Semua Bab DIALAH SANG DEWA PERANG: Bab 71 - Bab 80

148 Bab

Bab 71. Langkah Pamela

Bab 71. Langkah PamelaDi balik pintu kamar, Pamela mendengarkan pembicaraan dua orang di dalam kamar. Setelah itu dia bergegas pergi.“Kau memang ingin menyingkirkan kami, Edward. Aku tak akan segan lagi sekarang!” katanya dengan perasaan geram.Wanita cantik itu pergi ke dapur. “Gilda, tolong buatkan aku kopi andalanmu itu!” perintahnya pada seorang pelayan wanita.“Baik, Nyonya!” Wanita pelayan itu meninggalkan meja memasak dan menyiapkan kopi pesanan.Gilda sedang sibuk mengerjakan perintah sang majikan di mesin kopi dan membelakangi Pamela. Melihat makanan sedang dimasak di atas kompor, wanita itu bertanya. “Ini makanan siapa?”“Untuk Tuan Besar, Nyonya,” sahut Gilda sambil berpaling sejenak. Dilihatnya Pamela duduk di kursi di depan meja island. Nyonya mudanya sedang memegang kepala, seperti orang yang sakit kepala. Lalu dia kembali menyelesaikan permintaan Pamela.Wanita cantik itu mengambil sesuatu dari sakunya dan menuangkan sedikit isinya ke dalam panci perebus sayur. Ke
Baca selengkapnya

Bab 72. Langkah Pamela 2

Semua berteriak melihat pria itu jatuh tersungkur, lima meter dari gerbang. Falcon dan bawahannya segera menembak ke ara ladang ilalang, untuk memberi kesempatan bagi bawahan Hunter, menyelamatkan pria itu.“Bagaimana keadaannya?” tanya Jack, saat pintu gerbang perbatasan itu kembali ditutup setelah semua orang masuk dengan aman.“Luka di dada. Peluru sniper itu berhasil menembus baju pelindungnya!” lapor Falcon.“Sangat berbahaya!” ujar Jack prihatin.Dia harus mulai mengevaluasi pakaian pelindung para tentara di sana. Karena ternyata pasukan pemberontak memiliki peluru yang bisa menembus baju pelindung itu.“Setelah dari sana, kalian bisa beristirahat dan cuti selama satu bulan!” Jack memutuskan.“Ah ... aku iri sekali!” Tiger dan Wolf tertawa.“Nanti kalian cuti bergantian!” ujar Jack menghibur.“Siap, Bos!”***Hari Sabtu, Jack mengajak granny dan Valerie, Tom dan Tuan Fredd untuk melihat suasana pantai. Jack membawa neneknya ke Cedar Island, melihat rumah yang surat kepemilikanny
Baca selengkapnya

Bab 73. Blue Star Company

Sore itu juga, tak lama setelah setelah tiba di kantor lagi, Pengacaranya, Stefano menelepon. “Aku sudah menemukan sebabnya!” ujarnya dengan suara keras.“Katakan!” ujar Jack tak sabar.“Perusahaan Blossom Blue Property yang meminta akun anda dibekukan, ternyata adalah anak perusahaan Blue Star Company!” ujar Stefano cepat.“Lalu, apa hubungannya denganku?” tanya Jack heran.“Ahh ... apa Anda tidak mengingat saham yang Anda miliki? Sebagian besar saham itu adalah saham di Blossom Blue Property. Yang lainnya adalah saham Blue Star Company yang bergerak di bidang retail. Serta sejumlah kecil lain, milik perusahaan turunannya, seperti Honey Star Food and Beverage, Blue Rose Restaurant dan Rose Bloom Gallery and Art!” Pengacara itu menjelaskan dengan detail.“Aku tidak tahu tentang itu,” Jack mengakui terus terang. Karena dia memang sama sekali tidak tertarik pada usaha yang dimiliki oleh Keluarga Hamilton.“Permasalahannya sekarang, kenapa mereka membekukan akun bank Anda? Bukankah ce
Baca selengkapnya

