Home / Romansa / THE JERK IN LOVE / Chapter 11 - Chapter 20

All Chapters of THE JERK IN LOVE : Chapter 11 - Chapter 20

38 Chapters

11. Tidur Sekamar

Chapter 11Tidur SekamarSetelah makan malam dan sedikit berbincang-bincang dengan kakeknya, Xavier pergi ke ruang belajar pribadinya. Ketika masih duduk di bangku sekolah dan universitas, ia adalah seorang yang sangat tekun dalam belajar begitu pula setelah terjun langsung memegang beberapa perusahaan milik keluarga Xarxas, Xavier pun tidak kalah tekun dan serius dalam pekerjaannya sehingga terkesan seperti seorang penggila kerja. Xavier juga tidak suka bergaul sejak dulu, ia bahkan hanya mengingat nama beberapa orang yang pernah satu kelas dengannya dan sekarang hanya memiliki beberapa orang teman yang bisa dibilang lumayan akrab dengannya. Itu pun karena koneksi bisnis dan keluarga, salah satunya adalah Jasmine.Itulah sebabnya ketika Jasmine menawarkan diri menjadi sekretaris pribadinya, ia tidak perlu berlama-lama mengambil keputusan untuk menerimanya karena dirinya memang memerlukan seseorang yang mengerti dirinya di sampingnya. Dibandingkan harus berurusan dengan orang lain
last updateLast Updated : 2023-08-04
Read more

12. Penuh Sandiwara

Chapter 12Penuh Sandiwara Andrea memeriksa barang-barangnya di kamar yang ditempati sebelum Xavier menikahnya, di sana hanya tinggal buku-buku dan laptopnya. Rupanya Xavier tidak bermain-main dengan ucapannya, pakaian lamanya benar-benar sudah tidak ada. Andrea menghela napas jengkel, tetapi masih terlalu pagi jika harus berdebat dengan Xavier dan itu akan mengakibatkan suasana hatinya hanya akan memburuk sepanjang hari. Pria sombong itu tidak berhak membuatnya sakit jiwa, pikir Andrea.Dengan gusar Andrea mengemasi buku-bukunya ke dalam tas yang lagi-lagi baru, tote bag dari Christian Dior yang harganya tentu saja tidak masuk akal jika dikenakan oleh seorang pengendara mobil bobrok sepertinya. Benar-benar pria sombong yang tidak punya nalar, batin Andrea kesal.Namun, ia tidak akan melakukan protes karena yakin jika hasilnya akan sia-sia. Ia menghela napas panjang seraya berpikir jika hari-hari yang akan ia hadapi di rumah itu mungkin lebih berat dari apa yang ia pikirkan. Xavi
last updateLast Updated : 2023-08-08
Read more

13. Nyonya Muda

Chapter 13Nyonya MudaAndrea menatap Xavier dengan perasaan jengah, ingin sekali rasanya menyombongkan diri jika ia menyelesaikan sekolah menengah pertama dan sekolah menengah atas dalam waktu empat tahun saja. Juga beasiswa masuk ke fakultas kedokteran di universitas bergengsi sehingga di usia dua puluh tahun dirinya sudah akan mengikuti ujian kompetensi, ia bahkan dulu merupakan mahasiswa termuda di angkatannya. Namun, Andrea memutuskan untuk tidak mengatakannya. Percuma saja, batinnya karena dengan kesombongan Xavier, Andrea yakin pria itu tidak akan terkesan atas pencapaiannya. Andrea menghela napasnya dalam-dalam seraya menatap jalanan yang kebetulan di depan mereka adalah halte bus. “Berhenti di sini,” ucap Andrea seraya menepuk sandaran kursi sopir di depannya, sopir pun mengurangi kecepatan mobil dan menyalakan lampu sein ke kiri. “Siapa yang mengizinkanmu menghentikan mobil?” tanya Xavier dengan nada dingin kepada sopirnya.Andrea mengalihkan pandangannya kepada Xavier d
last updateLast Updated : 2023-08-13
Read more

