All Chapters of Suami Rentalku Ternyata Tuan Muda Kaya: Chapter 21 - Chapter 30

140 Chapters

Tidur Sekamar Lagi

“Loh, Rhein? Kamu nggak kerja? Di mana Sean?” berondong Veronica kala ia melihat putrinya keluar dari kamar dan menyambut kedatangannya. Alih-alih menjawab, Rhein justru segera mengunci pintu kamarnya rapat-rapat. Sean masih menenangkan diri di dalam kamarnya.“Mami ngapain ke sini? Ngapain bawa tas segala?” Rhein balik bertanya seraya mengamati tas besar yang Veronica jinjing. “Jangan bilang Mami mau menginap?”Dengan cueknya, Vero melenggang ke ruang keluarga dan meletakkan tasnya di sana. “Betul sekali! Mami akan menginap di sini sampai besok lusa!”What? Bola mata Rhein membulat dengan dongkol. Ia sudah menduga bila suatu saat Veronica pasti akan menginap di apartemennya, akan tetapi Rhein tak mengira bila itu terjadi hari ini! Ketika ia dan Sean sedang dalam mode siaga 3. “Di mana Sean? Kenapa dia nggak keluar menyambut Mami?” dengan nyalang, Veronica mengedarkan pandangannya ke sekeliling.“Sean masih mandi, Mi.”“Mandi?!” tukas Vero membeliak. “Siang-siang begini?” sambungnya
last updateLast Updated : 2023-06-21
Read more

Wanita Es Cream & Pria Pisang Goreng

Terjaga di samping wanita yang selama ini hanya bisa ia lihat dari ‘kejauhan’ dan tak tergapai, adalah anugerah yang Sean syukuri pagi ini. Ia sudah membuka mata sejak satu jam yang lalu, akan tetapi tubuhnya menolak untuk bangkit dan beranjak dari sisi Rhein yang masih pulas dalam buaian mimpi. Bibir mungil nan berisi itu bergerak-gerak secara lambat seperti sedang menikmati sesuatu, bila Sean boleh menebak, sepertinya Rhein bermimpi sedang makan atau mengomel?Sean tak bisa menahan senyumnya ketika tiba-tiba Rhein membuka mata, dua pasang netra itu saling tatap untuk beberapa detik lamanya. Rhein terpaku, terhenyak hingga tak sanggup berkata-kata. Sean yang sedang menelisik wajahnya pasti melihat sesuatu yang aneh di sana. Dengan ragu, Rhein mengusap sudut bibirnya, tak ada yang basah. Jemarinya berpindah ke sudut mata, barangkali ada dosa yang tertinggal di situ? Namun, matanya bersih karena Rhein tak mengenakan make up mata apapun sejak kemarin.“Selamat pagi, Rhein,” sapa Sean de
last updateLast Updated : 2023-06-22
Read more

Kejutan

Untuk merayakan ulang tahun Veronica, Sean dan Rhein berencana memberi kejutan pada maminya di restoran skyview -yang mereka berdua datangi kemarin. Kue tart dan menu spesial sudah Sean pesan sehari sebelum kejutan itu dilaksanakan. Tiba hari spesial itu, sejak pagi Sean sudah mengirimkan kejutan pertama pada mertuanya itu berupa buket bunga 3D yang sama besar seperti yang ia berikan pada Rhein kala itu. Bunga berbentuk inisial huruf V yang cukup besar bahkan melebihi tinggi Veronica. “Happiest Birthday Mami. From your biggest fans, Sean & Rhein.” Veronica membaca secarik kertas yang terselip di antara bunga itu. Senyuman lebar sontak menghiasi wajahnya yang baru bangun tidur. Ia memeluk buket bunga inisial raksasa itu dengan erat saking bahagianya karena mendapat kejutan sepagi ini dari anak dan menantunya.“We would like to invite you to attend our intimate dinner in the Skyview Restaurant this evening. Please, prepared yourself at seven o’clock,” baca Veronica disertai jeritan t
last updateLast Updated : 2023-06-22
Read more

Nyaris Saja!

