“Bagaimana wanita pilihan papa? Cantik, kan?” Erlan langsung menghentikan kegiatannya, begitu mendengar pertanyaan dari sang papa yang jelas mengganggu konsentrasinya dalam hitungan detik. Dia tampak menggantung sendok berisi makanan di depan mulutnya, lalu memfokuskan pandangan ke arah pria paruh baya yang duduk berhadapan dengannya. Sebenarnya, dia masih enggan untuk berbicara dengan sang papa lantaran perdebatan tadi malam yang membuat mood-nya berantakan. Bagaimana tidak? Setelah berbagai alasan dia keluarkan, nyatanya keputusan sang papa sudah bulat dan perjodohannya dengan Elfara benar-benar tidak bisa dibatalkan.Kini, lagi-lagi dia harus mendengarkan pembahasan tentang wanita itu, padahal waktu masih sangat pagi. Tidak adakah waktu lain? Atau tidak adakah pembahasan yang lebih penting daripada membahas wanita itu? begitu pikirnya. “Semua wanita cantik, nggak ada yang tampan, Pa,” jawab Erlan seraya melahap sendok makan itu dengan kesal. “Papa sedang serius, Erlan!” bentak H
Read more