, membuatnya tak bisa menahan tawa, dan juga membuatnya melupakan masalah di Bandung untuk sejenak. Suasana di pesawat terlihat indah, Rian dan Tasya bercengkrama dengan penuh tawa, setelah menerbangkan pesawat hampir satu jam, akhirnya Tasya melihat sebuah laut
last updateLast Updated : 2023-10-20
Read more

Bab 117

"Itu senjata asli, benar-benar senjata asli yang berisi. Helen, aku harus berterima kasih padamu hari ini, kalau bukan karena kita sama-sama datang, aku sudah terlibat masalah. Laki-laki itu tidak akan menunjukkan belas kasihan padaku." Walau Rian tadi bercerita seperti ini, dia masih saja bisa bercanda dan tidak terlihat tegang sama sekali."Senjata Asli?" Tasya akhirnya sadar kalau dia tahu sedikit tentang Angkasa.Dia sudah menikah dengannya selama hampir 3 tahun, tapi dia tidak tahu kalau Angkasa mempunyai pulau terpencil. Dia juga tidak tahu kalau pulaunya itu adalah markas militer, dan juga Angkasa mempunyai izin untuk memiliki senjata?'Apa dia tentara militer?' Memikirkan tentang ini, Tasya menjadi ketakutan.Rian melihat apa yang dipikirkan Tasya, dan dia berkata dengan suara rendah. "Walaupun di luar dia terlihat seperti pengusaha, semua orang tahu kalau dia itu mantan tentara, yang sekarang sudah pensiun, tapi dia masih tentara yang bisa diandalkan, dan Angkasa juga memilik
last updateLast Updated : 2023-10-21
Read more

Bab 118

Rian dengan senyum berkata. "Aku yang memukulnya, banyak orang yang melihatnya juga.""Tuan Muda, kamu—""Renggangkan masalah ini untukku, bilang kalau Helen itu pacar dari Rian. Nyonya besar Diningrat ingin bertemu dengan pacarku, sebagai pacar, aku harus melindungi pacarku. Karena Angkasa, aku memikul beban ini, dia juga harus memberiku keuntungan, bukan?" Ujar Rian seperti rubah yang tersenyum.Sekretarisnya diam sejenak. "Pacar? Tuan Muda, kenapa anda—""Lakukan seperti yang kukatakan, masalah yang lain jangan dipedulikan. Bilang ke pak tua, aku akan pulang besok, hari ini aku datang ke markas militer Angkasa, aku ingin meninggalkan sesuatu untuk dia juga, dia juga dengan entengnya membiarkanku memikul beban ini." Rian menutup teleponnya dan melihat kedalam markas.Sekelilingnya dijaga oleh penjaga, melihat Rian, mereka menatapnya dengan hati-hati, mereka juga tidak punya pilihan. Rian dan Angkasa sejak kecil selalu berseteru, mereka terlalu segan.Rian bersiul dan pergi, setelah
last updateLast Updated : 2023-10-22
Read more

Bab 119

'Diminta untuk memeluk anak dari rahim Angelina, kenapa rasanya canggung sekali?' Tasya merasa frustasi memikirkan hal ini.Sebelum dia bisa bertindak, Zayn untuk bertindak duluan. "Hei, David, apa yang kamu lakukan? Dia Mamaku! Pelukan mamaku hanya untukku seorang. Jangan pernah berharap, pergilah."Zayn mendorong David menjauh.Mulut kecil David menggeram dan berkata. "Bukankah kamu ini abangku? Jadi ibumu juga ibuku? Apa yang salah kalau aku ingin dipeluk?""Hei hei hei, siapa yang bilang kalau ibuku juga ibumu? Kamu juga bukannya tidak punya ibu, kalau mau dipeluk seharusnya kamu pulang cari ibumu, ibuku hanya punyaku!" Zayn memeluk Tasya dengan erat, seperti dia takut kalau Tasya akan diculik David.Pikiran Tasya menjadi hangat karena nafasnya. "Sudah, David hanya bermain denganmu. kalau saudara seharusnya jangan pelit seperti ini."Tasya menenangkan. Tidak disangka, perasaan tidak enak David sudah hilang. Lagi pula, dia hanya seorang anak-anak, bukan?Tapi Zayn masih memeluk pah
last updateLast Updated : 2023-10-22
Read more

Bab 120

Tidak tahu kenapa, tapi melihat Zayn mengalahkan anak Angelina, hati Tasya terasa tidak tenang. "Memukulnya dengan keras, kamu tidak takut kehilangan saudaramu ini?" Tasya membersihkan wajah Zayn.Zayn dengan bangga berkata. "Tidak takut. Bagaimana anak laki-laki bisa takut akan masalah kecil? Pertemanan anak laki-laki memang seperti ini, jangan khawatirkan David, ayo pergi, aku akan membawamu bertemu Tante Adelia dan sekalian makan siang." Dia menarik tangan Tasya dan berjalan pergi. "Ayo, Ma!"Tasya ingin bertanya tentang situasi David, tapi dia melihat Dimas sudah pergi membantu David berdiri, kelihatannya kekalahan David tidak ringan."Zayn, lain kali sedikit lebih lembut, lagi pula dia juga saudaramu." Walaupun Tasya tidak memberitahunya tentang kisah hidupnya, tapi dia tidak ingin Zayn dan David menjadi musuh, dia juga tidak bisaZayn juga mengerti maksud dari Tasya. "Baiklah, aku mengerti, lain kali aku akan lebih lembut."Mendengar kata-kata Zayn, Tasya pun tidak berkata lagi,
last updateLast Updated : 2023-10-24
Read more
PREV
1
...
1011121314
...
19
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status