Главная / Romansa / Pembantu Kesayangan Tuan Muda / Глава 51 - Глава 60

Все главы Pembantu Kesayangan Tuan Muda: Глава 51 - Глава 60

284

51. Tersisih

Jelita menutup pintu kamar William dengan jantung yang berlompatan tak keruan. Astaga. Pria itu agresif sekali. Jelita salah besar karena pernah mengira jika William adalah pria yang dingin. Setelah menjadi kekasihnya dia baru tahu kalau William ternyata sosok pria yang sangat panas, apalagi jika sedang menginginkan dirinya. Rasanya Jelita bisa terbakar habis di dalam pelukan William yang tak pernah menurunkan intensitas cumbuannya jika telanjur mengurung tubuh Jelita dalam dekapannya. Jelita memegangi pipinya yang merona merah kala teringat bagaimana William tadi mendadak mencumbunya begitu pria itu membuka mata. Dan gadis itu mengulum senyum kala terngiang kembali di kepalanya bagaimana suara lembut William tadi menyebutnya sebagai bidadari. Gombal, tapi menyenangkan untuk didengar. Jelita kemudian langsung pergi ke dapur. Dia sedang menyeduh teh untuk Nadya yang sedang datang bersama Fara. “William sudah bangun belum, sih? Kok lama amat,” tegur Fara yang menyusul Jelita ke dapur
last updateПоследнее обновление : 2023-05-30
Читайте больше

52. Uji Coba Kompromi

“Will, koki Tante sedang kekurangan asisten. Tante pinjam Jelita dulu, ya. Jelita kan pintar masak. Mau ada arisan di rumah Tante, ada istri-istri pejabat juga yang jadi anggota arisannya. Jadi Tante harus mempersiapkan jamuan acara ini dengan sebaik-baiknya.” “Kapan, Tante?”“Arisannya masih tiga hari lagi, tapi Jelita harus ikut Tante pulang sekalian hari ini. Tenang saja, seperti biasa nanti Tante kirim pembantu di rumah buat menggantikan tugas Jelita di sini sementara Jelita kerja di rumah Tante.”William tentu saja merasa keberatan. Tetapi akan menjadi aneh jika dia tiba-tiba menolak, sebab Nyonya Marta dulu juga sering meminjam Bik Yuni jika sedang kekurangan asisten koki di rumahnya, dan William tak pernah keberatan. Apalagi Jelita juga sedang libur semester sehingga dia tidak bisa memakai alasan Jelita harus kuliah.William menghela napas dan mengangguk, sambil diam-diam melirik Jelita. Sebenarnya berat untuk melepaskan gadisnya pergi. “Mbakyu Mira jangan sampai nggak datang
last updateПоследнее обновление : 2023-05-30
Читайте больше

53. Jaga Jarak

Nadya berpura-pura tegar dengan memaksa bibirnya tersenyum, meski air mata mulai menetesi pipi. Padahal apa yang terjadi di dalam kamar William tak sama seperti apa yang sedang dipikirkan Nadya. Jelita memekik karena kaget saat William merebahkannya ke kasur dan langsung menindihnya. Lalu William tertawa saat Jelita meninju-ninju lengannya karena kesal sekaligus malu.“Abang gila! Nanti Nadya mikir macam-macam.” “Ck. Biar saja Nadya mikir macam-macam, terus jijik sama aku dan lama-lama minta putus. Biar keluargaku dan orangtuanya tak menaruh harapan tinggi terhadap hubungan palsu kami. Lagipula aku memang mau macam-macam,” goda William.“Ih! Yang ada dia nggak akan jijik sama kamu, Bang, tapi sama aku. Kalau dia lapor ke keluargamu gimana?” “Dia tak akan melakukan itu.” “Sotoy! Anggap dia akan melakukan itu. Ntar kita gimana coba?” “Kita?” Pria itu malah tersenyum, meledek kepanikan Jelita. “Langsung nikah.” William berkata sambil mengedipkan sebelah matanya. “Abang, jangan berca
last updateПоследнее обновление : 2023-05-31
Читайте больше

