Home / Rumah Tangga / Kesuksesan Istri Berdaster / Chapter 11 - Chapter 20

All Chapters of Kesuksesan Istri Berdaster: Chapter 11 - Chapter 20

37 Chapters

Bab 11

Seminggu berlalu setelah kepergian sang ayah, Marwa masih berada di rumah orangtuanya. Selain untuk mengurusi acara tahlilan di tujuh hari pertama, ia juga ingin menenangkan diri."Marwa, besok pulang aje, ntar si Ardha biar Mpo yang liat-liatin. Kasihan laki Lu, ga enak juga, kan, kelamaan di sini," ujar Mpo Lela menghampiri Marwa yang masih terduduk di ruang tamu.Tadi mereka baru melaksanakam sedekah tujuh hari untuk ayah Marwa. Banyak yang hadir, mulai dari tetangga, rekan kerja ayahnya, teman-teman Ardha juga bebrapa teman Marwa. Noto, mertuanya sudah menghubungi dan meminta maaf tidak bisa hadir karena harus bertemu klien, tetapi digantikan oleh Pandu dan Fitri. Sedangkan Atik, tentu saja perempuan itu tidak akan datang jika tidak ada yang memaksa. Marwa tak memikirkannya.Suaminya sendiri tidak bisa hadir, katanya sedang ada pekerjaan mendadak. Entahlah, itu memang benar atau hanya alasan karena masih marah dengan sikapnya ketika di dapur itu."Ga tahulah, Mpok. Marwa masih pin
last updateLast Updated : 2023-04-19
Read more

Bab 12

Sebuah bangunan berwarna cokelat tua dengan desain bernuansa alam menjadi pilihan Vika untuk menemui seseorang. Bukan tanpa alasan ia memilih cafe itu. Kenangan di sana bersama mantan kekasihnya dulu akan ia jadikan saksi sebagai upaya untuk merebut kembali hati lelakinya.Perempuan muda dengan dress selutut berwarna pink muda melangkah menuju tempat yang sudah dipesannya. Vika memilih tempat outdoor agar lebih leluasa berbicara, terlebih tempat itu membuatnya terkenang akan kebersamaannya dengan Galih."Kenapa di luar, sih!" protes Vika kala itu ketika Galih memilih duduk di tempat outdoor."Suka aja!" Sahut Galih"Aku kurang nyaman. Apalagi dekat kolam ikan," sebal Vika. Wajahnya kini telah bertekuk sempurna. Sejak awal ia mendambakan suasana yang romantis, di ruang tertutup dengan meja dipenuhi makanan ditambah lilin sebagai penerangnya. Tapi, kenyataannya Galih memilih Cafe dengan konsep terbuka. Sungguh sangat tidak romantis.Galih tersenyum simpul. Ia lupa memberitahu konsep te
last updateLast Updated : 2023-04-23
Read more

Bab 13

Mencintai adalah kebahagiaan dicintai adalah anugerah. Hal inilah yang dirasakan Marwa saat ini. Perempuan bermata bulat itu menatap sang suami yang sedang serius memperhatikan laptop, melihat barang-barang yang ada dalam toko online miliknya."Em, Bagaimana kalau kamu menjual makanan yang diproduksi sendiri. Istri Mas, kan, jago masak," usul Galih."Boleh, juga. Kemarin aku juga sempat kepikiran seperti itu, cuma takut Mas Galih tidak mengizinkan," jawab Marwa."Tentu boleh, dong, hanya saja nanti Mas carikan orang untuk membantumu, supaya ga terlalu repot.""Oke, siap.""Kira-kira mau jual apa?""Untuk awalan, sepertinya makanan yang bisa tahan lama, Mas. Seperti kentang mustofa, abon, kering teri medan, dendeng dan beberapa lagi.""Owh oke, nanti Mas bantu memasarkan di kantor juga.""Jangan, Mas!""Kenapa?""Nanti Mas malu. Masa Manager jualan makanan?""Hahaha, bukan Mas yang jualan langsung. Tapi nanti dititip di koperasi.""Owalah, kirain."Keduanya kembali menelusuri beberapa
last updateLast Updated : 2023-04-28
Read more

Bab 14

Marwa merutuki dirinya yang telah melakukan hal yang ceroboh. Kenapa pula ia harus merekam kelakuan iparnya, ditambah lagi memberitahukan kepada Dito seolah mengancam akan diberitahukan pada Gita. Ia juga menyesali kenapa harus memanggil nama ipar lelakinya itu."Semoga saja ga apa-apa," gumam Marwa kemudian memghembuskan napas agar lebih tenang dan mulai mengambil barang yang ia inginkan. Namun, langkahnya terhenti ketika membalikkaan badan seorang perempuan kurang bahan tengah menghadangnya."Lo, kenal Dito?" tanya perempuan yang tadi bersama kakak iparnya.Marwa bergeming sambil menatap heran."Lo budeg, ya?" maki perempuan itu.Keduaa mata Marwa membulat kemudian bertekuk tanda tidak suka. Ia memutar bola matanya. Menganggap perempuan di hadapan tak perlu diladeni. Marwa memilih untuk pergi dan tak menanggapi. Namun, lagi-lagi ia dihadang. Satu tangan perempuan itu menggaet lengan Marwa."Selain budeg ternyata Lo kurang ajar juga, ya. Diajak ngomong bukannya nyahut malah mau perg
last updateLast Updated : 2023-04-29
Read more

