Home / Romansa / SERPIHAN DENDAM MASA LALU / Chapter 41 - Chapter 50

All Chapters of SERPIHAN DENDAM MASA LALU: Chapter 41 - Chapter 50

115 Chapters

Sudah Mulai Luluh

Alexander hanya tersenyum getir, apakah dia bisa menjadi jahat setelah berhasil menemukan belahan jiwanya?“Apakah itu memang niatmu? Mendekatiku, membuatku jatuh cinta dan menyakitiku dengan kembali pergi?” tanya nya. Rianne tidak menjawab, dia hanya semakin masuk dalam kedakapan Xander. “Coba jelaskan padaku, bagaimana caranya aku memaafkanmu setelah kau membunuh kak Arche?” lirihnya.“An –,”“Aku tahu bukan kau yang membunuh secara langsung, tetapi mereka anak buahmu kan? Bagaimana aku bisa menerima ini dengan mudah? Dia kakakku, dia sudah berjanji akan bersamaku, tapi –,”Alexander menghela napas panjang, dia bangun dari pembaringannya, membuat Rianne heran, pria itu masuk kesebuah bilik di dinding kamarnya, bahkan Rianne baru tahu bahwa dengan sekali dorong saja dinding itu terbuka dan menampakkan sebuah ruangan rahasia.Rianne duduk dia masih menunggu Alexader keluar karena dinding tadi sudah tertutup kembali. Beberapa menit menunggu Alexander keluar dengan tubuh yang masih ber
Read more

Kepergian Alexander

Rianne yang menyusupkan tangannya disela-sela rambut tebal Alexander memberhentikan tangannya, kini Alexander juga sudah menghadapkan wajahnya kedepan menatap Rianne dari bawah. Tangan kekarnya mengulur ke atas dan mencubit pipi Rianne sampai si empu meringis.“Mau kemana?” Rianne memindahkan tangan Alexander dan siap mendengarkan ucapan selanjutnya.“Aku tidak bisa mengatakannya, tetapi aku pasti akan kembali.”Keduanya saling diam. Rianne kali ini merasa aneh, seperti tidak ingin membiarkan, tetapi dia tidak ada hak untuk itu. Alexander yang melihat diam nya Rianne kembali melanjutkan, “Kau bisa tinggal disini menungguku, juga bisa kembali ke rumahmu kalau memang sangat ingin.”Ucapan Alexander kembali membuatnya bingung, kenapa pria yang mati-matian membuatnya terikat seolah membuka semua ikatan nya, ada apa sebenarnya, apakah memang seperti ini?Alexander kembali melanjutkan, “Hanya saja kedai kopimu, aku tidak bisa mengambilnya kembali karena yang membelinya memang sangat membutu
Read more

Pria Di Ujung Kota

Baru saja Lyora akan melangkah pergi, suara pintu terbuka membuat langkahnya terhenti, Lyora berbalik dan melihat siapa pemilik sebenarnya. Viola terkejut karena tidak menyangka wanita yang pernah di tolongnya akan berdiri di depan pintu dengan senyum yang tidak ingin dilihat.“Selamat siang, Nona, Viola.” Lyora memang mendapatkan serta nama dari resepsionis tadi, dia teliti wanita yang sangat sulit sekali informasinya dengan seksama, wajah bulat, kulit putih, bibir tipis dan kecil serta bulu mata panjang, mirip boneka.Viola yang awalnya terkejut berusaha menormalkan dirinya, dia bersikap tenang kembali dan tersenyum, melihat dari tatapan Lyora sepertinya gadis itu tidak mengenal wajahnya.“Selamat siang juga, silahkan masuk!” tidak ada kesempatan Viola bertanya, karena pasti Lyora sudah mengetahui siapa dirinya, maksudnya mungkin mengetahui kalau dia adalah penolong bukan penyebab. Lyora masuk memperhatikan semua yang ada didalam, indah itu yang bisa Lyora lihat. “Nona, terima kasi
Read more