14. Ingin Menghindari Xavier

Chapter 14Ingin menghindari Xavier Jasmine berdiri di depan mesin pembuat kopi, setelah pertemuan dengan salah satu orang kementerian perdagangan ini adalah ke dua kalinya Xavier memintanya membuatkan kopi. Xavier tidak pernah seperti itu, kecuali suasana hatinya sedang tidak baik atau kelelahan dan yang Jasmine lihat hari ini adalah bukan suasana hati Xavier yang sedang buruk. Xavier kelelahan.Jasmine tidak berani menerka-nerka, sepanjang malam ia telah berusaha sebaik mungkin agar hatinya tidak remuk membayangkan Xavier dan Andrea tidur di kamar yang sama dan mungkin melakukan hubungan suami-istri. Rasa tidak rela pria yang amat dicintainya bercumbu dengan wanita lain bak kawat berduri yang melilit jantungnya. Namun, dirinya tidak berdaya. Hanya bisa menangis dalam diam di kamarnya.Ketika dirinya mengusulkan agar Xavier menikahi wanita sembarang asalkan dapat memenuhi tuntutan keluarganya yang menginginkan keturunan dari satu-satunya penerus keluarga Xarxas, Xavier bahkan tidak
last updateLast Updated : 2023-08-22
Read more

15. Tidak Berperasaan

Chapter 15 Tidak Berperasaan Ketika Andrea membuka pintu kamar, Xavier baru saja keluar dari kamar mandi dan pria itu hanya mengenakan handuk yang melilit di pinggangnya. Mempertontonkan dadanya yang bidang, lengan yang kokoh, dan perut yang berotot. Sangat indah dipandang apa lagi dengan wajahnya yang rupawan sehingga Andrea berpikir dewa-dewa Yunani sedang cemburu karena keindahan yang Xavier miliki.Namun, sorot mata dingin Xavier membuat Andrea mengutuk dirinya sendiri yang sempat mengagumi kesempurnaan yang dimiliki Xavier, jelas pria itu akan segera membuka mulut untuk berkhotbah karena masalah makan siangnya. “Ke mana saja kau?” ucap Xavier dan tatapan dinginnya beralih pada barang beberapa tas belanja berukuran sedang yang dipegang Andrea. “Bukankah kau menyuruhku berbelanja hari ini?” jawab Andrea dengan sewot, jengkel karena hampir setengah tabungannya yang dikumpulkan dengan susah payah dari hasil kerja paruh waktu harus dibelikan barang-barang yang seharusnya tidak perl
last updateLast Updated : 2023-11-17
Read more

16. Hasrat yang Asing

Chapter 16 Hasrat yang AsingXavier tidak memedulikan Andrea yang tampak cemberut dan bermuka masam saat mengambil selimut dan bantal kemudian naik ke atas sofa, memasang penutup mata yang berbentuk panda kemudian merebahkan tubuhnya.Ekspresi cemberutnya lumayan menggemaskan juga, pikir Xavier yang diam-diam melirik semua gerak-gerik Andrea tanpa satu pun terlewatkan. Ia kembali memfokuskan matanya pada jejeran huruf di buku yang dipegangnya dan setelah tiga puluh menit berlalu Xavier menutup buku kemudian diam-diam melirik Andrea yang meringkuk di sofa. Wanita itu sepertinya sudah terlelap, terlihat dari napasnya yang teratur dan tidak ada pergerakan sama sekali.Bibir Xavier menyunggingkan senyum tipis seraya kepalanya menggeleng pelan. Bisa-bisanya Andrea tertidur dalam hitungan menit, pikirnya. Sementara dirinya setiap malam harus susah payah membuat mayanya lelah barulah dapat memejamkan mata hingga merasa sedikit iri melihat Andrea yang terlihat tidak memiliki beban apa pun
last updateLast Updated : 2023-11-19
Read more

17. Menjemput Andrea

Chapter 17Menjemput Andrea “Xavier, dari mana saja kau?” tanya Jasmine kepada Xavier ketika Xavier muncul di depan ruang kerjanya. Xavier baru datang ke kantornya hampir pukul dua belas dan tidak memberitahu Jasmine jika ia mendampingi kakeknya menghadiri rapat penasihat direksi yang menurutnya membosankan. Kakeknya berbicara panjang lebar dan orang-orang yang hadir di sana hanya menjadi pendengar, tidak satu pun di antara mereka menyanggah atau menyangkal gagasan-gagasan kakeknya yang menurutnya terlalu kuno. Namun, Xavier juga menjadi salah satu orang yang hadir di sana dan hanya diam mendengarkan ocehan kakeknya. Ia terlalu lelah untuk ikut campur, dua malam tidur di sofa membuat tulang punggungnya sepertinya tergeser. Belum lagi otaknya penuh dengan Andrea. Paha mulus wanita itu, kulitnya yang terlihat lembut, dan kaki jenjang itu.Sialan! Hasrat kelelakiannya menguasai otaknya bagai jutaan hiu yang berenang-renang di lautan.Xavier tidak menjawab pertanyaan Jasmine dan langsu
last updateLast Updated : 2025-01-07
Read more

