Besoknya, Shena turun dari ojek dan berjalan menuju kantor. Seperti biasa, dia tetap membawakan bekal untuk Arlan meskipun gosip tentangnya itu masih berlanjut. Namun, bedanya, Shena tidak lagi berdiri di depan dan menunggu Arlan seperti biasanya. Dia menitipkan bekal tersebut ke seorang satpam seperti kemarin.“Maaf, Pak, boleh saya titip ini lagi untuk pak Arlan?” tanya Shena meminta izin lebih dulu. Setelah mendapatkan izin dari sang satpam, Shena pun tidak bisa menyembunyikan rasa senangnya. “Terima kasih banyak, Pak.”“Sama-sama,” balas Pak Satpam seraya tersenyum ramah. Dia menerima tas serut berisi bekal tersebut dari tangan Shena. “Kamu ini perhatian banget, ya, sama pak Arlan. Kalau boleh tau, kamu ini siapanya beliau?”Pertanyaan dari sang satpam membuat Shena seketika terdiam, dia tidak tahu harus menjawabnya dengan kalimat apa. Benar juga, siapa dia? Orang yang dijodohkan dengan Arlan? Ya, itu memang benar. Namun, dia tidak bisa menjawabnya dengan jawaban tersebut.Satu ha
Baca selengkapnya