Hidup penuh dengan misteri. Tidak ada siapapun yang tahu, apa yang akan terjadi pada beberapa hari bahkan beberapa menit ke depan. Pun begitu dengan Sean, ia tak pernah mengira akan bertemu dengan seseorang yang selalu ia hindari sejak pulang ke Indonesia. Seseorang yang telah membuatnya jadi pria yang dingin dan anti sosial sejak masih kecil. “Nyonya Chevalier, terima kasih banyak untuk sampanye-nya!” ucap Veronica ketika mereka berdua berpelukan cukup lama.Wanita berusia 70 tahun yang masih cantik dan bugar itu mengangguk dengan senyuman yang masih sangat menawan. Wangi parfum wanita itu terendus oleh indra penciuman Vero, aroma khas yang elegan dan ‘mahal’.“Selamat ulang tahun, Vero. Aku tak menyangka akan bertemu denganmu di tempat ini!” balas nyonya Chevalier setelah mengurai pelukannya, ia memperhatikan Sean dan Rhein yang ikut berdiri di belakang kawannya. “Jadi ini menantu yang kau bicarakan itu?” tatapannya tertuju pada Sean. Dengan gelapan, Veronica mengangguk. Ia lanta
last updateLast Updated : 2023-06-25
Read more

Ceroboh

Hari berganti minggu, kini Sean dan Rhein tak banyak berdebat seperti dulu. Perlahan namun pasti, Rhein mulai membuka hati pelan-pelan pada Sean. Kebaikan dan ketulusan pria itu entah mengapa membuat Rhein ingin mengenal sosok Sean lebih jauh. Hari ini hingga tiga hari ke depan, Rhein akan ke luar negeri untuk menghadiri acara bagi para CEO perusahaan yang bergerak di bidang kecantikan. Sean mengantar Rhein hingga airport dan tak beranjak sebelum pesawat ‘istrinya’ itu lepas landas. Sebenarnya Sean bisa saja ikut, akan tetapi ia khawatir mengganggu aktivitas Rhein yang pastinya akan full dengan banyak kegiatan. Lagi pula, Sean sudah berjanji pada Veronica untuk menemaninya kontrol bulanan ke rumah sakit. “Mami yakin mau langsung pulang? Tidak mau jalan-jalan dulu?” tawar Sean ketika keduanya sudah dalam perjalanan pulang. Vero menggeleng lemah. “Mami langsung pulang saja, deh. Kamu pasti capek habis nganter Rhein dari pagi belum istirahat.”“Tidak apa, kok, Mi. Saya belum capek.”
last updateLast Updated : 2023-06-25
Read more

Awal Terkuak

Pepatah mengatakan, sepintar-pintarnya menyimpan bangkai pasti baunya akan tercium jua. Saat ini, di depan mata kepalanya sendiri, Ralp menatap nanar pada beberapa kartu yang berjajar rapi di mejanya. Tiga di antaranya adalah blackcard dari bank yang berbeda-beda, sementara yang lain adalah kartu member VVIP dan kartu ATM bank lokal. Di antara benda eksklusif itu, hanya jam tangan itu yang tampak biasa saja dengan merek yang tak familiar. Namun, setelah Ralp mencari tahu tentang merek arloji itu, ia semakin tercengang tak percaya. Jam tangan yang diproduksi di Prancis secara eksklusif itu pun ternyata berharga cukup fantastis. Jadi, siapa sebenarnya Sean Alexander ini? Bahkan kartu identitasnya saja beralamat fiktif. Itu berarti ia cukup berpengaruh untuk membuat identitas palsu.Bila mendengar cerita tentang Sean dari sisi Veronica, tak ada hal yang patut dicurigai secara berlebihan karena pria itu memperlakukan mertuanya dengan baik. Pun begitu dengan Rhein, sahabatnya itu sudah be
last updateLast Updated : 2023-06-27
Read more

Tamu Tak Diundang

Sejak pulang dari apartemen Ralp, Sean mengurung diri di kamar. Menjelaskan tentang siapa dirinya pada orang lain ibarat menguak kembali kenangan yang ingin yang kubur dalam-dalam. Meskipun hanya menjelaskan tentang latar belakang keluarganya, Sean merasa trauma. Mengingat kembali bila dirinya adalah seorang tuan muda di keluarga konglomerat Chevalier membuat Sean muak. Suara denting pesan di ponsel Sean membuatnya menoleh pada benda pipih yang ia geletakkan begitu saja di meja nakas. Hanya ada empat orang yang tahu nomor ponselnya, Mr. Josh selaku Direktur Agensi Rental Suami, Veronica, Rhein dan Ivan. Dengan malas, ia meraih gadget pipih itu dan seketika membeliakkan mata penuh binar melihat sebaris nama yang muncul di layar. Sebuah pesan dari Rhein membuatnya kembali bersemangat.[Hai, Sean! Maaf baru membalas pesanmu. Sejak kemarin aku sibuk sekali, sampai di hotel aku langsung tidur dan baru sempat membaca pesanmu sekarang. Terima kasih sudah mengingatkanku untuk nggak telat-tel
last updateLast Updated : 2023-06-27
Read more

