Home / Pernikahan / I Love You, Gadis Tengil! / Chapter 1 - Chapter 10

All Chapters of I Love You, Gadis Tengil!: Chapter 1 - Chapter 10

49 Chapters

Bab 1 (Perjodohan Memaksa)

Seorang pria paruh baya melempar beberapa lembar foto tepat di wajah gadis cantik yang sedari tadi diam dan membisu. Foto-foto tersebut berserakan di lantai rumah. Gadis cantik itu melirik sekilas foto-foto tersebut. Sesungguhnya ia sama sekali tak ingin menangis, malah ingin sekali tertawa terbahak-bahak. Namun, segera ia urungkan niat tersebut."Hanania Onella!"Pria paruh baya itu membentak gadis cantik tersebut yang duduk di hadapannya. Terlihat kilatan amarah yang sejak tadi berusaha ia pendam. Lengan kanan kekar miliknya dielus perlahan wanita berpenampilan hedon yang duduk di samping kanan."Kenapa kamu diam saja, ha?! Jawab pertanyaan Papa! Kenapa kamu seliar itu, mau jadi apa kamu kedepannya? Percuma disekolahkan jika urakan begitu."Hanan menatap nyalang wanita yang tersenyum remeh padanya. Bermuka dua, berpura-pura menenangkan suasana hati suami hasil rebutan. Dasar wanita ular! Wanita yang sudah merampas semua kebahagiaan miliknya."Lalu apa yang harus kujawab, Pa? Bukanka
Read more

Bab 2 (Pernikahan Macam Apa Ini)

Sial, itulah kalimat yang cocok menggambarkan takdir yang dialami Hanan kini. Ia menangis tersedu-sedu, meskipun tahu, jika menangis sampai air mata kering tak akan mengubah segalanya. Namun, setidaknya membantu mengacaukan penampilan dirinya.'Brengsek, sialan! Kenapa kesialan selalu mengikutiku? Tak bisakah aku bisa melakukan hal apa pun tanpa paksaan? Seperti anak gadis pada umumnya? Zaman sudah modern, tapi punya orang tua masih kuno. Bahkan yang menikah saling cinta saja bisa berujung perceraian, apalagi aku yang gak mencintai dia sama sekali? Tidak! aku sama sekali tak ingin menjadi janda di malam pertama, Tuhan!' batin Hanan.Kini, Hanan yang pongah dan bersikeras menolak perjodohan dengan Naufal satu jam lalu akhirnya kalah. Ia duduk di depan meja rias, MUA sedang sibuk memoles wajah sendu dan mata sembab Hanan. Tubuhnya sudah dibalut kebaya putih."Mbak, jangan nangis terus. Masa pengantin mukanya sembab gitu," ucap sang MUA."Ini hari tersial seumur hidupku, asal Mbak tau sa
Read more

Bab 3 (Kehidupan Sehari Setelah Menikah)

Hanan menatap sinis layar ponsel Naufal yang masih menyala. Baru juga menyandang status Nyonya Naufal beberapa jam yang lalu, sudah mulai ada nyamuk yang hendak hinggap mencari mangsa."Cih, kasihan sekali kamu. Siapa pun kamu orangnya, sungguh benar-benar bodoh. Masih mau mendambakan sosok Naufal yang sama sekali gak ada istimewanya," gerutu Hanan."Habis liat apaan di ponselku?" Sebuah suara mengejutkan Hanan yang masih menggenggam ponsel Naufal."Liat jam," jawab Hanan asal."Bukannya di kamarmu ada jam dinding? besar loh," goda Naufal sembari menunjuk jam dinding yang tergantung di samping rak hijab.'Mampus aku! semoga saja Naufal gak curiga, bisa-bisa dia gede rasa. Dikira aku tipe isteri posesif sama suami. Cih, padahal sih bodo amat!' batin Hanan."Cieee, jangan curigaan ah, sama suami sendiri. Kita masih pengantin baru loh!" goda Naufal.Hanan kembali meletakkan ponsel Naufal ke atas nakas. Mendengus sebal, memilih berpura-pura tak mendengar ucapan Naufal. Kabin baik merebahk
Read more

Bab 4 (Dasar Ulat Bulu)