18. Gadis Nakal

Hola, selamat malam Minggu! Chapter 18Gadis Nakal "Apa kau baik-baik saja?" tanya Neil ketika Andrea datang ke kantin sambil menjinjing boks makanan dengan wajah lusuh dan merengut."Aku ingin makan apa saja yang ingin kumakan, please," erang Andrea hampir putus asa."Ibumu perhatian sekali selalu mengirimkan makan siang, bukankah itu bagus?" ejek Sarah yang duduk di depan Neil. Ia tahu betul makanan itu pasti diatur Xavier. Bagus apanya, menunya terlalu datar sementara dirinya masih ingin makan makanan cepat saji, atau apa saja yang ada di kantin kampus atau bahkan makanan yang ia buat secara asal-asalan sendiri. Bukan makanan yang diatur ahli gizi dan dimasak oleh chef pribadi Xavier dan Andrea melotot kepada Sarah dan sahabatnya itu terkekeh karenanya. Andrea meletakkan kotak makanannya ke atas meja lalu duduk di bangku sebelah Sarah. "Aku bosan dengan makanan di rumah." "Kalau begitu, jangan dimakan," kata Neil dengan lembut."Dibuang? Tidak, aku tidak setuju membuang makana
last updateLast Updated : 2025-01-09
Read more

19. Menginginkan Andrea

Chapter 19Menginginkan Andrea Xavier baru pulang dari kantornya dan pria itu mencari keberadaan Andrea yang tidak berada di kamar maupun ruang belajar. Biasanya setiap ia pulang, Andrea selalu berada di kamar sedang duduk membaca buku di atas sofa yang terletak di samping jendela.Beberapa hari ini istrinya menunjukkan keanehan, semacam bukan seperti Andrea yang ia tahu selama menjadi istrinya. Andrea lebih ceria, wanita itu juga sering mengajaknya berbicara sehingga Xavier menduga ada sesuatu yang disembunyikan Andrea dan benar saja saat ia memeriksa CCTV di kediamannya, Xavier mendapati Andrea bermain dengan kucingnya. Bahkan neneknya juga tahu hal itu. Jadi, Xavier hari ini sengaja pulang lebih awal untuk memergoki Andrea bermain kucing. Benar saja istrinya itu tidak berada di kamar maupun ruang baca, Xavier yakin Andrea sedang bermain dengan kucingnya.Di teras belakang ia mendapati Andrea sedang mengelus-elus kucingnya yang berada di pangkuannya dan mendengkur seolah tertidur
last updateLast Updated : 2025-01-11
Read more

20. Nyonya Rumah

Chapter 20Nyonya Rumah "Jasmine, carikan orang yang bisa mendesain interior," kata Xavier pagi itu kepada Jasmine yang sedang menghidangkan kopi di mejanya."Kau mau renovasi rumah?" tanya Jasmine."Kucing Andrea butuh tempat tinggal yang layak.""Kucing? Tunggu, maksudmu Andrea punya kucing?" "Ya. Dia membawa kucingnya ke rumah." Seorang Xavier membiarkan ada hewan di rumahnya? Jasmine tidak menyangka jika Xavier bisa bermurah hati seperti itu. Xavier yang ia kenal terobsesi dengan kebersihan, tidak menyukai binatang, tidak menyukai apa pun selain bekerja dan kebersihan. Bahkan Xavier akan marah hanya dengan melihat satu titik debu di ruang kerjanya, tidak jarang pula petugas kebersihan dipecat hanya karena kesalahan sepele. Seperti debu yang hanya satu titik di ruang kerja Xavier, meja dan kursi yang kurang mengilat, aroma pewangi yang tidak sesuai dengan seleranya, dan alasan-alasan laian yang sebenarnya bisa dimaklumi. "Kau yakin baik-baik saja?" tanya Jasmine. "Maksudku apa
last updateLast Updated : 2025-01-12
Read more
PREV
1234
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status