Semua Bab Pernikahan yang Dicurangi Suami Polisi: Bab 21 - Bab 30

84 Bab

21. Pertemuan

Amelia mengernyitkan dahi saat mendengar ucapan laki-laki yang kini tampak mengusap kedua matanya. Apakah Arsa benar-benar menangis? Entah, Amelia tidak lagi bisa percaya pada sosok yang kini mulai melajukan mobilnya. Sudah sangat lama Amelia tidak naik mobil milik sang suami. Sudah banyak yang berubah rupanya. Bagian belakang mobil ini banyak sekali barang. Amelia melongok ke arah belakang sambil menggendong Aron. Matanya tertuju pada sebuah pakaian khas dinas malam milik seorang wanita. Jelas itu bukan miliknya. Amelia tidak pernah mempunyai baju seperti itu sejak melahirkan kedua anak kembarnya. Bentuk tubuhnya yang tidak lagi seksi membuat Arsa enggan membelikan baju dinas malam. Diam-diam Amelia mengambil baju itu dan memasukkannya ke dalam tas. Arsa tentu tidak tahu sama sekali. Saat ini pikirannya sangat kacau. Gugatan cerai sang istri rupanya tidak main-main. Sesekali Arsa melirik ke arah spion mobilnya. Amelia tampak tenang dan Aron tertidur dengan pulas dalam pelukan wan
Baca selengkapnya

22. Permainan Awal

Semua orang terkejut saat melihat ibu dan anak itu jatuh. Suara jeritan kesakitan dari Aron yang kepalanya jatuh ke lantai rupanya tidak membuat Arsa bergerak cepat. Ia terkejut dengan apa yang baru saja terjadi. Hingga salah satu pengunjung--wanita paruh baya dan beberapa yang lainnya membantu Amelia untuk bangun. "Kamu tidak apa-apa, Nak?" Wanita paruh baya itu berusaha sekuat tenaga untuk membantu Amelia yang jatuh sambil melindungi kepala anaknya. "Abadikan wajah wanita itu!" titah wanita paruh baya itu pada beberapa pengunjung lainnya. Semua pasang mata tertuju pada Prita yang kini sama terkejutnya. Ia lepas emosi saat mendengar jawaban yang keluar dari mulut Amelia. Tangannya melayang begitu saja sama seperti saat menghadapi para narapidana yang membangkang. Foto wajah cantiknya sudah diambil oleh beberapa pengunjung saat ini. "Mel ... kamu ga apa-apa?" tanya Arsa yang baru saja menyadari apa yang menimpa sang istri saat ini. Amelia menepis tangan Arsa dengan kasar. Dua kali
Baca selengkapnya

23. Tamparan Bu Dibyo

Belum genap enam puluh menit, video Prita sudah tayang di berbagai media sosial. Banyak taggar yang tersemat pada setiap video yang diunggah oleh beberapa pemilik akun. Viral dengan cara yang tidak benar. Ratna yang sore ini sedang sibuk membuka media sosialnya tentu saja terkejut saat melihat calon menantu idealnya masuk dalam tayanga. Dalam tayangan itu ditulis jika Prita adalah wanita brutal dan bar-bar. Video berikutnya menayangkan wajah Amelia yang terjatuh. Ratna tidak tahu menahu apa yang sebenarnya terjadi. "Ini pasti ulah wanita ga tahu diri itu! Dia pasti yang macing-mancing Prita. Lihat saja aku akan buat perhitungan pada wanita itu!" Ratna marah-marah tidak jelas dan membuat sang suami--Subianto menoleh ke arahnya. "Ada apa, Ma? Pegang ponsel kok sambil marah-marah ga jelas gitu?" tanya papa Arsa sambil melipat koran yang baru saja dibacanya dan meletakkannya di atas meja. "Ini nih, istrinya Arsa memang ga tahu diri. Dia sama Prita masuk ke media sosial. Mending tulisa
Baca selengkapnya

