All Chapters of Kukembalikan Suami Pada Mertua Munafik: Chapter 21 - Chapter 30

123 Chapters

Pembawa Sial

Prangg.. Gelas sedang dipegang oleh Annisa tiba-tiba saja jatuh. Annisa tersentak dan terdiam beberapa saat sambil memandangi pecahan gelas yang tersebar di lantai. "Nis, kamu kenapa?" tanya Karina. "Aku juga tidak tahu, Rin. Tapi tiba-tiba perasaanku tidak enak. Apakah akan terjadi sesuatu yang tidak baik?" gumam Annisa. "Jangan percaya pada hal-hal seperti itu! Mungkin kamu hanya kelelahan, istirahatlah sebentar, biar kami yang menyelesaikan pekerjaan ini!" ucap Karina sambil mengantarkan Annisa ke dalam kamar. Seorang karyawan membersihkan pecahan gelas itu, lalu semuanya kembali bekerja seperti biasanya. Di dalam kamar, Annisa berusaha menenangkan dirinya. Ia membaringkan tubuhnya di samping Shafira yang sedang tidur. Namun Annisa masih terus merasa gelisah dan tidak mengerti apa yang membuat hatinya terasa tidak nyaman. Annisa mencoba membaringkan tubuhnya lagi dan memejamkan mata. Tiba-tiba ponsel Annisa berdering, ia segera mengambilnya dan melihat sebuah nomor yang belum
last updateLast Updated : 2023-05-22
Read more

Biaya Operasi Dani

"Ternyata Mas Dani masih memiliki rasa cinta dan peduli pada aku dan Shafira, Rin," kata Annisa sambil menangis haru. "Iya, Nis. Aku percaya sebenarnya Mas Dani orang yang baik dan menyayangi keluarganya. Namun ia harus berada di situasi yang sulit, karena ibu dan adiknya bersikap egois," ujar Karina. "Semoga Mas Dani baik-baik saja dan bisa pulih seperti sediakala. Kalau terjadi sesuatu yang buruk padanya, bagaimana aku harus mengatakan semuanya itu pada Shafira? Shafira sangat menyayangi papanya,""Nis, sepertinya kamu masih mencintai Mas Dani. Benar kan?" tanya Karina. "Kami sudah cukup lama menjalin hubungan dan hidup bersama, tentu tidak mudah melupakan semua kenangan manis yang telah kami lalui. Apalagi sudah ada Shafira, buah cinta kami berdua," jawab Annisa. "Iya, aku mengerti. Sudahlah, hapus air matamu! Jangan sampai Shafira melihatmu menangis! Kasihan dia," ucap Karina. Annisa menganggukkan kepalanya, lalu menghapus jejak air matanya. Annisa dan Karina telah sampai di
last updateLast Updated : 2023-05-23
Read more

Menolong Dani

Shafira menangis dengan keras setelah mendengar apa yang Lily ceritakan tentang papanya. Annisa memeluk Shafira dan berusaha untuk membuatnya tenang. "Ma, Shafira mau ketemu papa," isak Shafira. "Iya, Sayang. Nanti kita ketemu papa dan berdoa supaya papa sembuh, ya," sahut Annisa sambil membelai wajah Shafira. "Tapi Mama mau menolong papa, kan?" tanya Shafira. "Iya. Sudah, jangan menangis lagi! Sekarang Fira main dulu ya, mama mau bicara sama tante Lily," kata Annisa. Shafira menganggukkan kepalanya dan menggendong boneka barunya, lalu masuk ke dalam kamar. Setelah memastikan Shafira telah masuk ke dalam kamar, Annisa beralih menatap Lily. "Apa maksudmu berkata seperti itu pada Shafira? Dia masih terlalu kecil, apa kamu tidak memikirkan perasaan Lily?" tanya Annisa dengan suara pelan namun penuh penekanan. "Shafira anak Mas Dani, tentu harus mengetahui keadaan papanya," jawab Lily santai. "Tapi itu akan membuat Shafira sedih, aku tidak suka caramu menceritakan semua itu padany
last updateLast Updated : 2023-05-23
Read more