Adena

Setelah bertemu neneknya di restoran kala itu, Sean pikir hidupnya sudah tenang dan sang nenek tak akan lagi mengganggunya. Namun, hal yang lebih menakutkan rupanya sedang berdiri di balik pintu. Saat Sean melihat seraut wajah -yang sudah setahun ini menghilang, tiba-tiba muncul di layar door screen apartemen, tubuhnya lemas seketika.“Siapa, Sean?” teriak Rhein dari meja makan ketika suara bel itu kembali berdenting. Sean tersentak, ia menelan salivanya dengan gugup dan menoleh pada Rhein yang mengawasinya dari ruang makan. “Temanku! Aku akan keluar sebentar, Rhein. Satu jam lagi aku kembali!” Tanpa menunggu jawaban ‘istrinya’, Sean lantas berbalik dan bergegas membuka pintu.Wajah manis yang mirip dengannya sontak tersenyum ceria kala melihat orang yang sedang ia rindukan muncul dari balik pintu. Ia merentangkan tangan dan bersiap untuk membuka mulut. “Kak De—hmp.” Ucapannya tertahan setelah Sean dengan sigap membekap mulut gadis itu. Dengan segenap kekuatannya yang masih ters
last updateLast Updated : 2023-06-28
Read more

Berkenalan dengan Adik Ipar

Hingga malam, Sean belum juga kembali ke apartemen. Rhein yang mulai cemas, menjadi semakin panik ketika telepon Sean juga tak aktif. Sambil menunggu di ruang keluarga, Rhein mencoba menghubungi nomor maminya, akan tetapi ternyata Sean juga tak ada di sana. Selama empat bulan menikah dengan Sean, baru kali ini Rhein tahu bila pria itu memiliki teman. Mungkin karena Rhein terlalu sibuk dengan pekerjaan dan tak pernah tertarik pada kehidupan Sean, sehingga ia benar-benar tak tahu menahu tentang kehidupan di sekitar 'suaminya' itu.Jam sepuluh malam, ketika Rhein sudah benar-benar lelah menunggu, Sean akhirnya datang. Ia terkejut ketika melihat Rhein berada di depan televisi sambil melahap pizza. "Kenapa kamu belum tidur?" protes Sean sambil beringsut duduk. Wanita yang mulai kelaparan itu mendengus sambil memperhatikan Sean. "Kamu pikir aku bisa enak-enakan tidur setelah pria yang berjanji akan pulang dalam waktu satu jam, malah pulang tujuh jam kemudian!" omel Rhein jengkel.Menyadar
last updateLast Updated : 2023-06-28
Read more

Undangan Makan Malam

“Sean.”“Hm.”“Apa kamu marah? Seharian ini kamu mendiamkan aku!” keluh Rhein dengan wajah cemberut.Keduanya kini sedang duduk di meja makan untuk menikmati makan malam yang sudah Sean masak. Seporsi Spageti Aglio Olio untuk Rhein dan seporsi nasi serta Ratatoulie untuk Sean yang sedang tidak ingin makan daging-dagingan. “Tidak. Kenapa aku harus marah?” sahut Sean acuh sembari menyantap sesendok demi sesendok makan malamnya.“Mungkin saja kamu marah karena aku memarahimu karena pulang terlambat kemarin!” cerocos Rhein dalam sekali helaan napas.“Tidak. Aku tidak marah.” “Tapi kamu ngambek!” tandas wanita yang kini lebih banyak bicara itu.Sean menarik salah satu sudut bibirnya dengan terpaksa. Ia meletakkan sendoknya di piring dan menatap Rhein dengan lekat. “Bukankah kamu memintaku untuk menjaga sikap? Aku sedang melakukan perintahmu saat ini. Menjaga sikapku ketika sedang berhadapan denganmu atau tidak,” terang Sean lugas.“Ck!” Rhein berdecak. “Rupanya kamu benar-benar pria ya
last updateLast Updated : 2023-06-28
Read more
PREV
123456
...
14
DMCA.com Protection Status