“Reno!” teriakanku membuat Reno dan Yura menoleh. Dengan langkah cepat aku mendekati mereka, lalu “Bug!” Kulayangkan pukulan pada wajah Reno. “Arka!” pekik Yura sedikit tertahan. “Lo jadiin Bu Yura taruhan?!” Pukulan kedua baru akan aku daratkan ke wajah Reno, tapi dengan cepat Yura menahanku, memegang lenganku dari belakang. “Arka, sudah!” “Halah paling lo juga pengen, tapi nggak punya nyali!” Reno maju hendak membalasku, tapi Bimo cepat-cepat mencekal tangannya. “Bu, dia bersama teman-temannya taruhan untuk mendapatkan Ibu!” Aku mengadu, sembari meronta-ronta, berusaha melepaskan diri dari Yura. “Kita selesaikan baik-baik!” sahut Yura tegas. “Nggak bisa Bu! Orang brengsek kayak dia nggak mempan dibaikkin!” Satu tanganku menarik kerah baju Reno, tapi Yura kembali menahannya. “Arka, aku tidak suka suamiku seperti ini," bisik Yura lembut. Ia memelukku dari belakang, mengunci tanganku agar tak bisa bergerak. “Sabar Arka, aku suka laki-laki penyabar,” lirihnya lagi. Akhirnya
Read more