Bab 74. Sakitnya Edward Hamilton

Jack berada di rumah sakit. Dari balik pintu dia bisa lihat bagaimana keadaan kakeknya yang sekarang harus terus dipasangi selang oksigen agar dia bisa bernapas degan mudah. Ada selang untuk makanan dan juga selang infus. Menurut Hudson, ginjal kakeknya sudah sangat bermasalah, hingga harus menjalani hemodialisis.“Tuan Muda, sebaiknya kau segera mengambil alih perusahaan, sementara kakekmu masih punya kemampuan untuk bicara! Kau sudah alami sendiri akibat dari penguasaan Pamela di perusahaan. Dia akan menghancurkanmu!” bujuk Hudson lirih.“Tadinya kukira ini langkah kalian untuk mendesakku,” Jack menunduk dengan rasa bersalah.“Tuan besar sudah sakit sejak hari pembacaan wasiat ayahmu. Meurut dokter, dia terpukul ditinggal oleh ayahmu secara tiba-tiba. Itu memperburuk kesehatannya yang memang sudah buruk. Kakekmu itu tidka terlalu suka memeriksakan kesehatannya ke dokter. Dia terus pura-pura sehat agar tidak ada yang merasa khawatir.”Hudson menjelaskan semua yang diketahuinya tentan
Baca selengkapnya

Bab 75. Upaya Pembunuhan

Dalam waktu singkat, Jack dan Falcon sudah meringkus dua dokter yang mereka curigai.Tim dokter dari rumah sakit pusat tentara, tiba di ruangan rawat Edward Hamilton. Di belakangnya mengikuti Hudson yang tidak mengetahui apa yang sedang terjadi. Dia membawa serta seorang penyiar tv dan kameramen, juga Tuan Hasting, pengacara Edward Hamilton.Daniel menahan penyiar tv dan kameramen masuk ke ruangan.“Ada apa Jack? Itu dokter yang merawat Tuan Edward selama ini.” Pelayan tua itu melihat bawahan Jack mengikat perawat dan dokter yang biasa memeriksa tuannya.“Kita tunggu pemeriksaan dokter tentara. Aku tidak percaya pada dua orang ini!” kata Jack.“Hubungi pihak rumah sakit dan tanyakan tentang dua dokter ini!” perintah Jack.“Baik, akan kulakukan.”Tangan Hudson gemetar, membayangkan apa yang telah dialami oleh Edward Hamilton selama lebih dari sebulan dirawat di rumah sakit.Tim dokter itu membawa peralatan mini mereka sendiri untuk memeriksa beberapa hal mendasar. Jack cemas melihat ka
Baca selengkapnya

Bab 76. Gold Finger

Falcon langsung menghubungi pengawal yang menunggu di mobil. Dia mengintip dari jendela kaca yang pecah dan memperkirakan sumber tembakan.“Ada yang mencoba membunuh Jenderal di ruang rumah sakit. Perkiraan arah tembakan, dari gedung apartemen di seberang jalan. Cari!” perintahnya dengan wajah memerah. Falcon sama sekali tak menduga hal seperti itu akan terjadi.Dari pintu, penyiar dan kameramen mereka dan mendengarkan semua kata-kata yang diucapkan di dalam ruangan. Mereka menyorot dokter yang tewas dengan dahi tertembus peluru.Daniel menutup layar kamera itu dan menatap keduanya dengan tajam. “Demi keselamatan kalian sendiri, pergilah dari sini dan simpan semua rahasia ini. Orang yang menembak tak akan tinggal diam jika hal ini meledak ke permukaan!” Tangannya dengan cepat merampas kamera dan menghapus bagian rekaman di dalam ruang rawat. “Pergi dan sembunyikan kamera ini. Berlakulah layaknya seorang pengunjung rumah sakit biasa. Jangan memancing orang untuk bersikap jahat.”Peny
Baca selengkapnya

Bab 77. Brodie Baker

Jack berpikir keras, siapa yang bernama Gold Finger. “Mungkinkah dia adalah sniper tadi?” gumam Jack. Falcon terdiam mendengarnya. “Itu mungkin saja. Akan kucari sniper dengan nama itu!” katanya cepat. Tak lama Daniel kembali dengan seorang pengawal lagi. Melihat perawat itu siuman, dia menoleh pada Jack. “Amankan dia. Kalau dia tak mau bekerja sama, buang saja. Gold finger sendiri yang akan mebunuhnya!” ujar Jack santai. “Saya akan bekerja sama dengan Anda. Tolong, jika ingin memindahkan saya, bisakah putri saya dibawa serta? Tak ada orang lain yang akan menjaganya jika saya tak kembali!” Perawat itu menunjukkan wajah memohon. “Aku tidak peduli!” ujar Jack dingin. Daniel mendekat bersama dengan seorang pengawal. Dengan cepat, tangannya memukul tengkuk wanita itu. Membuatnya jatuh pingsan dengan cepat. Lalu mereka membawanya pergi lewat jalur rahasia yang disebutkan oleh pimpinan rumah sakit. Tak sampai satu jam kemudian, Tuan Edward Hamilton bangun dari tidur ya sambil mengelu
Baca selengkapnya