24. Tamu Tengah Malam

Bagi yang baca tengah malam(pukul 00.00-01.00) akan ada hadiah dari aku. Bu Dibyo tampak puas bisa menghajar lawannya saat ini. Astaga! The power of dendam rupanya. Dendam saat muda dulu. Lucu sekali mereka berdua. "Apa kita saling mengenal?" tanya Ratna membuat Bu Dibyo heran dengan kapasitas otak Ratna yang sejak dulu tidak ada penambahan yang signifikan. "Tanya aku? Atau kau tanya tembok itu?" Bu Dibyo menunjuk ke arah tembok di samping kursi yang didudukinya. "Amel, suami kamu hanya mampu beli perabot seperti ini? Astaga! Kere aja belagu! Sok selingkuh dan dapat dukungan dari si otak udang ini pula. Ga habis pikir aku sama isi otak mereka berdua. Kok bisa, Subianto milih wanita macam dia!" lanjut Bu Dibyo membuat Arsa dan Ratna terkejut. Arusha dan Sashi hanya melihat saja kedua orang tua itu bertengkar mulut. Mereka tidak kenal dengan tamu yang datang saat ini. Baru sore ini mereka berdua melihat nenek cantik itu. Rupanya Bu Dibyo tahu jika diperhatikan oleh kedua anak kembar
Baca selengkapnya

25. Arsa Mengusir Prita

Arsa terkejut saat lampu tiba-tiba menyala. Amelia berdiri di dekat pembatas ruang tengah dengan ruang tamu. Wajah lelah istri Arsa sama sekali tidak bersahabat saat ini. Masalahnya semakin keruh dan runyam. "Mel aku tidak tahu jika dia mau datang," kilah Arsa agar sang istri tidak semakin marah. "Tidak masalah, kamu tahu dia datang atau enggak. Hasilnya akan tetap sama. Kalian diam-diam bertemu." Amelia mengatakannya dengan dingin. "Temui saja tamu kamu itu. Tidak perlu diam-diam bertemu dengan suami orang!" desis Amelia dengan pelan dan tajam. "Menemui suami orang? Dia juga suamiku." Prita tidak mau kalah saat ini. Ego Prita terusik karena dituduh menemui suami orang. Arsa terkejut saat mendengar Prita mengucapkannya. Amelia tidak terkejut sama sekali. Ia sudah tahu sebelumnya, bahkan sudah tahu sejak lama. Diam-diam ada yang merekam Prita dan Arsa dari kejauhan. Butuh ketrampilan ekstra agar tidak diketahui keberadaannya. Lumayan bisa digunakan suatu saat nanti. Prita pasti aka
Baca selengkapnya

26. Mal Dekat Rumah

Amelia menatap ke arah ruang tamu. Sosok yang dirindukannya itu datang. Ia langsung datang menyambut papa mertuanya. Subianto langsung memeluk anak menantunya seperti anak kandungnya. "Apa kabar, Pa?" tanya Amelia sambil melihat ke arah luar pintu rumahnya. Amelia mencari sosok mama mertuanya. Ia sangat heran dengan kedatangan sang papa mertua yang ternyata datang seorang diri. Papa tampak datang dengan mobil yang berbeda. Mobil itu seperti bukan mobil milik beliau. "Papa baik, lagi kumpul, ya? Arsa libur dia?" Subianto melihat Arsa yang tampak sedang duduk sambil menikmati secangkir kopi. "Kamu lagi tunggu seseorang?" tanya Subianto karena melihat Amelia terus menatap ke arah luar. "Oh, eh, tidak, Pa. Mama mana?" tanya Amelia dan membuat Subianto mendadak terkejut. "Mama di rumah. Papa baru saja dari luar kota. Kebetulan mobil Papa rusak jadi harus opname di bengkel. Papa pinjam mobil lama sahabat Papa," kata Subianto dengan lancar. Ketiga cucu Subianto langsung berlari ke ruang
Baca selengkapnya

27. Apakah Ini Kebetulan?

Arsa kaget dengan kedatangan Ratna dan Salina. Sang papa berkata jika wanita yang saat ini membawa banyak belanjaan bersama sahabatnya sedang di rumah. Siapa yang berdusta? Atau hanya ia saja yang berprasangka. "Ma, sudahlah. Itu aku yang belikan. Jangan hina anak dan istriku lagi. Kalo ada uang lebih pasti aku belikan yang lebih baik lagi." Arsa tidak terima saat mendengar hinaan dari sang mama. Salina--sahabat Ratna hanya diam saja tanpa ingin ikut campur masalah keluarga Ratna. Memang sejak lama ia tahu jika Ratna tidak suka dengan istri anak kesayangannya. Bagi Salina, tidak ada yang salah dengan Amelia. Ia sosok wanita baik dan sederhana. "Lho? Mama bicara fakta. Lihat saja, dia lusuh sekali sangat jauh jika dibandingkan dengan Pri ...."Arsa memberikan kode agar sang mama diam karena ada Salina saat ini. Untung saja Ratna paham dengan delikan mata sang putra kesayangan. Salina hanya menatap sekilas saja ke arah Arsa. Ia sebenarnya sudah tahu Arsa selingkuh. Parahnya, Arsa ti
Baca selengkapnya