"Jangan bersikap seperti gadis bodoh!" bentak gadis itu pada Hanan."Apa maksudmu!" Hanan tak terima dibentak oleh gadis tak jelas seperti itu."Di mana Naufal?" tanya gadis itu menatap sinis Hanan."Di dalam, mau apa?" Hanan balik bertanya.Tak mempedulikan pertanyaan dari Hanan, ia lebih memilih menerobos masuk ke dalam. Sengaja menubruk tubuh Hanan, hingga sepeda motor yang diduduki goyang. Tentu saja Hanan tidak terima diperlakukan seperti itu. Bergegas turun dari sepeda motor dan menyusul wanita gila yang minim sopan santu tersebut."NAUFAL!" teriaknya.Ya ampun! Apa gadis tersebut masuk ke dalam golongan penghuni hutan? terbiasa berteriak bebas tanpa tahu sopan santun? Tetapi dilihat dari penampilan sepertinya ia gadis kota. Tapi sayang, sangat urakan sekali!Hanan begitu geram dengan tingkah lakunya, menarik kasar rambut gadis itu yang terurai."Aw, sakit!""Sakit ya? Dasar lemah!" cibir Hanan."Lepaskan tanganmu sialan!"Takut lepas kendali, Hanan akhirnya memilih mengalah. Me
Read more

Bab 5 (Bukan Inginku!)

"Hanania Onella, gadis santun yang tidak banyak tingkah. Kesayangan guru, bahkan namanya gak pernah ada di dalam buku hitam selama sekolah di SMA Negeri 01. Siapa sih yang tak mengenal sosok Hanan? Berprestasi, aktif dalam setiap kegiatan ekstrakurikuler di sekolah. Ya, meskipun gak cantik-cantik amat dibandingkan sama aku, tapi heran banget, banyak cowok yang terkagum-kagum. Ternyata kamu gak sesempurna yang mereka kira, kamu perusak hubungan orang."Hanan menganga, Yeza mengingat betul sosok dirinya. Bahkan ia sendiri saja sempat tak mengenali Yeza. Penampilannya begitu glamor, berbeda dengan dulu yang masih berpenampilan sederhana. Ya, Hanan memang hanya sekadar mengenal nama saja. Hanan dan Yeza berbeda jurusan, Ia memilih jurusan IPA, sedangkan Yeza IPS. Sudah berbeda jurusan, tentu saja tak satu kelas. Bisa dipastikan hanya kenal sesama satu angkatan."A-aku bukan perusak hubungan kalian! Aku juga gak sudi nikah sama Naufal, kamu kira apa yang terlihat istimewa darinya?" balas H
Read more

Bab 6 (Sebenarnya Ada Apa?)

"Assalamualaikum," ucap Hanan. Sengaja ia sedikit menghentakkan kakinya, agar tak dicurigai sudah menguping pembicaraan orang lain."Wa-waalaikumussalam." Terdengar jawaban dari dalam rumah disertai suara handle pintu yang diputar. "Hanan? Ayo masuk sini!"Hanan melangkah masuk, menatap Ayana, sang mami mertua, terlihat sedang bersama seorang gadis remaja. Tanpa menunggu disuruh, Hanan menjatuhkan bobot di atas sofa."Hanan mau minum apa?" tanya Ayana ramah."Emz, gak usah repot-repot, Mi," tolak Hanan.Ayana menyentuh bahu Hanan, "Jangan sungkan, anggap saja rumah sendiri."Hanan mengangguk, mengalihkan perhatiannya pada gadis remaja yang duduk di samping Ayana, sedari tadi hanya diam saja."Hai?" Sapa Hanan canggung. Hendak bertanya siapakah gadis remaja itu pada Ayana, namun, ia urungkan. "Ya ampun, Hanan sayang! Maafkan Mami, sampai lupa. Kenalkan ini Mawaz Hazzafa, adik satu-satunya Naufal. Panggil saja Afa, kemarin waktu kalian menikah, Afa masih ujian akhir sekolah. Jadi gak b
Read more

Bab 7 (Kejujuran Ayana)

"Berapa banyak rahasia yang Mami sembunyikan dari Hanan?" tanya Hanan kecewa.Ayana memeluk tubuh Hanan, "Jangan salah paham dulu, sayang. Kamu mau dengerin Mami ngomong dulu kan?"Hanan mengangguk, toh tidak mungkin menggeleng."Mami sudah mengenalmu sejak lama, makanya Mami keukeh menjodohkan kamu dengan Naufal. Firasat seorang ibu gak pernah salah, dalam hati Mami, kamu yang pantas menjadi isteri Naufal. Mampu sama-sama berjuang dan membimbing putera Mami," terang Ayana."Maksud Mami?" Hanan benar-benar tidak paham.Enam bulan yang lalu di sebuah Choffee shop bernama "Choffee Corral".Hanan bekerja sebagai seorang waiters di Choffe Corral, ia sedang berjalan santai membawa nampan usai mengantarkan pesanan ke meja nomor lima belas. Namun, langkahnya terhenti ketika mendengar suara rintihan wanita dari meja nomor tiga belas."Ibu kenapa?" tanya Hanan panik. Melihat wanita paruh baya yang sedang memegang dadanya, napasnya sedikit tersengal dan meringis menahan sakit.Dengan tangan gem
Read more