Kembalinya Orion

Pemuda itu memajukan wajahnya lebih dekat dengan wajah Alena, wanita yang menolongnya saat itu. Alena yang seperti sudah tahu apa yang akan terjadi memejamkan mata, jemarinya saling remas, jantungnya berdegup kencang.Satu kecupan mendarat di hidung mandung wanita dengan kulit sawo matang tersebut, Alena mengerjapkan mata berulang kali, “Tu-tuan, anda--,”“Terima kasih karena kau dan ayahmu menolongku.”Alena memundurkan wajahnya, “Tuan, sudah berapa kali anda mengatakannya? Saya dan ayah saya senang karena anda baik-baik saja, percayalah!” Orion mengangguk.Benar, pria yang bersama Alena adalah Orion, entah bagaimana caranya sampai dia bisa bebas dari maut saat itu. Dia mendapatkan beberaa luka, dan itu akan terus mengingatkannya tentang bagaimana pria itu melukainya.Alexander, Orion akan tetap meyakinkan dirinya bahwa semua kejadian tiba-tiba yang dia dapatkan adalah karena Alexander, pria yang tiba-tiba masuk dalam kehidupan nya bersama Rianne.Orian tersenyum saat menyebut nama w
Read more

Kepulangan Alexander

Setelah makan malam bersama. Orion, mendudukkan diri di sofa ruang tamu dan di susul oleh Viola sang istri. “Kau tinggal dimana selama ini?” tanya Viola dia sudah menempelkan diri di sisi pria yang membuatnya melakukan semua ini.“Seorang pria tua dan anak perempuan nya, mereka yang menemukanku, aku tidak ingat jelas bagaimana kejadiannya.” Orion menghebuskan napas kasar, kemudian kembali melanjutkan, “Setelah sadar aku tahu bahwa aku berada ditempat mereka.”Viola bersyukur, siapapun orang yang menyelamatkan Orion dia akan membalas jasanya nanti. Pria yang masih menginginkan Rianne itu melirik pada wanita di sebelahnya, “Apa yang kau lakukan selama kepergianku?” selidiknya, karena Orion tahu wanita seperti apa Viola sebenarnya.“Apa lagi, aku menyelamatkanmu dari wanita jahat itu.” Katanya santai.“Rianne? Apa yang kau lakukan padanya? Bukannya baru saja dia datan--,”Orion menghentikan ucapannya saat melihat Viola sudah berdiri, sepertinya dia salah bicara.“Rianne? Kenapa dipikiran
Read more

Jangan Menemuinya Lagi!

Sampai di mansion, Rianne memarkirkan mobilnya, dia bisa melihat di sudut sana Alexander sudah menunggunya dengan tatapan tajam tidak bersahabat.Langkah wanita itu pelan tetapi pasti, "Kau berani bertemu dengannya lagi? kau ingin dia bernasib seperti kekasihmu itu?" "Kami tidak sengaja bertemu." Rianne melangkah lebih dulu masuk ke dalam mansion di susul oleh Alexander dibelakangnya."Ku peringatkan sekali lagi, jangan lagi bertemu pria itu!"Rianne berbalik, "Kau mau apakan dia? membunuhnya? apa hanya itu caramu menyelesaikan masalah?""Anna, jangan meninggikan suaramu padaku." desisnya.Alexander yang awalnya sangat manis pada Rianne, tiba-tiba saja berubah, bahkan pria itu tidak segan membentak wanita yang selalu dia cintai sejak awal. "Kau yang memulai." Rianne cemberut, dia merasa Alexander berubah, kata-kata manis sudah tidak ada lagi di dengarnya. Sejak kembalinya Alexander, pria itu selalu saja marah-marah.Ke esokan harinya, Rianne kembali ke luar dari mansion setelah sara
Read more

Pertemuan Kedua

Lyora yang merasa penasaran dengan apa yang Rianne katakan, langsung membawa mobilnya ke sebuah gedung tinggi di ujung kota. wanita cantik yang pernah mengandung anak Orion itu membawa langkahnya dengan jantung yang berdebar."Rianne, aku bersumpah akan membalasmu jika sampai kau mempermainkanku." Lyora keluar dari lift, hanya beberapa langkah saja dia akan sampai di depan pintu kamar Viola.Lyora terus menekan bel sampai kakinya terasa lelah, ini kedua kalinya dia datang dan lama menunggu."Nona, kau?" Viola berada di belakang Lyora membuat kekasih Orion itu berjingkat karena terkejut. Dia yang akan menekan bel kembali langsung berbalik saat mendengar seorang dibelakangnya."Nona Vio ...." Lyora bingung mau mengatakan apa, dia rencana akan menangkap basah Orion, sekarang di kejutkan dengan kehadiran Viola yang tiba-tiba sekali."Ada masalah? Kau berdiri di depan pintu apartemenku, apakah ada masalah penting?" Viola menempelkan kartu miliknya, otomatis pintu terbuka sekarang."Saya han
Read more

Kemarilah!

