Semua berteriak melihat pria itu jatuh tersungkur, lima meter dari gerbang. Falcon dan bawahannya segera menembak ke ara ladang ilalang, untuk memberi kesempatan bagi bawahan Hunter, menyelamatkan pria itu.“Bagaimana keadaannya?” tanya Jack, saat pintu gerbang perbatasan itu kembali ditutup setelah semua orang masuk dengan aman.“Luka di dada. Peluru sniper itu berhasil menembus baju pelindungnya!” lapor Falcon.“Sangat berbahaya!” ujar Jack prihatin.Dia harus mulai mengevaluasi pakaian pelindung para tentara di sana. Karena ternyata pasukan pemberontak memiliki peluru yang bisa menembus baju pelindung itu.“Setelah dari sana, kalian bisa beristirahat dan cuti selama satu bulan!” Jack memutuskan.“Ah ... aku iri sekali!” Tiger dan Wolf tertawa.“Nanti kalian cuti bergantian!” ujar Jack menghibur.“Siap, Bos!”***Hari Sabtu, Jack mengajak granny dan Valerie, Tom dan Tuan Fredd untuk melihat suasana pantai. Jack membawa neneknya ke Cedar Island, melihat rumah yang surat kepemilikanny
Sore itu juga, tak lama setelah setelah tiba di kantor lagi, Pengacaranya, Stefano menelepon. “Aku sudah menemukan sebabnya!” ujarnya dengan suara keras.“Katakan!” ujar Jack tak sabar.“Perusahaan Blossom Blue Property yang meminta akun anda dibekukan, ternyata adalah anak perusahaan Blue Star Company!” ujar Stefano cepat.“Lalu, apa hubungannya denganku?” tanya Jack heran.“Ahh ... apa Anda tidak mengingat saham yang Anda miliki? Sebagian besar saham itu adalah saham di Blossom Blue Property. Yang lainnya adalah saham Blue Star Company yang bergerak di bidang retail. Serta sejumlah kecil lain, milik perusahaan turunannya, seperti Honey Star Food and Beverage, Blue Rose Restaurant dan Rose Bloom Gallery and Art!” Pengacara itu menjelaskan dengan detail.“Aku tidak tahu tentang itu,” Jack mengakui terus terang. Karena dia memang sama sekali tidak tertarik pada usaha yang dimiliki oleh Keluarga Hamilton.“Permasalahannya sekarang, kenapa mereka membekukan akun bank Anda? Bukankah ce
Jack berada di rumah sakit. Dari balik pintu dia bisa lihat bagaimana keadaan kakeknya yang sekarang harus terus dipasangi selang oksigen agar dia bisa bernapas degan mudah. Ada selang untuk makanan dan juga selang infus. Menurut Hudson, ginjal kakeknya sudah sangat bermasalah, hingga harus menjalani hemodialisis.“Tuan Muda, sebaiknya kau segera mengambil alih perusahaan, sementara kakekmu masih punya kemampuan untuk bicara! Kau sudah alami sendiri akibat dari penguasaan Pamela di perusahaan. Dia akan menghancurkanmu!” bujuk Hudson lirih.“Tadinya kukira ini langkah kalian untuk mendesakku,” Jack menunduk dengan rasa bersalah.“Tuan besar sudah sakit sejak hari pembacaan wasiat ayahmu. Meurut dokter, dia terpukul ditinggal oleh ayahmu secara tiba-tiba. Itu memperburuk kesehatannya yang memang sudah buruk. Kakekmu itu tidka terlalu suka memeriksakan kesehatannya ke dokter. Dia terus pura-pura sehat agar tidak ada yang merasa khawatir.”Hudson menjelaskan semua yang diketahuinya tentan
Dalam waktu singkat, Jack dan Falcon sudah meringkus dua dokter yang mereka curigai.Tim dokter dari rumah sakit pusat tentara, tiba di ruangan rawat Edward Hamilton. Di belakangnya mengikuti Hudson yang tidak mengetahui apa yang sedang terjadi. Dia membawa serta seorang penyiar tv dan kameramen, juga Tuan Hasting, pengacara Edward Hamilton.Daniel menahan penyiar tv dan kameramen masuk ke ruangan.“Ada apa Jack? Itu dokter yang merawat Tuan Edward selama ini.” Pelayan tua itu melihat bawahan Jack mengikat perawat dan dokter yang biasa memeriksa tuannya.“Kita tunggu pemeriksaan dokter tentara. Aku tidak percaya pada dua orang ini!” kata Jack.“Hubungi pihak rumah sakit dan tanyakan tentang dua dokter ini!” perintah Jack.“Baik, akan kulakukan.”Tangan Hudson gemetar, membayangkan apa yang telah dialami oleh Edward Hamilton selama lebih dari sebulan dirawat di rumah sakit.Tim dokter itu membawa peralatan mini mereka sendiri untuk memeriksa beberapa hal mendasar. Jack cemas melihat ka
