Abah Abdullah menatap sejenak putranya yang saat ini tengah menatap ke arah lain. Ia tahu bahwa putra bungsunya itu belum siap untuk menikah. Apalagi dilihat dari wajah Rayyan, pria itu menunjukkan kalau dirinya tak suka dipaksa. "Ehem!""Kalau saya pribadi, lebih menyerahkan semua keputusan ini kepada Rayyan. Karena Rayyan yang akan menjalani rumah tangganya, bukan kami. Kalau kami ya setuju-setuju saja, kiai. Saya juga senang apabila berbesanan dengan kiai."Kiai Mustofa tersenyum ramah. "Bagaimana Ray? Kamu mau melanjutkan ta'arufnya tidak?"Ada helaan nafas berat dari Rayyan. Jannah menatap Rayyan yang tengah melihat ke arah lain itu. Hati Jannah ketar-ketir, padahal ia sudah merasa sangat cocok dengan Rayyan. Jannah menggigit bibir bawahnya untuk menekan kegelisahan dalam hatinya. "Maaf, saya tidak bisa melanjutkannya." Deg! Semua orang melongo dibuatnya, terutama Jannah. Kedua manik wanita cantik berhijab itu mulai mengembun. Ia meremas kuat ujung hijab panjang yang ia kena
Last Updated : 2024-01-29 Read more