Home / Romansa / Obsesi Liar CEO / Chapter 231 - Chapter 240

All Chapters of Obsesi Liar CEO: Chapter 231 - Chapter 240

557 Chapters

Sayang, Maaf. Tapi Aku Harus Pergi

Marvel mengecupi kedua mata Grace dengan lembut. Menyadarkan perempuannya yang sibuk termenung sejak lima belas menit yang lalu. Berniat ingin dibuatkan kopi untuk sarapan, Marvel menemukan Grace masih setia bergelut di atas ranjangnya. Menggulung tubuh dengan selimut dengan pandangan kosong ke arah meja nakas berhias mawar merah. Urung menyuarakan keinginannya, Marvel memilih untuk ikut berbaring, menyibak selimut dan ikut menenggelamkan diri. Memaksa Grace agar berbalik ke arahnya, tenggelam dalam dekapnya, dan diberi kecupan-kecupan kecil."Kenapa, hum?" bisik Marvel lembut.Menyejajarkan puncak hidungnya dengan Grace. Perempuan memejamkan matanya lelah. Menghela napas lalu menggeleng kecil. Marvel menarik napas dalam diam. Tangannya yang melingkar pada pinggang Grace ditarik ke atas untuk mengusap bagian belakang kepala Grace. Ditenangkan. Marvel sebenarnya tidak perlu bertanya karena dasarnya dua sudah ahu apa yang tengah berkecimpung di dalam kepala kekasihnya. Apala
last updateLast Updated : 2023-10-23
Read more

Pergilah Sama Gerald Dan Jangan Menemuiku Lagi

Grace memejamkan mata saat seteguk jus kiwi mengalir mulus pada tenggorokannya. Berdesis tipis merasakan dingin yang menggerogoti perutnya sesaat. Kepulan asap dari ramyeon yang baru saja ia buat membelai wajahnya dengan lembut. Aromanya seperti menjajah seluruh bagian hidung hingga menarik deru geram dari arah perutnya. Lapar. Belum mengecap makanan seharian penuh dengan diri yang sibuk menatapi layar ponsel yang tak kunjung menerima pesan ataupun panggilan dari sang kekasih. Entah sudah berapa kali Grace mengirimkan pesan kepada Marvel, sekedar ungkapan rasa rindu atau memang bertanya tentang kondisi pria itu. Hanya pertanyaan monoton, seperti apakah Marvel sudah makan atau apakah Marvel beristirahat dengan cukup. Grace tidak tahu apa yang terjadi selain alasan masuk akal yang dikatakan Marvel pada saat yang bersangkutan pergi mengunjungi rumah orang tuanya. Ada urusan penting, diajak bekerja dengan ayahnya untuk mengurusi anak perusahaan yang kini sudah diatasnamakan Gerald. Enta
last updateLast Updated : 2023-10-24
Read more

Jangan Berani Mengaturku, Sialan!

Matahari baru saja memanjati tangga langit tertinggi. Sinarnya cukup terang hingga menciptakan pantulan berwarna pelangi di beberapa sisi kaca. Pribadi itu menghela napas, tangannya meraih segelas kopi di dekatnya lantas disesap pelan. Dering ponsel tidak digugah walau telinganya berderik samar. Dibiarkan begitu saja dengan birai yang sibuk mengecap cairan kopi hingga suasana kembali hening digantikan oleh deru mesin pendingin. Suasana hatinya sedang tidak baik, dibalik polesan make-up, lingkaran hitam pada matanya memijak teritori begitu setia. Hingga pada akhirnya untuk kesekian kalinya ponselnya kembali berdering."Batalkan semua rapat hari ini!" titahnya tegas.Sekretarisnya yang nyaris mengucapkan sepatah kata sapaan itu memilih bungkam dan tanpa panjang lebar mengikuti perintahnya. Pribadi itu berdecak. Tubuhnya dilempar pada kursi kerjanya pasrah. Sulit menata rambut, kini surai hitam pekat menyentuh pinggang itu dibiarkan berantakan bahkan nyaris menutupi wajahnya.
last updateLast Updated : 2023-10-25
Read more

