All Chapters of Suami Rentalku Ternyata Tuan Muda Kaya: Chapter 31 - Chapter 40

140 Chapters

Makan Malam Bersama Chevalier

Meskipun terpaut usia 7 tahun, hubungan Dean dan Adena sangat dekat secara batin. Pun setelah kedua orang tua mereka meninggal dalam kecelakaan pesawat ketika keduanya masih kecil, Dean semakin over protektif pada sang adik. Bahkan lalat yang menempel di makanan Dena, akan Dean habisi tanpa ampun sampai tujuh keturunannya. Sejak Angela meninggal, Adenalah yang selalu menemani Dean melalui masa-masa terpuruk yang mengharuskan pria itu rutin menemui psikiater. Selama kurun waktu dua tahun, Dena melihat perjuangan sang kakak untuk sembuh dari rasa trauma dan bersalah. Dan kini, setelah Dena mengetahui bila Dean mengubah identitasnya hanya demi menjadi suami sewaan seorang wanita yang sekilas mirip dengan mendiang Angela, hatinya ikut hancur dan remuk redam. Ibarat sudah berhasil melampaui 7 langkah, Dean kini malah mundur 9 langkah. Dena paham bila Dean ingin hubungan yang baru untuk menebus rasa bersalahnya pada Angela. Namun, melihat perjuangan sang kakak yang telah mati-matian ber
last updateLast Updated : 2023-06-30
Read more

Extra Strong

“Ivan!” Langkah tegap pria yang sedang sibuk mengecek data-data di layar tabletnya itu terhenti, ia menoleh pada seseorang yang baru saja memanggilnya. “Ya, Nona?” Adena menyodorkan sebuah pigura foto pada asisten sang kakak dan menunjuk lorong yang ada di sisi kanan tubuhnya. “Pasang ini di antara lukisan di sana!” perintahnya singkat, padat dan jelas. Ivan memperhatikan pigura foto yang kini berpindah di tangannya, ada foto masa kecil nona dan tuan mudanya di pigura ini. “Tapi Nona, ini, kan?” “Pasang saja, Ivan. Kak Dean tidak akan memperhatikannya!” tukas Adena memaksa. “Nyawa saya yang akan jadi taruhannya, Nona. Saya ...” “Akh, kamu cerewet sekali!” Dengan gesit, Adena merampas kembali pigura itu lantas membawanya ke lorong yang akan dilewati oleh sang kakak dan kakak iparnya nanti. “Nona, ini terlalu beresiko.” “Tidak akan! Kak Dean bukan tipe pria yang teliti pada sesuatu yang sudah ia hafal di luar kepala. Cepat, turunkan lukisan itu dan ganti dengan pigura ini!”
last updateLast Updated : 2023-07-02
Read more

Hampir Saja

“Apa yang kau taruh di minumannya, Dena!” dengus Sean sembari menunjuk Rhein yang telah terkapar di kursi taman ditemani oleh sang nenek.Adena tak bisa menahan tawanya ketika melihat kakak iparnya sudah teler berat. “Bukankah itu kesempatan emas untukmu, Kak?”Dengan geram, Sean menghembuskan napasnya kasar. “Aku tidak pernah memanfaatkan kesempatan apapun meskipun aku bisa melakukannya kapan saja!”“Benarkah? Sayang sekali!” cibir Adena terkekeh.“Bukankah aku sudah bilang jangan dekati Rhein! Kamu bebal sekali!” Sean beringsut dan menghampiri Rhein yang sudah tidak sadarkan diri.“Aku hanya mau membantumu, Kak! Jangan salah paham dulu.”“Aku tidak butuh bantuan kalian!” hardik Sean sembari berbalik dan menatap adiknya dengan tajam.Nyonya Chevalier terkejut mendengar teriakan cucu lelakinya itu, ia lantas bangkit dan mendekat pada kedua cucunya yang saling mematung berhadapan itu.“Dean.”“Sean! Panggil aku Sean. Sudah kubilang Dean sudah mati!” potong Sean kesal.Tatapan Adena dan
last updateLast Updated : 2023-07-02
Read more

Aku Minta Maaf!