Rianne memandang lurus pada pantulan kaca, disana nampak pria tinggi dengan tubuh indah, terdapat otot di beberapa bagian yang pas, serta jangan lupakan dibagian otot perutnya. Rianne sampai menelan ludah berulang kali.“Aku tahu kemana arah pandangmu!” Alexander mengecup telingan Rianne membuat wanita cantik itu memejamkan mata.Rianne berbalik, mengalungkan tangan dileher sang pria, di ikuti oleh Alexander yang meletakkan kedua tangan di pinggang ramping wanita nya. Tanpa ragu Rianne berjinjit dan mengecup sekilas bibir tebal milik Alexander.Alexander tertawa, “Kau sudah pandai ternyata.”Rianen berdecak, sudah melepaskan tangan dan ingin mengambil piyama, tetapi tangannya ditahan, Alexander memeluknya dari belakang, “Mau kemana? Aku merindukamu. Kau tidak rindu padaku? Tega sekali!”Rianne sekali lagi berdecak, dia yang akan melepas tangan Alexander mendesah kala pria itu menyesap kuat lehernya. “Diamlah! Aku rindu.”Menghela napas pelan, Rianne berbalik, meletakkan kepala di dada
Read more

Kau Jahat!

Anita menunduk, tetapi kakinya melangkah ke hadapan teman nona nya. Orlando menyeringai, melihat penampilan Anita dari atas sampai bawah. Sempurna. Orlando berdiri membuat mangsa takut, Anita meremas rok bawahnya dan merapalkan doa di dalam hati.“Kenapa wajahmu terlihat sangat ketakutan?” tanya Orlando sedikit membungkuk memandang dari bawah, dia sampai menggeleng karena Anita sampai menutup matanya.“Itu, Tuan, saya--,” Sekarang Anita bingung sendiri harus mengatakan apa. Orlando kembali duduk, membuat Anita lega, “Jam berapa Rianne datang?”“Tuan, anda salah dengar, nona tidak akan datang, saya hanya salah bicara saja tadi.” Orlando berdecak, dia kemudian berdiri membuat Anita kembali wasapada. Takut.“Baiklah! Lebih baik aku kembali saja.” Kata Orlando dengan senyum termanisnya. Pria itu melanjutkan, “Katakan pada Rianne aku mencarinya dan katakan pula padanya jangan terlalu menghindariku.”Sampai detik ini, Orlando masih tidak bisa menemukan keberadaan Rianne, ada kemungkinan w
Read more

Riuh!

Di tempat yang berbeda, Alexander sudah sampai di tempat tujuan, dia sudah duduk dengan tenang memperhatikan lawannya yang juga tidak kalah tenang dihadapannya. “Katakan padaku, apa maumu?” Alexander sudah tidak bisa menunggu lama, karena dia harus segera bertemu dengan Rianne secepatnya.Orlando yang duduk di hadapanya hanya tertawa dengan sesekali menggoyangkan gelas wine miliknya, “Kau sangat tidak sabaran tuan.” EjeknyaOrlando berdehem, memajukan sedikit wajahnya membuat Rafh yang berada di sebelah sang tuan geram, tetapi Alexander mengabaikannya. “Apakah Rianne tahu siapa kau yang sebenarnya?”Alexander menyunggingkan bibirnya, “Kau mengancamku karena itu? Bagaimana kalau sebenarnya dia memang sudah tahu aku seperti apa?” “Benarkah?” Orlando menegakkan kembali tubuhnya menjadi tegap, dia menyalakan rokok yang sudah tersedia disana. Pria itu melanjutkan, “Bukan tentang kematian kakaknya, Arche. Ah, tapi, aku sangat berterima kasih padamu karena sudah menyingkirkan pria berisik
Read more
PREV
1
...
34567
...
12
DMCA.com Protection Status