Bab 8 (Cukup mengejutkan)

"Iya," jawab Ayana singkat.Hanan terkejut, tak menyangka dunia sesempit ini. Bertemu lagi dengan orang yang pernah ditolong, bahkan kini menjadi mertuanya. Namun, mengapa ia benar-benar lupa pada wajah Ayana? Ah, ya, saat itu Ayana begitu anggun dengan balutan dress dan terlihat cantik. Tak akan menyangka jika Ayana sudah berusia kepala empat. Berbeda dengan saat ini, Ayana terlihat santai dan enjoy tanpa polesan make up serta hanya memakai daster rumahan."Maaf, Mi, Hanan bener-bener lupa," ucap Hanan."Gak papa, Mami telpon Naufal buat jemput kamu, ya?" ucap Ayana seraya beranjak dari duduknya menuju kamar, mungkin mengambil ponsel."Ja-" Ucapan Hanan terhenti ketika mendapat tepukan halus dibahunya. Hanan menoleh, Afa seakan-akan melarangnya mencegah tindakan Ayana. "kenapa, Afa?" sambungnya."Biarin aja Mami telpon Kak Naufal, biar Yeza tau rasa!" jawab Afa.Hanan terlonjak kaget, menatap kedua bola mata adik iparnya. Terlihat semburat kebencian saat mengucapkan nama mantan tuna
Read more

Bab 9 (Tidak akan pernah akur)

"Mi, maaf sebelumnya, biar Naufal sama Hanan nyelesaikan masalah kami dulu. Soalnya tadi Hanan ngambek, makanya ke sini. Naufal kira tadi ke rumah Papa, ternyata malah ke sini. Naufal bawa Hanan pulang dulu ya, Mi. Maklum pengantin baru isteri masih manja-manja nya," ucap Naufal.Hanan melotot mendengar kebohongan yang dilontarkan Naufal. Enak saja, menjual namanya! Ah, sayang sekali, Naufal tak peduli dengan tatapan horor dari Hanan. Naufal meraih tangan kanan Hanan, memberi kode agar patuh mengikuti akting nya."Mi, Hanan pulang dulu!" Pamit Hanan sembari mengikuti langkah Naufal. Tentu saja terpaksa, sebab tangannya terus diseret oleh Naufal.Ayana terheran-heran dengan sikap pasangan tersebut, namun, hanya mampu menganggukkan kepalanya."Kamu mau ke mana?" tanya Naufal pada Hanan yang melengos saat saling tatap dengannya."Pulang dong!" jawab Hanan santai. Memakai helm dan menghidupkan mesin motor sport kesayangannya.Naufal bergerak cepat, mencabut paksa kunci nya dan berlalu men
Read more

Bab 10 (Mengingat Pertemuan Pertama)

Hanan mengipas-ngipas wajah menggunakan mini bag yang ia pegang. Sesekali menghembuskan napas secara kasar. Hari sudah sore, namun, masih begitu terasa panas menyengat di tubuh. Hanan berdecak kesal, ketika ponsel yang ada di dalam mini bag bergetar terus."Ponselmu ramai, Hanan," goda gadis yang duduk di samping Hanan. Lyra, namanya, sahabat Hanan sejak kecil. Namun, mereka berpisah sekolah saat Hanan memutuskan masuk ke SMA, sedangkan Lyra masuk ke SMK. Mereka sangat dekat, bahkan bak pinang dibelah dua. Wajahnya terlihat ada kemiripan, mungkin karena selalu bersama sejak kecil."Hm." Hanan mengeluarkan ponsel dari dalam mini bag._Group Alumni SMA Tunas Bangsa angkatan ke XV_[Diberitahukan kepada seluruh alumni angkatan ke 15, agar datang ke Choffe shop di jalan Imam Bonjol, pukul tujuh malam. Kita mengadakan reuni dan saling sapa menjalin tali silaturahmi. Diharapkan semuanya agar dapat hadir. Boleh membawa pasangan masing-masing.]Si pemberi pengumuman adalah ketua kelas Hanan s
Read more
PREV
12345
DMCA.com Protection Status