54. Sebuah Syarat

William merasakan kosong dalam hatinya sejak ketiadaan sang kekasih sekaligus pembantunya yang biasa mendampinginya sarapan, yang melihat kepergiannya berangkat kantor, dan yang menyambutnya sepulang kerja. William merindukan kesehariannya yang manis bersama Jelita. Kangen masakannya. Nyonya Marta memang mengirim pembantu pengganti untuk menggantikan tugas Jelita sementara waktu, termasuk tugas memasak, tetapi masakannya tidak enak di lidah William yang terbiasa dimanjakan kelezatan masakan Jelita yang nilainya di atas rata-rata. William uring-uringan sebab hari ini Jelita tak memberinya kabar. William bahkan ingin membanting ponselnya karena kesal. Jelita sama sekali tak meneleponnya, bahkan Jelita menolak saat William berinisiatif meneleponnya lebih dulu. Kurang ajar. Dia bisa gila rasanya. Haruskah dia mengunjunginya langsung ke rumah Nyonya Marta? Tentu itu akan lebih gila lagi. Semuanya bakal langsung curiga. Sebab biasanya William tak akan ke rumah Nyonya Marta kalau tak ada ha
last updateПоследнее обновление : 2023-05-31
Читайте больше

55. Bekerja Keras

Nadya tertawa setelah menguasai kekagetannya. “Wah …,” dia geleng-geleng kepala, “kenapa sih kamu repot-repot meminta satu hal yang pasti akan terjadi, Will?” “Pasti? Jadi kamu memang berniat memutuskanku 3 bulan lagi?” Nadya tersenyum kecut. Tentu saja tidak! Tetapi egonya begitu terluka saat ini untuk mengatakan yang sesungguhnya bahwa dia sangat ingin mempertahankan hubungan mereka lebih lama lagi, sehingga Nadya pilih mengangguk saja. “Will. Aku kan sudah bilang sejak awal, … aku cuma butuh kamu sebagai pacarku. Kita tak harus berakhir menikah.” ‘Bohong. Aku ingin bisa menikah denganmu, Will.’ Namun Nadya menyembunyikan kebohongan itu untuk dirinya sendiri. “Tapi orang tuamu dan tante Marta jadi berharap lebih sejak kita mengumumkan hubungan itu, Nad. Dan sikapmu yang terlalu terbuka pada keluarga Subrata akan menambah harapan mereka.” “Terus? Aku harus bersikap memusuhi keluargamu agar aku dibenci, begitu? Ck. Kamu boleh bucin pada Jelita tapi jangan tolol. Berpikirlah yang
last updateПоследнее обновление : 2023-06-01
Читайте больше

56. Jangan Gegabah

Nadya bisa melihat rahang William yang tampak mengeras dan sorot matanya sedingin es. Sejak tadi tatapannya tak lepas mengawasi Jelita. “Will,” Nadya menepuk-nepuk lengan William dan mendekatkan bibirnya ke telinga pria itu. “Berhenti menatap Jelita seperti itu. Jangan membuat tantemu yang cerewet itu curiga. Jika kau ingin melindungi pembantu kesayanganmu itu, bersikaplah sewajarnya di depan semua orang.” William menghela napas panjang, bersyukur Nadya berbaik hati mengingatkan sikapnya yang nyaris hilang kendali. Pria itu kemudian tersenyum tipis sebagai ungkapan terima kasih saat matanya bertemu tatap dengan Nadya yang juga membalas senyumnya.Sementara itu dari tempatnya, Jelita melihat William dan Nadya sedang saling adu tatap dengan mesra, bahkan tangan mereka saling menggenggam. Kini semua orang bisa melihat jika kedua orang itu betul-betul pasangan yang sepadan dan sedang kasmaran. Jelita menghela napas panjang, menguatkan hatinya saat membawa nampan berisi tiga gelas lemon t
last updateПоследнее обновление : 2023-06-01
Читайте больше

57. Menggapai Maaf

William bergegas memasuki rumah begitu mengetahui Jelita sudah lebih dulu sampai. Dia langsung menuju kamar Jelita. “Sayang?” panggilnya sambil mengetuki pintu. “Boleh aku masuk sebentar? Aku ingin bicara.” William masih mengetuk-ngetuk pintu, namun Jelita tak jua menyahut. Jelita mendengar ketukan itu, tetapi dia tak ingin menanggapi William. Lebih baik tidur mengistirahatkan jiwa-raganya yang lelah agar besok pagi kembali bugar saat kembali bekerja. Bagaimanapun tak boleh lupa kalau dia adalah pembantu William yang digaji untuk mengerjakan semua pekerjaan rumah ini dan memasak. Dia tak ingin memanfaatkan hubungan asmara mereka untuk bersantai-santai. Namun Jelita sungguh terganggu karena William terus saja mengetuk pintu sehingga dia tak bisa tidur karena berisik. ‘Apa tangannya tak lelah mengetuki pintu terus?’ pikirnya gusar. “Masuk, nggak dikunci!” William memasuki kamar dan langsung menghambur kepada Jelita yang sedang tidur di ranjang. Dipeluknya Jelita erat-erat. “Sayang,
last updateПоследнее обновление : 2023-06-01
Читайте больше