Siksa Aku, Puaskan Hasratmu

Grace memperkuat ikatan rambutnya sebelum membuka pintu mobil mengikuti Xella yang berjalan duluan memasuki kampus. Sedikit tergopoh, Grace berhasil menyamai langkahnya agar seiras dengan Xella. Sesekali juga turut merapikan posisi tas kecilnya yang bergerak liar akibat lariannya."Gimana pipi lu? Masih ngilu?" tanya Xella sembari menempelkan jempolnya pada mesin absen.Selepas data kehadirannya terdaftar, dia segera bergeser memberi kesempatan untuk Grace. Meringis pelan, Grace tersenyum kecil saat datanya ikut terdaftar lantas berkedik singkat pada Xella."Udah lebih baik. Walau sedikit sulit bagi gue untuk buka mulut terlalu lebar."Xella berdecak dan melangkah menuju meja BAAK diikuti Grace."Robek, ya, bagian dalam pipi lo?" tanyanya dengan kernyitan pada hidung.Barangkali membayangkan rasa sakit yang dirasakan Grace. Yang ditanya hanya bergumam dan meletakkan tasnya pada meja BAAK, berhadapan langsung dengan Xella yang sudah masuk ke dalam.
last updateLast Updated : 2023-10-26
Read more

Lebih cepat, Vel

Grace menurut. Dia menyesap sedikit demi sedikit dan memejamkan mata saat gelenyar hangat mulai memenuhi perutnya. Terasa sangat nyaman sampai Grace mendesah tipis. Menyesap satu sampai dua kali lantas Grace kembali meletakkan gelas itu di atas meja."Kenapa gak kasih tahuku lebih awal?" tanya Grace serak.Kali ini setelah berhasil mengontrol dirinya agar sedikit lebih tenang. Gerald sedikit menunduk menatap Grace yang kini mendongak ke arahnya. Wajah perempuan itu sangat sembab, nyaris seluruh rona merah menghiasi setiap lekuk wajahnya. Belum lagi dengan mata yang membengkak berikut dengan birai merahnya.'Ya Tuhan, bukankah tidak adil kalau jadi semakin cantik begini,' geram Gerald dalam hati."Bukankah udah kuberitahu dari awal? Atau kamu memang pura-pura lupa?" sahut Gerald tenang masih dengan dominan seperti biasanya.Oh tentu setelah Gerald berbesar hati setelah tebakannya benar perihal apa yang membuat Grace menjadi sekacau ini."Kamu gak memberi
last updateLast Updated : 2023-10-27
Read more

Dasar Gatal

Malam bergairah itu berakhir dengan desakan di atas ranjang. Deru napas memburu kini telah berubah menjadi tenang. Sesekali menggeram dan menggeliat sebelum merubah posisi tidur menjadi terhindar dari anak cahaya suram yang berhasil menyelinap di balik gorden. Kalau di dongeng-dongeng, pagi hari selalu diawali dengan cicit burung gereja yang sibuk berkejaran di udara. Satu sampai dua ekor pasti tengah membawa serabut, tulang daun maupun rantai pohon untuk dijadikan tempat tinggal. Mungkin di satu sisi ada indukan yang tengah bersemangat mengajarkan dua sampai tiga ekor anaknya untuk terbang dengan iming-iming diberi cacing atau ulat kecil yang banyak dari makan malam sebelumnya. Terdengar indah bukan untuk menyambut pagi yang seharusnya? Barangkali Jiya mengharapkan ketenangan yang utuh seperti itu saat ini. Bukan malah berakhir di atas ranjang berduaan dengan Marvel dengan mengandalkan selimut tebal yang kini dipeluk erat untuk melindungi tubuh yang tidak mengenakan busana. Deru pe
last updateLast Updated : 2023-10-27
Read more

Marvel, Karma Selalu Datang Pada Tuannya

Tegukan terakhir mengalihkan fokus menuju pintu masuk club. Suasana yang begitu ramai berikut dengan kerlip lampu yang menutupi pandangan membuat pribadi berambut hitam kelam berbalut kemeja hitam dengan dua kancing terbuka di atasnya sedikit menyipit untuk menebak siapa yang baru saja memasuki club. Gelas mininya di goyang-goyangkan menunggu momen, sampai dua detik berikutnya seringaian tipis tercipta sensual pada birainya."Satu brandy lagi," titah Gerald pada bartender sebelum tersenyum lebar menyambut kehadiran Jiya yang berjalan mendekat ke arahnya.Gadis itu turut membalas senyum. Dress ketat berwarna hitam berhias manik-manik kecil membuat penampilannya jauh lebih luar biasa dibanding biasanya. Tidak jarang satu sampai dua pasang mata melirik ke arah Jiya yang jelas kedua netranya hanya tertuju pada Gerald seorang. Menyugar rambut bergelombangnya sejenak, Jiya mendudukkan tubuhnya pada kursi di samping Gerald."Sudah lama?" tanyanya berbasa-basi.Gerald menyesap m
last updateLast Updated : 2023-10-28
Read more

KENAPA KAMU JADI BEGINI?!