Tidak tahu berterimakasih

Operasi Dani berjalan dengan lancar, semuanya merasa sangat bersyukur. Setelah operasi selesai, Dani dipindahkan kembali ke kamar perawatannya. Menurut dokter, kondisi Dani harus dipantau selama beberapa hari ke depan. Setelah operasi di kepala Dani ini, tinggal memantau kondisi kaki Dani. Dalam kecelakaan kemarin, ada tulang kaki Dani yang patah. Menurut dokter, kemungkinan Dani harus menjalani beberapa tahapan untuk memulihkan kondisi kakinya. Dani masih belum sadar saat dipindah kembali ke ruangannya. Di dalam ruangan, Ibu Dani masih menatap Annisa dengan pandangan mata yang tidak bersahabat. Bahkan dengan Shafira juga Ibu Dani tidak menunjukkan rasa rindu atau berusaha mendekatkan diri. Shafira juga menatapnya seperti orang asing, tidak ada hubungan yang dekat seperti seorang cucu pada neneknya. Shafira malah terlihat ketakutan jika melihat neneknya."Sudah selesai operasinya, kalian pulang saja!" kata Ibu Dani pada Annisa. Karina yang mendengarnya mencibir, Ibu Dani seenaknya
last updateLast Updated : 2023-05-24
Read more

Surya ingin melamar Annisa

Pagi harinya, Annisa bangun dan memandikan Shafira. Setelah itu, ia menyuapi Shafira dan membuka kiosnya. Para karyawan mulai berdatangan dan mengerjakan tugasnya masing-masing. Annisa sedang melayani pelanggan ketika ponselnya berdering. "Biar aku saja yang lanjutkan, Mbak," kata seorang karyawan ketika melihat Annisa akan menjawab telepon itu. "Halo, Ibu!" sapa Annisa. "Halo, Nak. Ibu mau menyampaikan padamu tentang kedatangan Surya semalam," kata ibu. "Oh, memangnya ada apa, Bu? Apa ada sesuatu yang penting?" tanya Annisa yang tidak bisa menyembunyikan rasa penasaran. "Nak Surya menyatakan bahwa ia menyukai kamu, Nak. Katanya dia sudah mengungkapkan perasaannya padamu?" tanya ibu. "Hah? Ternyata dia serius, Bu? Kami memang tidak sengaja berjumpa, dan aku sangat terkejut karena mendengar pernyataannya itu. Aku tidak menyangka bahwa dia akan menemui Ibu dan bapak," ucap Annisa. "Iya, tapi sebenarnya untuk kami ini bukan hal yang baru, Nak," kata ibu. "Maksud Ibu?" tanya Anni
last updateLast Updated : 2023-05-24
Read more

Surya ingin mengambil hati Shafira

"Fira, ke Mall saja sama tante, yuk," bujuk Karina"Ga mau, Tante. Fira mau ke rumah sakit ketemu papa," "Fira ga takut ketemu nenek galak?" celetuk Karina. Annisa spontan melotot dan menyikut lengan Karina. Selama ini Annisa tidak ingin menanamkan rasa benci di hati Shafira. Saat masih tinggal di rumah Ibu Dani, hampir setiap hari Shafira harus mendengar perkataan kasar dari sang nenek pada mamanya. Bahkan Shafira sering menangis saat tidur, mungkin kejadian yang dilihatnya itu terekam di alam bawah sadar Shafira kecil. Namun Annisa tidak ingin sang putri tumbuh dalam dengan rasa dendam. Annisa ingin Shafira menjadi anak yang normal dan merasakan lingkungan yang penuh cinta dalam pertumbuhannya. Sekalipun impian itu sulit terwujud jika Annisa dan Shafira masih tinggal bersama Ibu Dani. "Fira, papa belum dijenguk. Nanti kalau papa sudah membaik, baru kita datang menemui papa. Oke?" ucap Annisa. Safira merengut, tetapi akhirnya menganggukkan kepalanya. "Selamat pagi," sapa seoran
last updateLast Updated : 2023-05-25
Read more

Rahasia itu terbongkar

Ibu dan Lily masih menjaga Dani di rumah sakit. Dani masih lebih sering memejamkan mata, sehingga ibunya dan Lily bebas berbincang tentang apa saja di kamar itu. "Li, beli makanan sana! Ibu lapar," kata ibu. Lily langsung bangun dari sofa dengan bersemangat. Sebenarnya Lily juga sudah merasa bosan harus berdiam diri di ruangan itu terus. "Minta uangnya, Bu!""Loh, tadi pagi kan Ibu sudah kasih seratus ribu," kata Ibu ketus. "Ah, Ibu ini pelit deh. Mana cukup seratus ribu? Kalau Lily punya uang kan juga Lily bagi ke Ibu!" gerutu Lily. "Kamu ini, bisa-bisanya bilang Ibu pelit. Sekarang ini kita harus berhemat. Lihat Mas Dani masih terbaring sakit, dan kita tidak tahu kapan dia bisa bekerja kembali. Kita tidak ada sumber penghasilan, sebaliknya pengeluaran dan kebutuhan kita terus berjalan. Ibu pusing memikirkannya," keluh ibu. "Sabar, Bu. Nanti Lily cari cara untuk mendapatkan uang," jawab Lily. "Bagaimana caranya? Kamu kuliah saja belum selesai juga, bagaimana bisa mendapat peker
last updateLast Updated : 2023-05-25
Read more