Bab 78. Penunjukan Jack

Seorang pria berwajah tampan usia sekitar empat puluhan, masuk dan menunduk hormat pada Edward Hamilton. Tangannya memegang tas laptop dengan erat. Kakinya melangkah masuk tanpa ragu sedikitpun. Jack bisa menilai orang itu dalam sekali lihat. Type pekerja keras yang sangat menghargai potensi diri serta ketampanannya. Pria yang sangat percaya diri! “Saya datang begitu mendapat panggilan, Tuan Hamilton,” sapanya hangat. “Bagaimana keadaan Anda sekarang?” Sikapnya sangat natural dan tidak dibuat-buat. Tanda dia memang dekat dengan pria tua itu. Jack bisa lihat bagaimana Edward Hamilton bersinar matanya melihat pria itu datang. “Aku senang bisa melihatmu sebelum aku menutup mata!” Jack muak mendengar kata-kata yang menurutnya berlebihan itu. Jadi dia berusaha untuk tidak mempedulikan kedua orang itu. “Anda akan berumur panjang, Tuan Hamilton. Anda akan sehat lagi dan penjahatnya pasti akan tertangkap!” kata pria itu dengan mengulas senyumnya yang memang enak dilihat. “Hasting!” pang
Baca selengkapnya

Bab 79. Pertemuan Pemegang Saham dan Direksi

Jack mengerutkan dahinyamendengar ucapan Hasting dalam konferensi pers. Dia menoleh pada Edward Hamilton. “Kapan kau memeriksa DNA ku?” tanya Jack heran.“Saat kau setahun. Saat itu kau sedang sakit keras. Daniella menelepon Aaron memintanya datang dengan tangis ketakutan kehilanganmu. Aku meminta rumah sakit itu bekerjasama untuk memeriksa DNA-mu dari sampel darah yang tersedia.”Jack menggelengkan kepala heran. “Bahkan setelah semua bukti, kau masiih saja menuduh dan menghina mommy!” Suaranyasangat jengkel.“Pamela meracuniku. Namun, yah ... aku tak perlu membela diri. Mungkin aku sendiri malu untuk mengakui telah berbuat kesalahan. Dan Aaron sudah menikahi Pamela!” Edward tak mau berbelit-belit lagi.“Apa kau yakin kalau Olsen adalah cucumu?” Jack menaikkan sebelah alisnya saat bertanya.Edward Hamilton sedikit terkejut. Dia tak pernah meragukan Olsen sedikit juga. “Jika peringatan Aaron saat itu benar, bukankah seharusnya aku mencurigai Olsen?” batin Edward Hamilton.Melihat bahwa
Baca selengkapnya

Bab 80. Hukuman Pamela

Seisi ruangan memperhatikan seorang pria tampan yang wajahnya sangat mirip dengan Aaron Hamilton. Namun, Jack jauh lebih tampan dan sangat gagah. Dia berdiri dengan percaya diri di depan semua. Meskipun begitu, mereka tetap memandangnya dengan sinis.Pakaian Jack yang sangat sederhana untuk standar orang-orang yang sedang mengikuti rapat umun perusahaan, membuatnya dipandang sebelah mata. Brodie mengutuk dirinya sendiri karena tidak mempersiapkan hal itu sebelumnya.“Apa kau punya pendidikan bisnis?” tanya seorang pria. Wajah sinisnya tidak ditutupi sama sekali, meski Brodie memandangnya dengan tatapan tajam.“Tidak. Saya hanya sekolah di ketentaraan,” jawab Jack sambil tersenyum. Dia duduk dengan santai di kursinya.Setelah itu Brodie ikut duduk, menyusul Hasting dan Stefano Gerald.“Kalau kau yang memegang tampuk pimpinan, maka perusahaan ini hanya akan langsung kolaps!” seru yang lain mengejek.Suara-suara berdengung mulai terdengar, menunjukkan ketidak puasan mereka atas keputusa
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
678910
...
15
DMCA.com Protection Status