Bukan salah Grace yang langsung menyimpulkan kalau yang akhir-akhir ini menguntitnya adalah Marvel. Karena pada dasarnya Grace sudah berhasil memergoki presensi bayangan yang selalu memperhatikannya dari jauh. Itu terjadi saat di mana Marvel menelepon untuk menanyakan perihal undangan pertunangannya. Saat di mana Grace begitu menyedihkan dan menangis sampai tidak sanggup menahan kokoh tubuhnya. Saat di mana dia berniat memasuki gedung apartemennya, namun terhenti saat menyadari seseorang bersembunyi di balik pohon tua. Awalnya Grace sempat mengira kalau itu memang penjahat yang memilih dirinya sebagai korban. Takut sekali, jelas. Tidak hanya sekali. Setelah ia putus dengan Marvel dan tinggal dengan Gerald setiap pulang kampus, Grace selalu merasa dirinya diperhatikan dari jauh—-dan hal itu juga menimpa Xella sekali saat perempuan itu menuju parkiran setelah menemani Grace menunggu taksi. Grace berniat untuk meminta bantuan dari pihak kepolisian, namun saat ia berusaha mendapatkan bu
last updateLast Updated : 2023-10-29
Read more

Pistolnya Ditujukan Padaku

Tidak ada raga, namun titahan Gerald dari dalam kamarnya membuat Grace bungkam. Dia melirik ke pintu kamar Gerald sejenak, fokus indra pendengarannya terbagi selagi Marvel memanggil di seberang sana dengan langkah kaki Gerald yang membuat daun telinganya berderik."Matikan."Grace mencengkram kuat ponsel yang telah ia jauhkan dari telinga. Berbalik melirik Gerald yang kini melangkah mendekatinya. Wajah Gerlad terlihat tenang dan datar, berbeda dengan aura yang kini menyelimuti pemuda itu. Begitu gelap dan pengap. Grace bahkan tidak sadar dirinya tengah menahan napas saat Gerald berdiri menjulang tepat di depan matanya. Tangan Gerald meraih ponsel Grace. Melihat siapa yang tengah dihubungi oleh perempuan yang kini menjelma bagai kucing kecil yang meringkuk ketakutan. Tersenyum miring, Gerald meletakkan ponsel itu sejenak di telinganya. Tujuh sampai delapan detik, Gerald terkekeh sinis. Dalam satu sentakan ia membuang ponsel Grace begitu saja hingga terlempar entah kemana. Baran
last updateLast Updated : 2023-10-30
Read more

Aku Mendesahkan Namamu, Bukan Jiya

Perdebatan di dalam gedung pengadilan tadi cukup panas. Pengacara yang dibawa Gerald bukanlah pengacara amatiran, pengacara langganan sang ayah yang sudah memenangkan puluhan kasus. Namun, segalanya tersanggah dengan tuntas saat Marvel dan pengacaranya mulai mengajukan argumen yang menyudutkan berikut dengan bukti-bukti sepadan. Bukan hanya sekedar data bercoret tinta, tapi juga file berisi beberapa video yang sudah ia siapkan. Gerald kalah telak. Tidak dapat berucap satu katapun, begitu juga dengan pengacaranya. Kehadiran Graxe si bintang utama sebagai saksi membuat pihak Gerald semakin bungkam. Membiarkan desas-desus dari saksi lainnya yang mulai melontarkan beberapa kecaman kepada Gerald. Suasana yang mulai dingin mengiringi pembicaraan yang mulai menyentuh keputusan akhir. Hanya butuh beberapa menit sebelum akhirnya hakim mengetok palu sidangnya sebanyak tiga kali.Gerald divonis hukuman penjara setelah diselimuti kasus kekerasan dan pelecehan terhadap perempuan. Saat awal
last updateLast Updated : 2023-11-01
Read more
PREV
1
...
2223242526
...
56
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status