All Chapters of Suami Hilang, Dapat Jodoh Dadakan : Chapter 31 - Chapter 40

126 Chapters

31

Nada merasa risi saat tahu ternyata Akbar membawanya ke sebuah restoran mewah. Ia merasa tidak pantas datang ke sana terlebih jika melihat tampilannya terlihat biasa saja. Orang yang melihat pasti akan tahu jika dirinya memang orang biasa, yang memiliki keberuntungan bisa masuk restoran mewah.Langkah mereka tertahan tatkala Nada malah diam ditempat, membuat Akbar menoleh dan mengerutkan keningnya. "Kenapa berhenti, Mbak? Ayo masuk!" Titah Akbar pada Nada.Nada menatap Akbar, ia seperti ragu untuk mengatakannya."Bisakah kita pindah, jangan makan di sini?" Usul Nada pada Akbar.Alis Akbar semakin terlihat mengkerut saja, saat ia mendengar keluhan Nada agar pindah tempat."Kenapa harus pindah, mbak? Apa Mbak tidak suka dengan tempatnya?""Bukan tempatnya yang tidak Mbak suka, tapi suasananya, Bar. Mbak merasa kecil jika harus makan ditempat semewah ini. Mbak takut malu-maluin kamu." Jujur Nada. Ini justru membuat Akbar terkekeh-kekeh."Ya Allah, Mbak. Kenapa bisa punya pikiran sampai
Read more

32

Pagi ini suasana hati Akbar begitu berbunga. Tidak hentinya ia terus tersenyum. Hingga lesung pipinya terlihat membuat Akbar terlihat semakin tampan dan menawan.Ilham sang kakak pun tidak jauh berbeda. Pagi ini ia merasa bahagia. Hingga orang kantor dibuat melongo sebab tidak biasanya atasannya ini terus menebar senyum mahalnya. Entah apa yang membuat kakak beradik ini berada di situasi yang sama. Hal ini Lalu disadari oleh keduanya. Ilham menyadari tingkah adiknya yang sedari tadi terus tersenyum. Begitu pula dengan Akbar yang mendapati sang kakak tidak hentinya melengkungkan senyuman."Kenapa?" Tanya keduanya bersamaan.Akbar mencebik, ia lalu menoleh kembali pada Ilham."Akbar yang harusnya tanya, kakak kenapa? Senyam-senyum sendiri gitu. Gak kesambet kan?" Ledek Akbar.Kali ini Ilham yang mencebik sinis. "Kamu yang kenapa? Memang kakak gak lihat, kamu juga senyam-senyum gak jelas gitu."Ilham lalu memilih untuk mulai bekerja. Mengalihkan keadaan yang mungkin saja bisa terbaca ol
Read more

33

Hari-hari berlalu dengan begitu cepatnya, kedekatan Akbar dengan Nada serta kedekatan Ilham dengan Nada membuat sebuah ikatan yang sangat rumit. Di mana Akbar dan Ilham sama-sama menyukai wanita yang sama. Hanya saja diantara Akbar dan Ilham belum tahu jika wanita yang sering mereka berdua ceritakan, kagumi dan inginkan adalah wanita sama -- Nada.Selain itu, hubungan Lidya dengan Nada terjalin begitu sangat dekat. Orang yang melihat mereka pasti akan beranggapan mereka adalah ibu dan anak. Padahal, kenyataan mereka hanya sebatas baby sitter dan mjikan. Tidak lebih dari itu.Hubungan Akbar dan Nazril pun tidak jauh berbeda. Terlihat begitu dekat dan akrab. Dari Akbar Nazril mendapatkan sesuatu yang tidak pernah ia rasakan dari sosok ayah. Terkadang, Nada selalu berpikir. Apakah hubungan antara Akbar dan Nazril tidak akan berdampak Buruk ke depannya? Ia takut Nazril ketergantungan pada Akbar. Sedangkan Akbar hanyalah orang lain.Suatu saat nanti pasti Akbar akan memiliki keluarga baru
Read more