Tidak ada kebohongan yang abadi

"Li, kapan kamu mau mengunjungi Annisa dan meminta uang padanya?" tanya ibu sambil menyuapkan satu potongan somay ke dalam mulutnya. "Aku sedang tidak enak badan, Bu. Mungkin masuk angin karena kurang tidur. Lagipula tidak mungkin Mbak Annisa mau memberikan yang itu," jawab Lily. "Kamu ini! Uang kita sudah menipis, kita harus pikirkan cara untuk mendapatkan uang lagi," Ibu menatap Lily dengan gemas. "Aku juga berpikir, Bu. Aku juga ingin mendapatkan uang, tapi jaman sekarang memang susah mencari pekerjaan," Lily menyandarkan tubuhnya di sofa kamar rumah sakit itu. "Karena itu Ibu menyuruhmu menemui Annisa. Dia pasti mau memberi kita uang. Kamu mau kita kelaparan?" desak ibu. "Aku tidak mau datang ke sana, Bu. Begini saja, aku akan meminta Mbak Annisa datang kemari. Tapi nanti Ibu juga harus membantu mengusahakan supaya kita mendapatkan uang itu. Jangan ketus atau berkata kasar padanya!" kata Lily. "Jadi kamu tidak bisa mengatasi Annisa sendiri? Harus melibatkan Ibu?" tanya ibu.
last updateLast Updated : 2023-05-26
Read more

Dani meminta maaf

Dani akhirnya diperbolehkan pulang dari rumah sakit. Pemeriksaan dokter menyatakan bahwa kaki Dani mengalami cedera yang cukup serius. Dani harus menjalani perawatan selama beberapa waktu dan harus berjalan dengan bantuan tongkat. Dengan berat hati, pihak perusahaan memberhentikan Dani dari pekerjaannya. Kondisi Dani tidak memungkinkan untuk bekerja seperti biasanya. Dani sangat frustasi dengan kondisinya saat ini. "Bagaimana ini Li? Mas Dani malah tidak bisa bekerja saat ini. Kita harus bagaimana? Darimana kita bisa mendapatkan uang?" keluh ibunya sambil berbisik. Namun Dani bisa mendengar perkataan ibunya itu, dan semakin membuat Dani merasa terpuruk, sedih dan seperti tidak berguna. 'Kenapa hidupku menjadi seperti ini? Kehilangan istri, anak, mengalami kecelakaan, tidak bisa berjalan normal, dan kehilangan pekerjaan,' hati Dani terasa begitu perih. Ibu dan Lily mengeluh sepanjang hari, bukannya memberi semangat untuk Dani bangkit kembali dan memiliki semangat hidup. Saat dalam
last updateLast Updated : 2023-05-26
Read more

Dani dan Surya

"Aku tidak tahu, Mas. Aku membutuhkan waktu untuk memikirkan semua ini," kata Annisa. "Aku tahu, pasti sulit bagimu Nis. Kamu sudah melewati banyak hal yang sulit, dan aku membiarkanmu sendiri menanggung semuanya. Aku tidak bisa memaksamu, Nis. Rasanya aku tidak berhak dan tidak layak. Semuanya aku serahkan padamu, tapi ingatlah bahwa kita memiliki Shafira di antara kita," Dani menatap Annisa dengan penuh harap. "Aku mau memandikan Shafira dulu, Mas," kata Annisa sambil menggendong Shafira masuk. Shafira terlihat senang pagi ini, karena ia bertemu dengan Dani yang sudah lama ia rindukan. Annisa memandikan Shafira, lalu memakaikan pakaiannya. Shafira terlihat ceria, tertawa, bernyanyi, dan tidak banyak drama seperti biasanya. Setelah itu, Shafira segera berlari ke pangkuan Dani kembali. Annisa merasa terharu melihat kedekatan anak dan suaminya itu. Melihat keadaan Dani, timbul rasa kasihan di hati Annisa. Sekalipun dia ingin cuek dan membalas Dani, tapi hati kecilnya tetap tidak te
last updateLast Updated : 2023-05-27
Read more
PREV
123456
...
13
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status