Silau. Sinar matahari yang menerobos melalui celah vitrase membuat Rhein enggan membuka mata. Sambil mendengus, Rhein memaki dirinya sendiri yang lupa tak menutup tirai gorden semalam. Rasa pening yang berkelebat, membuatnya semakin malas untuk bangkit. Rhein mencoba mengingat-ingat apa yang terjadi padanya semalam, mengapa ia tidur dengan masih mengenakan gaun? Bahkan jam tangan dan perhiasan di telinganya masih lengkap.Semalam, ia dan Sean diundang makan malam oleh keluarga Chevalier. Mereka makan sambil mengobrol lantas minum-minum di bar dekat kolam renang. Lalu setelah itu ... Dengan gemas Rhein memukul kepalanya sendiri yang tak bisa mengingat apapun setelah menenggak segelas coctail itu. Bahkan percakapan terakhir dengan Nyonya Chevalier saja tak bisa ia ingat dan berlalu begitu saja bagai angin. Karena kesal sendiri, Rhein akhirnya bangkit dengan gontai. Masih tersisa hang over yang membuat kepala dan tubuhnya ringan seperti melayang. ‘Minuman sialan!’ gerutu Rhein dalam ha
last updateLast Updated : 2023-07-02
Read more

Dia Datang?

Dua hari ini, Sean lebih banyak menghabiskan waktunya dengan berolahraga. Menurut psikiater yang pernah menanganinya semasa di Prancis, cara terbaik untuk menyalurkan kegundahan hati adalah dengan melakukan hobi dan berolahraga. Hobi Sean memasak, dan dia masih kesal melihat Rhein yang selama weekend ini menghabiskan waktunya di rumah. Jadi, untuk menghindari ‘istrinya’ itu, Sean menyibukkan dirinya dengan berolahraga di luar. Tak sepantasnya Sean merasa kesal, ia sadar bila amarahnya adalah hal bodoh dan sia-sia. Namun, mengingat betapa Rhein merindukan sentuhan lelaki itu, hatinya terasa ngilu. Bila Rhein rindu, bukankah itu berarti mereka pernah melakukan hubungan terlarang itu? Seperti dirinya dan Angela dulu ...“Damn!” sungut Sean kesal. Pikiran-pikiran negatif menggerogoti dirinya yang tak siap menerima kenyataan bila Rhein masih mencintai pria itu. Membayangkan Rhein pernah seranjang dengan Harvey membuat perut Sean terasa mual. Sean tak rela, padahal ia sendiri adalah lela
last updateLast Updated : 2023-07-06
Read more

Pria Bernama Harvey

Tak bisa tidur nyenyak selama tiga hari ini membuat Sean semakin senewen. Lingkaran hitam di kedua matanya seolah mempertegas keadaannya yang sedang tak baik-baik saja. Sean tersiksa sendiri dengan cinta yang ia pendam diam-diam. Sambil sesekali memperhatikan mata pandanya dari kaca spion, Sean melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi. Ia baru saja mendapat pesan dari Adena bila adiknya itu menunggunya di sebuah cafe. Sean hanya memiliki waktu satu jam untuk datang tepat waktu atau Adena akan nekat menjemput ke apartemen Rhein. Panggilan telepon dari Ivan bahkan berdering sejak sepuluh menit yang lalu. Sean tak berniat untuk mengangkatnya karena panggilan itu pasti atas perintah Adena. Tiba di cafe yang di tuju, Sean lekas memarkir mobilnya dan melompat turun dengan tergesa-gesa. Ia tiba di 10 menit terakhir dari batas waktu yang diberikan Adena. Tak ingin membuang waktu lebih lama, Sean meringsek masuk ketika seorang waitres membukakan pintu. Sepasang muda mudi yang sedang be
last updateLast Updated : 2023-07-06
Read more

Tidak Mau Putus!!

"Apa maksudmu dengan tidak mau putus!?" geram Sean kehilangan kesabaran.Saat ini Sean dan Adena telah berada di mansion. Sean sengaja tak pulang ke apartemen demi menunggu Adena dan menginterogasi adiknya itu. Di ruang keluarga, Sean mengunci pintu agar sang nenek tak mendengar perdebatan mereka. Marah adalah reaksi pertama Sean ketika Adena menolak untuk putus dengan Harvey. "Aku berhak pacaran dengan siapapun, Kak. Seperti kamu juga berhak menikah dengan Kak Rhein!" "Kasusku dan Rhein berbeda, Dena. Kami sudah sama-sama dewasa." Sean mulai memijat kepalanya yang berdenyut-denyut pening. "Aku juga sudah dewasa, Kak. Usiaku sudah 23 tahun. Kau melarangku memacari Ivan dan sekarang juga melarangku dekat dengan Harvey?" tampik Adena tak mau kalah."Kau ..." hardik Sean kehilangan kata-kata, ia berpaling setelah sekian menit tak lepas menatap sang adik dengan tatapan tajam. Atmosfir mencekam di ruangan itu begitu kentara hingga Ivan -yang sedang berdiri di luar- ikut bergidik dan m
last updateLast Updated : 2023-07-11
Read more