34

Sudah sore, tapi keadaan Ilham masih sama seperti tadi siang. Panas dan menggigil.Nada merasa bingung, apa yang harus dia lakukan? Jika harus meninggalkan mereka berdua Ilham dan Lidya rasanya ia tidak tega. Bagaimana jika terjadi sesuatu? Dan Lidya tidak bisa berbuat apa-apa. Hah! Pikirannya mendadak buntu.Kalau pun seandainya dirinya merawat Ilham dengan tetap stay dirumahnya , Lantas Nazril bagaimana? Huh, Nada semakin dibuat bingung saja.Nada lalu menatap Ilham yang masih berbaring itu, sedangkan Lidya gadis kecil itu memilih untuk menonton telivisi acara favoritnya.Nada duduk di samping Ilham, ia bermaksud untuk membangunkannya dan menyuruhnya untuk makan. Sebab sejak kembali dari kantor, belum ada sedikit pun makanan masuk ke lambungnya. "Tuan," panggil Nada dengan menyentuh sebentar lengan Ilham yang tertutup selimut itu.Tidak ada pergerakan, Nada pun kembali menyentuhnya dengan sedikit keras. Hingga percobaannya yang kedua ini membuat Ilham terbangun.Nada menunggu samp
Read more

35

Tiba di apartemen Ilham, Akbar langsung menuju kamar sang kakak. Ilham terlihat tertidur berbaring sementara Lidya tengah bermain boneka sendiri.Melihat pemandangan seperti itu, membuat Akbar merasa ngilu. Ia juga merasa kasian dengan sang kakak dan keponakannya Ditinggal Pergi untuk selamanya oleh istrinya, membuat Ilham seperti lelaki yang kesepian. Segala kebutuhan keponakannya Ilham yang urus.Bahkan terkadang, sang kakak akan menjelma menjadi seorang ibu yang bisa memasak dan mengerjakan kegiatan lainnya yang biasanya dilakukan wanita.Sementara, saat tubuh sang kakak sudah tumbang seperti sekarang. Maka waktu dirinyalah yang harus ambil alih. Merawat dan mengurus kebutuhan lainnya.Dan kegiatan seperti ini, rutin ia lakukan tiap sang kakak sakit. Akbar sama sekali tidak mengeluh, sebab jika bukan dirinya siapa lagi? Keluarga? Mereka tidak memiliki. Lebih tepatnya mendadak semua keluarga menjauh dari mereka setelah kedua orang tua mereka meninggal. Dan semuanya mendapatkan bagi
Read more

36

"Sejak kapan kakak tertarik padanya? Akbar gak percaya kakak bisa menyukainya. Akbar tahu selera kakak,'' ujar Akbar yang tahu persis bagaimana selera atau tipe-nya.Bukan maksud Akbar merendahkan. Karena pada dasarnya selera Ilham memang tinggi. Lalu sekarang tahu jika wanita yang disukai Ilham hanya baby sitter membuat Akbar takut. Jika sang kakak hanya menjadikannya pelarian semata "Tidak! Sekarang kakak bukan orang seperti itu. Semenjak bertemu dengan dirinya.""Akbar tidak percaya. Dan Akbar harap kakak tidaklah mempermainkan hati wanita itu. Anggap Akbar percaya, jika kakak sudah berubah. Dan kakak benar-benar tulus mencintai dia," Akbar berkata begitu panjang lebar, ini membuat senyum di bibir Ilham luntur."Akbar kamu benar-benar penghancur suasana hati. Kamu tenang saja, kakak tidak akan menyakitinya. Yang ada kakak akan menjaganya.""Syukur kalau begitu, Akbar turut senang mendengarnya."Akbar lalu kembali menemani Lidya. Ketimbang terus menyangka-nyangka apakah benar kakak
Read more

37

Keesokan paginyaAkbar menghangatkan bubur yang ada di dalam kulkas. Yang katanya buatan dari baby sitter Lidya. Yang katanya juga adalah wanita yang sudah membuat sang kakak jatuh cinta lagi.Ada perasaan takut di hati Akbar. Takut jika kakaknya hanya sekadar menjadikan wanita tersebut mainan saja. Ia tidak terima jika harus melihat sendiri bagaimana sang kakak melakukannya.Akbar sangat menghormati seorang wanita, oleh karena itu ia tidak rela jika Ilham memiliki niat buruk pada baby sitter Lidya. Ia tahu dirinya tidak kenal. Tapi tetap saja ia tidak ingin sang kakak melakukannya.Disela menghangatkan bubur, Akbar berpikir menyusun rencana bagaimana caranya untuk bertemu dengan baby sitter Lidya. Ia ingin meminta agar baby sitter Lidya hati-hati. Bukan ingin menjelekkan sang kakak, Akbar hanya sekedar berjaga-jaga agar tidak ada lagi wanita yang disakiti Ilham.Akbar tahu, sang kakak adalah orang baik dan setia. Tapi.... Itu dulu sebelum sang istri meninggal. Selepas itu semuanya b
Read more

