หน้าหลัก / Rumah Tangga / Wanita Simpanan Suami Orang / บทที่ 41 - บทที่ 45

บททั้งหมดของ Wanita Simpanan Suami Orang: บทที่ 41 - บทที่ 45

45

Bab 41 

*** Tentu saja tidak ada siapa pun yang Adit temukan di kontrakan mungil Senja saat dia sampai di sana, karena Senja sedang berada di masjid. Adit pun tampak kesal. Dia bahkan tak segan mengumpat karena tak melihat keberadaan pujaan hatinya. Adit tidak tahu kalau Senja telah bertaubat. Wanita itu kini fokus dengan ibadahnya. Dia tak ingin mengecewakan Andra dan suaminya di alam lain sana. Di depan gang kontrakan Senja yang sempit, Adit menunggu Senja pulang meskipun dalam keadaan kesal. Sampai akhirnya sekitar pukul Sembilan malam Senja menampakan batang hidungnya. Betapa terkejutnya Senja melihat keberadaan Adit di depan gang kontrakannya. “Mas Adit ngapain di sini?” tanya wanita itu masih dengan intonasi suaranya yang biasa. Tak ada emosi di sana meskipun dia tak suka melihat keberadaan Aditya. Mendengar suara Senja, Adit yang tadinya sedang menunggu di dalam mobil sambil memejamkan mata pun tampak terkejut. Matanya terbuka lebar, lalu disusul tebukanya pintu mobil hingga dirin
last updateปรับปรุงล่าสุด : 2024-08-03
อ่านเพิ่มเติม

Bab 42

***Senja merasa jantungnya berdegup kencang setelah pintu kontrakannya tertutup rapat dari dalam, meninggalkan Adit yang masih terpaku di tempat yang sama. Senja menggeleng, mengabaikan keberadaan lelaki beristri itu adalah hal yang sudah seharusnya dirinya lakukan.Sementara di luar, akhirnya Adit menyerah. Adit meninggalkan kontrakan Senja dengan perasaan yang penuh beban. Sepenuhnya Adit sadar Senja menjauh, dan alasan wanita itu menjauh pun dapat Adit mengerti. Senja tak ingin merusak bahtera rumah tangga yang saat ini masih mengikatnya bersama Nayra.Setidaknya itu yang Aditya pikirkan.***Tika baru saja selesai dengan urusannya ketika jam di ponselnya menunjukkan pukul dua pagi. Wanita itu menghela napas dengan berat. Kadang dia lelah dengan pekerjaannya ini, tetapi ke mana dirinya harus pergi jika ingin berhenti. Dia hidup sebatang kara. Tak ada siapa-siapa yang bisa dirinya andalkan.Tika juga tak sekuat Senja yang sanggup hidup dalam kekurangan. Dia suka kemewahan meskipun
last updateปรับปรุงล่าสุด : 2024-08-10
อ่านเพิ่มเติม

Bab 43

Bab 43***“Itu! Mobil putih di depan yang aku lihat pergi dari depan gang kontrakan Senja!” ujar Tika setelah merasa yakin mobil berwarna putih yang bergerak tak lazim di depan sana.“Mbak yakin tidak salah menuduh?” tanya Abrisam memastikan.Tika menganggukkan kepalanya. Dia yakin sekali mobil itu lah yang tadi dirinya lihat meninggalkan kontrakan Senja setelah menyeret Senja ke dalamnya. “Benar! Aku nggak mungkin salah,” ucapnya.Abrisam kemudian meminta pak Parman untuk sedikit menaikan kecepatan. Tak usah ragu dengan keandalan Pak Parman dalam menyetir meskipun dia tidak muda lagi. Pria itu memiliki pengalaman yang dapat diandalkan.Mobil pun bergerak cepat memepet minibus merk Toyota berwarna putih tersebut. Namun, tak terlalu dekat agar tidak ketahuan.“Tetap hati-hati Pak,” pinta Abrisam. Bagaimanapun juga dia tak ingin membahayakan nyawa siapa-siapa dalam misi penyelamatan ini.Pak Parman mengangguk paham akan kekhawatiran gus Isam.Sementara Tika terlihat semakin gelisah. Ja
last updateปรับปรุงล่าสุด : 2024-10-14
อ่านเพิ่มเติม

Bab 44

Kantuk yang terus menyeret gus Isam ke dalam mimpi perlahan pergi saat samar-samar dia mendengar suara seseorang mengaji. Abrisam mencoba membuka kelopak mata hingga cahaya tajam menembus retinanya. Seketika itu pula gus Isam kembali mengatup kelopaknya. Cukup jelas lelaki berperawakan tampan itu mendengar suara teriakan. Mengatakan bahwa dia sudah siuman. Lalu derap langkah ikut memasuki ruangan.Abrisam tak merasa heran, mengingat hal terakhir yang terjadi padanya adalah dihunus benda tajam. "Alhamdulillah. Kamu akhirnya siuman, Nak. Bagaimana perasaanmu sekarang?" tanya kyai kepada satu-satunya putra yang tersisa. Perlahan Abrisam kembali membuka mata. Kali ini cahaya tak begitu sakit menusuk retinanya. Mungkin karena mulai terbiasa. "Alhamdulillah, Abi. Maaf membuat semua orang khawatir," jawabnya masih dengan suara yang lemah. Nyai menangis di sisi gus Isam. Ibu mana yang tak khawatir saat mendapati putra semata wayang terluka karena menyelamatkan seorang wanita? Namun, dia t
last updateปรับปรุงล่าสุด : 2025-01-27
อ่านเพิ่มเติม

BAB 45

Tatapan mata Senja beradu dengan punggung gus Isam yang menjauh perlahan dari ruang rawatnya. Senja menyadari apa yang terjadi. Dia tahu gus Isam mendengar ucapannya karena sejak awal dia sadar akan kedatangan lelaki itu. Namun, Senja memang tak berniat menghentikan apapun yang ingin dia ucapkan agar gus Isam juga ikut mendengarkan. "Senja, kamu mendengarku?" Merasa tidak ada tanggapan, Adit mencoba membuat menarik perhatian Senja lagi. Seketika itu pula Senja tersadar lalu kembali menoleh kepada Adit. Senja menatap pilu kepada Adit. "Mas, aku ingin sendiri. Tolong pergilah," pintanya. "Pergi dan jangan kembali." Dua kali Senja memintanya untuk pergi seperti ini. Dulu ketika kehilangan Andra pun Senja mengatakannya. Adit mengingatnya dengan jelas, tetapi sekali lagi dia tidak bisa melepas Senja. Apapun akan Adit lakukan agar Senja menerimanya."Kamu istirahat dulu, Mas akan panggilkan Tika." Tanpa menunggu balasan dari Senja, Adit membalikan badan lalu melangkah pergi dari sana.
last updateปรับปรุงล่าสุด : 2025-03-14
อ่านเพิ่มเติม
ก่อนหน้า
12345
สแกนรหัสเพื่ออ่านบนแอป
DMCA.com Protection Status