Mabuk Sampai Pagi

Semakin matahari bergerak ke barat, semakin ceria pula suasana hati Rhein. Rasa tak sabar untuk bisa segera berjumpa dengan Harvey sudah sampai di ubun-ubun. Bahkan setiap detik yang ia lalui terasa sangat lama dan menjemukan. Tepat pukul lima sore, Rhein melesat pergi tanpa menunggu Celia membacakan jadwalnya untuk esok hari. Ia hanya melambaikan tangan pada sekretarisnya itu sebagai kode bila sedang terburu-buru dan tak ingin diganggu. "Ponsel anda ketinggalan, Miss ...."Perkataan Celia tertelan angin karena Rhein sudah lebih dulu masuk ke dalam lift, sementara ponsel yang tadi di cas di meja malah ditinggal begitu saja. Tiba di sebuah cafe yang cozy, rupanya Ralp dan Harvey sudah lebih dulu sampai dan mengobrol di dalam. Sejak turun dari mobil, Rhein tak bisa menahan rasa gugupnya yang mendadak timbul. Beberapa kali ia harus menghembuskan napas panjang agar tak terlihat konyol di depan Harvey. 'Calm down! Ini hanya makan malam biasa!' batin Rhein pada dirinya sendiri. Namun,
last updateLast Updated : 2023-07-11
Read more

Belalai Berbulu

Sepanjang malam itu, Sean tetap berada di samping Rhein yang meneguk berseloki-seloki vodka. Ralp juga ikut minum hingga dua sahabat itu mabuk berat. Sean membiarkan Rhein menikmati waktunya, menghabiskan malam dengan menari di lantai dansa hingga tubuhnya lemas dan berakhir pingsan karena kelelahan. Setelah mengantar Ralp pulang ke apartemennya, Sean pun membawa Rhein pulang ke apartemen mereka berdua. Dengan menggendong Rhein ala bridal style, pria bersorot mata tajam itu membopong istrinya hingga ke kamar. Sesekali terdengar suara rintihan Rhein yang memilukan, bergantian dengan isakan tangis sambil mengutuk nama Harvey berulang kali. Selama di kelab tadi, Sean sengaja tak banyak minum karena khawatir pada keadaan keduanya bila sama-sama mabuk. Seminggu lalu, tak mabuk saja Sean bisa berciuman dengan Rhein, apalagi bila mereka berdua mabuk! Sean takut tak bisa menahan diri, ia tak ingin kehilangan kontrol. Setelah menidurkan Rhein dan menyelimutinya, Sean beringsut kembali ke ka
last updateLast Updated : 2023-07-24
Read more

Sentuhlah Aku!

Bukan main rasa bahagia yang Sean rasakan ketika Veronica tiba-tiba datang dan memutuskan untuk menginap. Wajah gugup yang Rhein tampakkan ketika mereka berdua menyambut kedatangan Vero, seolah menggambarkan betapa wanita itu sangat tak siap untuk tidur sekamar lagi dengan Sean. "Tidurlah. Aku tidak akan melakukan apapun padamu meskipun kamu telah melihat semua yang ada di tubuhku." Sean memperhatikan Rhein yang sejak tadi nampak gelisah di atas ranjang yang sama dengannya. Tiap kali Veronica datang dan bermalam di apartemen, keduanya akan tidur seranjang seperti selayaknya suami-istri sungguhan. Dan sialnya, Veronica selalu datang di waktu yang tidak tepat. "Bukan salahku, Sean! Kamulah yang bersalah karena telah membawaku ke kamarmu!" tuduh Rhein kesal sembari tetap memunggungi 'suaminya'. "Kamu bisa memeriksa CCTV bila masih tak percaya padaku, Rhein." "Cih! Males banget!""Lagi pula untuk apa aku membawamu ke kamarku? Bila memang aku mau berniat buruk padamu, aku bisa melakuk
last updateLast Updated : 2023-07-24
Read more
PREV
123456
...
14
DMCA.com Protection Status