38

Baik Nada ataupun Akbar mereka sama-sama terkejut. Mereka sama sekali tidak menyadari jika orang yang sering dibicarakan oleh Ilham adalah orang yang sama. Begitu pula dengan Nada, ia terkejut ternyata orang yang disebut adik oleh Ilham adalah Akbar. Dunia memang terasa begitu sempit. Padahal mereka berada di satu lingkaran kehidupan yang sama. Berada diedar yang sama.Akbar langsung berdiri, ia lalu menatap secara bergantian pada Nada dan Ilham. Lalu fokus utamanya pada Nada."Mbak Nada apa kamu baby sitter Lidya keponakanku?" Tanya Akbar."Iya, Bar. Dan kamu.... Adiknya...." Nada tidak melanjutkan perkataannya, sebab Ilham kepalang menyela."Apakah kalian berdua saling mengenal?" Tanya Ilham seraya menatap bergantian pada Akbar dan Nada.Saat Nada hendak menjawab pertanyaan Ilham. Akbar malah menarik lengan Nada. Membawanya sedikit menjauh dari jangkauan Ilham.."Akbar apa yang kamu lakukan?" Tanya Nada, ia bingung kenapa Akbar tiba-tiba menariknya."Berhenti dari pekerjaan ini, M
Read more

39

Jam istirahat tiba, Akbar berniat untuk pulang terlebih dahulu. Ia ingin kembali memastikan. Memastikan jika sang kakak tidak akan pernah mempermainkan Nada.Jika pun benar sang kakak mencintai Nada, maka ia akan meminta bersaing secara sehat untuk mendapatkan Nada.Tidak butuh waktu lama, Akbar sampai di rumah Ilham. Karena terburu-buru ia tidak mengucapkan salam. Ia langsung masuk dan mencari sang kakak.Saat ia masuk, rupa-rupanya apartemen sang kakak kosong. Ia panggil berulang kali pun tidak ada yang merespons. Kuat dugaan jika mereka tengah keluar."Aku tidak akan bisa tenang sebelum benar-benar memastikan. Jika kakak tidak akan mempermainkan Nada," gumam Akbar. Ia lalu merogoh saku celananya mengambil handphone dan hendak menelepon sang kakak.Sambungan telepon tersambung, namun pemilik nomor tidak kunjung mengangkatnya. Lalu, Akbar pun mengirim pesan pada Ilham."Di mana? Akbar mau bicara sama kakak,"Seperti itulah bunyi pesan yang dikirim oleh Akbar untuk Ilham.Beberapa men
Read more

40

"Om Akbar,"Lidya berteriak seraya berlari ke arah Akbar, saat gadis kecil itu melihat om-nya datang. Akbar berjongkok mensejajarkan tubuhnya dengan tinggi Lidya."Om ayo makan. Ayah udah pesenin kesukaan om." Terang Lidya."Oh ya." Ujar Akbar seraya ekor matanya menatap ke arah Ilham."Iya dong, Om. Ayo cepat. Lidya sengaja gak dulu dihabisi makannya biar bareng sama Om.""Aduh, om terharu banget."Akbar berdiri ia berjalan ke arah meja seraya memegang tangan Lidya."Selamat siang Nazril, mbak Nada, kak Ilham. Makasih sudah memesankan makan siang buat Akbar." Ucap Akbar. Akbar bisa melihat dengan jelas perubahan ekspresi Ilham.Akbar menatap satu-satunya ke arah piring yang terlihat masih penuh dengan makanan."Lo Baru pada pesan, ya. Kok pada masih banyak?" Tanya Akbar."Kamu datang mendadak. Enggak enak kan kalau kami makan duluan sementara kamu belum datang. Bisa-bisa kamu datang kami sudah pada selesai," Tutur Ilham. Ia sebenarnya sedikit kesal. Saat makanan pesanan mereka samp
Read more
PREV
123456
...
13
DMCA.com Protection Status