28. Menolak Masakan Arsa

Sultan terdiam seketika, matanya menunjukkan jawaban dari pertanyaan sang sahabat. Arga--sahabat Sultan yang kebetulan bekerja sama siang ini. Kerja sama mereka dalam berbagi sudah sejak lama dilakukan. Jika selama ini mereka hanya mewakilkan pada karyawan kantor, tetapi tidak dengan hari ini. "Dia sudah bersuami? Mending tinggalkan dan cari yang masih lajang. Jangan menjadi perebut bini orang. Dia memang cantik, tapi sudah ada yang punya," kata Arga mengingatkan sahabatnya agar tidak salah jalan. Bukan masalah yang sepele ketika rumah tangga seseorang hancur. Ada anak yang harus kehilangan kebersamaan dengan salah satu orang tuanya. Entah, sang ayah yang pergi bersama wanita lain atau sebaliknya. Hati anak juga akan hancur. "Aku tahu. Dia Amelia, dulu satu kampus di tempatku mengambil S1. Aku masih tahu batasan untuk tidak dekat dengan dia." Sultan memberikan alasan pada sang sahabat meski hatinya sakit. Arga--sosok laki-laki yang sudah menikah. Jadi, tahu bagaimana masalah dalam
Baca selengkapnya

29. Mengungkit Masa Lalu

"Kita melakukannya suka sama suka. Aku pilih istriku! Aku memang khilaf saat menjalin hubunhan denganmu. Hatiku kosong saat ini, tapi setelah melihat perjuangan istriku yang tetap mempertahankan rumah tangga, aku jadi malu. Maaf, hubungan ini harus berakhir!" Laki-laki itu memutuskan sepihak hubungan itu. "Mas ... kamu harus menikahi aku. Aku hamil anakmu." Wanita itu masih saja mengoceh perihal ketidakterimaannya diputuskan secara sepihak oleh pihak laki-laki. Suara tetatangga Amelia yang membuka pintu sore ini terdengar jelas di telinga wanita yang saat ini diam mematung. Hatinya sangat kacau saat ini. Sakit, luka, tetapi tidak berdarah sama sekali. Mendadak Amelia meneteskan air matanya. "Kamu baik-baik saja?" tanya Arsa yang entah sejak kapan berada di sebelah Amelia. Amelia segera mengusap air matanya dengan cepat. Ia memalingkan wajah dan kembali melanjutkan aktivitas memasak untuk makan malam. Amelia biasa memasak sayur tumis untuk makan malam. Malam ini mungkin hanya makan
Baca selengkapnya

30. Waktu yang Tidak Tepat

"Mel ... kamu baik-baik saja?" Arsa kali ini ikut berjongkok karena sang istri sedang memungut satu per satu ponselnya yang terhambur. Baterai ponsel itu terhambur dari tempatnya. Layar ponsel lawas milik ibu tiga anak itu retak. Tangan Amelia gemetaran saat memungut ponselnya. Arsa memegang tangan sang istri, tetapi langsung ditepis kasar oleh Amelia. "A-aku baik-baik saja." Gegas Amelia bangun dan berjalan meninggalkan Arsa. Jujur, Amelia syok saat ini Video itu sangat mengejutkannya. Ia tidak tahu siapa yang merekam kejadian itu. Ada sosok wanita yang ada di kamar mendiang papa-nya di mana hari itu sang papa mengembuskan napas terakhirnya. Ia sama sekali tidak mengenal wanita yang membelakangi kamera itu. "Mel ... kamu baik-baik saja?" Arsa mengetuk kamar mandi yang dimasuki sang istri. "Apa sih! Aku lagi buang air besar! Ganggu aja!" Entah bagaimana Amelia justru sangat emosi saat mendengar suara Arsa. Arsa hanya mengembuskan napas kasar saat mendengar bentakan sang istri sa
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
9
DMCA.com Protection Status