"Terimakasih, ya.” Yura menunjukkan roti di tangannya sembari tersenyum. “Suamiku.” Eh? Suami? Dia bilang suami? Hatiku melonjak kegirangan. “Bilang apa tadi?” tanyaku pura-pura tidak mendengar apa yang barusan dikatakannya. Masih berusaha sok cool, tapi aku ingin mendengarnya lagi. “Su ….” Belum selesai Yura bicara, suara lain tiba-tiba terdengar menggelegar memenuhi ruangan. “Nah di sini rupanya!” Tidak cukup dengan berteriak, Pak Benu guru Geografi yang sebelum jam istirahat tadi mengajar di kelas, juga menjewer telingaku. “Ngapain kamu di sini, sampai lumutan saya nungguin di ruang BK!” “Iya Pak, ini juga baru mau ke sana.” Aku menjawab setengah kesal, karena merasa dipermalukan di depan Yura. “Arka … bikin salah apa lagi, Pak?” tanya Yura. “Biasalah, anak ini, langganan nggak ngerjain PR, tidur pulak saat pelajaran saya!” Sesaat Yura melirikku lalu kulihat ia menarik napas panjang sebelum kembali ke mejanya. Ah dia pasti kesal. Semalam ia sudah mengingatkanku untuk men
Baca selengkapnya