"Bukan, maksud ibu. Di daerah itu, ibu nggak kenal siapapun kecuali teman ibu. Itu pun udah lama nggak ketemu. Lagian, tak mungkin juga teman ibu ketemu dengan Dafa saat itu," kata ibu.Sepertinya ibu benar-benar menutupi sesuatu. Aku sangat penasaran, tapi tak mungkin kudesak terus. Lebih baik aku mundur saja dulu, biar Ayah yang melanjutkan penyelidikan."Ya sudah, Bu. Karena sudah malam, aku permisi dulu kalau gitu," ucapku."Ya sudah. Kamu pulang sama siapa? Udah malam loh ini," katanya."Ada teman di depan, Bu.""Eh, kamu nggak ibu suguhi. Ya sudah, sebentar. Ibu punya asinan di belakang, kamu bawa ya buat oleh-oleh!" "Aku juga baru bawakan oleh-oleh buat Ibu. Tak usah ibu membawakan untukku, buat ibu saja, Bu," ucapku.Tapi ibu memaksa, ia tetap masuk ke dalam. Otomatis aku menunggunya dulu.Lalu, aku fokus pada ponsel ibu yang tergeletak di meja. Aku tergoda untuk membuka ponsel ibu. Lalu, kusiapkan ponselku untuk memotret jika ada bukti yang bisa kuambil.Saat kulihat di pang
Terakhir Diperbarui : 2023-06-06 Baca selengkapnya