58. I Love You

Jelita sekarang tahu kenapa orang-orang bilang Bali itu salah satu surga dunia. Sepanjang mata memandang, yang Jelita lihat hanyalah keindahan. Panorama alamnya sungguh luar biasa. Jelita membuka kaca jendela mobil yang membawanya semakin menjauhi kota, seketika udara segar khas pedesaan berembus masuk dan meniup rambutnya hingga menari-nari bersama irama angin. Gadis itu tersenyum mengagumi nuansa pedesaan yang asri menghijau dengan sawah terasering yang unik dan memukau. Jelita baru menyadari kenapa William memilih Ubud sebagai tempat menginap. Sebab selain terkenal dengan kearifan lokal, ketenangan, dan hamparan alam dan sawahnya yang menghijau, Ubud juga sering menjadi sasaran bagi para pasangan yang sedang berbulan madu atau untuk mencari ketenangan dan menjalani hubungan romantis. Hal itu terlihat jelas sepanjang perjalanan. Beberapa kali Jelita berpapasan dengan sepasang atau beberapa pasangan yang sepertinya kekasih. Mereka semua tampak begitu bahagia bersama. “Selamat datan
last updateПоследнее обновление : 2023-06-02
Читайте больше

59. Area yang Diterobos

Ubud memiliki banyak tempat wisata seni dan wisata alam yang indah dan menyenangkan. Sementara William berkutat dengan urusan bisnisnya, Jelita menghabiskan waktu dengan mengunjungi tempat-tempat wisata yang menarik bersama Wati yang tak pernah jauh-jauh darinya. Wati juga sebenarnya seorang bodyguard yang ditugaskan William untuk menjaga sang kekasih selama berlibur di Bali. Jelita mengunjungi Pasar Seni Ubud yang merupakan surga bagi wisatawan yang ingin mencari pernak-pernik khas Bali. Banyak produk seni anti mainstream yang bisa dijadikan oleh-oleh, tetapi Jelita tak membeli satupun karena dia tak punya teman dekat untuk diberi oleh-oleh. Tetapi Jelita cukup puas hanya dengan melihat-lihat saja. Ternyata di dalam pasar seni ini juga menawarkan aneka kebutuhan sehari-hari seperti buah dan sayuran. Jelita antusias mencicipi aneka jajanan pasar yang dijual di tempat ini, entah makanan ringan, camilan, maupun menu tradisional khas daerah. Hari sudah menjelang siang, tempat itu sudah
last updateПоследнее обновление : 2023-06-02
Читайте больше

60. Jelita - William

Hartono menatap kepada lelaki tinggi berwajah khas asia yang menyodorinya selembar amplop berisi selembar kertas berisi laporan penting. “Sebutkan saja hasilnya,” kata Hartono tanpa repot-repot menoleh kepada orang yang sedang mengemban sebuah misi darinya itu. “Hasilnya 99,99% persis sama seperti dugaan Tuan.” Punggung Hartono membentur sandaran kursi kebesarannya. Kursi pucuk kekuasaan yang didapatinya lewat pertumpahan darah, keringat, dan air mata yang lama mengering. Dia memang sudah menduganya, tetapi tetap saja kekagetan menguasai hatinya ketika dia kini mendengar hal itu sebagai fakta yang tak lagi berupa dugaannya semata. Tangan Hartono terkepal. Ada kabut kesedihan sekaligus kemarahan yang menyelimuti mata dengan kantung kulitnya yang mulai keriput. “Sam sudah tahu?” “Saat ini belum, Tuan.” “Biarkan jika dia mengetahuinya.” “Baik, Tuan.” Sepeninggalan orang yang merupakan kaki tangannya itu, Hartono menghela napasnya dalam-dalam agar dadanya tak dihimpit sesak yang
last updateПоследнее обновление : 2023-06-02
Читайте больше
Предыдущий
1
...
45678
...
29
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status