Falcon langsung menghubungi pengawal yang menunggu di mobil. Dia mengintip dari jendela kaca yang pecah dan memperkirakan sumber tembakan.“Ada yang mencoba membunuh Jenderal di ruang rumah sakit. Perkiraan arah tembakan, dari gedung apartemen di seberang jalan. Cari!” perintahnya dengan wajah memerah. Falcon sama sekali tak menduga hal seperti itu akan terjadi.Dari pintu, penyiar dan kameramen mereka dan mendengarkan semua kata-kata yang diucapkan di dalam ruangan. Mereka menyorot dokter yang tewas dengan dahi tertembus peluru.Daniel menutup layar kamera itu dan menatap keduanya dengan tajam. “Demi keselamatan kalian sendiri, pergilah dari sini dan simpan semua rahasia ini. Orang yang menembak tak akan tinggal diam jika hal ini meledak ke permukaan!” Tangannya dengan cepat merampas kamera dan menghapus bagian rekaman di dalam ruang rawat. “Pergi dan sembunyikan kamera ini. Berlakulah layaknya seorang pengunjung rumah sakit biasa. Jangan memancing orang untuk bersikap jahat.”Peny
Jack berpikir keras, siapa yang bernama Gold Finger. “Mungkinkah dia adalah sniper tadi?” gumam Jack. Falcon terdiam mendengarnya. “Itu mungkin saja. Akan kucari sniper dengan nama itu!” katanya cepat. Tak lama Daniel kembali dengan seorang pengawal lagi. Melihat perawat itu siuman, dia menoleh pada Jack. “Amankan dia. Kalau dia tak mau bekerja sama, buang saja. Gold finger sendiri yang akan mebunuhnya!” ujar Jack santai. “Saya akan bekerja sama dengan Anda. Tolong, jika ingin memindahkan saya, bisakah putri saya dibawa serta? Tak ada orang lain yang akan menjaganya jika saya tak kembali!” Perawat itu menunjukkan wajah memohon. “Aku tidak peduli!” ujar Jack dingin. Daniel mendekat bersama dengan seorang pengawal. Dengan cepat, tangannya memukul tengkuk wanita itu. Membuatnya jatuh pingsan dengan cepat. Lalu mereka membawanya pergi lewat jalur rahasia yang disebutkan oleh pimpinan rumah sakit. Tak sampai satu jam kemudian, Tuan Edward Hamilton bangun dari tidur ya sambil mengelu
Seorang pria berwajah tampan usia sekitar empat puluhan, masuk dan menunduk hormat pada Edward Hamilton. Tangannya memegang tas laptop dengan erat. Kakinya melangkah masuk tanpa ragu sedikitpun. Jack bisa menilai orang itu dalam sekali lihat. Type pekerja keras yang sangat menghargai potensi diri serta ketampanannya. Pria yang sangat percaya diri! “Saya datang begitu mendapat panggilan, Tuan Hamilton,” sapanya hangat. “Bagaimana keadaan Anda sekarang?” Sikapnya sangat natural dan tidak dibuat-buat. Tanda dia memang dekat dengan pria tua itu. Jack bisa lihat bagaimana Edward Hamilton bersinar matanya melihat pria itu datang. “Aku senang bisa melihatmu sebelum aku menutup mata!” Jack muak mendengar kata-kata yang menurutnya berlebihan itu. Jadi dia berusaha untuk tidak mempedulikan kedua orang itu. “Anda akan berumur panjang, Tuan Hamilton. Anda akan sehat lagi dan penjahatnya pasti akan tertangkap!” kata pria itu dengan mengulas senyumnya yang memang enak dilihat. “Hasting!” pang
Jack mengerutkan dahinyamendengar ucapan Hasting dalam konferensi pers. Dia menoleh pada Edward Hamilton. “Kapan kau memeriksa DNA ku?” tanya Jack heran.“Saat kau setahun. Saat itu kau sedang sakit keras. Daniella menelepon Aaron memintanya datang dengan tangis ketakutan kehilanganmu. Aku meminta rumah sakit itu bekerjasama untuk memeriksa DNA-mu dari sampel darah yang tersedia.”Jack menggelengkan kepala heran. “Bahkan setelah semua bukti, kau masiih saja menuduh dan menghina mommy!” Suaranyasangat jengkel.“Pamela meracuniku. Namun, yah ... aku tak perlu membela diri. Mungkin aku sendiri malu untuk mengakui telah berbuat kesalahan. Dan Aaron sudah menikahi Pamela!” Edward tak mau berbelit-belit lagi.“Apa kau yakin kalau Olsen adalah cucumu?” Jack menaikkan sebelah alisnya saat bertanya.Edward Hamilton sedikit terkejut. Dia tak pernah meragukan Olsen sedikit juga. “Jika peringatan Aaron saat itu benar, bukankah seharusnya aku mencurigai Olsen?” batin Edward Hamilton.Melihat bahwa