Bab 15

Marwa tengah asik menatap layar laptop di ruang tamu. Memikirkan alur untuk cerita selanjutnya yang akan diposting di KBM App. Dalam aplikasi tersebut, sebagian besar pembaca menyukai genre drama rumah tangga. Horor pun sebenarnya banyak diminati pula. Terbukti dua hasil karyanya menghasilkan cuan di bulan pertama dengan menulis bertemakan indigo. Namun, kini ia ingin mencoba cerita dengan konflik mengenai istri yang bermasalah dengan mertua."Apa, ya, konfliknya?" Kedua matanya melihat ke atas dengan satu telunjuk menyentuh dagu."Ah, ya, fitnah dan dendam." Senyumnya terbit ketika ide cerita muncul melewati pikirannya. Ia sudah mempelajari beberapa cerita bersambung yang banyak diminati. Yaitu mengenai konflik rumah tangga yang sering terjadi di sekitar. Walaupun konfliknya identik dengan sikap yang tidak baik, akan tetapi ia akan menyajikan cerita yang penuh pesan moral. Selain itu juga untuk memperkenalkan cerita bersambungnya, ia juga mulai mempromosikan di facebook, wa story,
last updateLast Updated : 2023-04-30
Read more

Bab 16

Dalam tempat yang berbeda tiga orang tersenyum puas mendengar kericuhan yang terjadi melalui ponsel Ijah yang dinyalakan dalam posisi menerima telepon."Rasakan itu Marwa! Kamu akan berpisah dengan Galih" ucap Atik di rumahnya. Matanya yang memancarkan kebencian dibalut senyum sinis menghiasi wajah. Hatinya merasa puas dengan kejadian buruk yang menimpa menantunya. Sesuai dengan yang direncanakan.Gita dan Vika yang berada di hadapannya pun tersenyum puas. Mereka tak kalah bahagia ketika rencananya telah berhasil. "Vika bagaimana dengan kedua orang lelaki itu? Mereka, kan, tidak tahu menahu soal Ijah," tanya Atik."Aku sudah mengurusnya, Tante. Tenang, saja mereka tak akan bicara," sahut Vika yakin.Awalnya mereka hanya berencana untuk menjebak Marwa dengan foto tengah berselingkuh dan akan mengirimkannya pada Galih, tetapi Vika memberi usul tambahan dengan mengikut sertakan Ijah dalam rencana. Memprovokasi warga untuk langsung mengusir saingannya itu. Namun, aksi membawa masa tidak
last updateLast Updated : 2023-05-01
Read more

Bab 17

"Shit! Akan aku buat perhitungan dengan Galih! Laki-laki macam apa seperti itu? Bodoh sekali dia!" umpat Sela.Napasnya naik turun menahan amarah. Penampilan Marwa yang mengenaskan sungguh membuatnya terluka. Ada penyesalan di sudut hatinya yang pernah menjadi perantara antara Galih dan Marwa sehingga sahabatnya itu tak pernah mendapatkan kebahagiaan pasca menikah. Selalu saja ada masalah yang timbul.Awalnya, Marwa tak ingin memberitahu dan tetap bungkan. Namun sebagai sahabat Sela dapat mengetahui perubahan yang terjadi. Terkadang ia melihat mata Marwa yang sembab juga sinar wajahnya yang seolah meredup. Seperti sedang memikirkan banyak beban. Setahun kemudian baru temannya itu menceritakan keadaan yang sebenarnya. Bukan hendak mengeluh melainkan mencari solusi. Berkali-kali disakiti Marwa selalu mengalah dan menerima. Hal itupun yang membuat Sela gemas karena selalu temannya ini terlalu pasrah. Ia sudah menyarankan untuk membela diri tetapi selalu diabaikan dengan alasan ingin mem
last updateLast Updated : 2023-05-03
Read more

Bab 18

Rumah berlantai dua dengan cat berwarna putih menjadi pemandangan Marwa saat ini. Ragu ia memasuki kediaman mertuanya. Jika bukan karena ingin melihat kondisi Arum yang terpisah sejak tiga hari lalu mungkin ia tak akan pernah menginjakkan kakinya lagi di rumah orang yang selalu memberinya luka. Terpaksa, ia sungguh terpaksa saat ini.Tiga hari kemarin, berkaki-kali ia menghubungi ibu mertua juga suaminya melalui ponsel, tetapi tak terhubung. Sepertinya keduanya telah memblokir nomor Marwa. Tak hilang akal ia mencoba menekan nomor Fitri dan tersambung. Hanya saja ketika ia hampir berhasil berbicara dengan anaknya, tiba-tiba terdengar suara ibu mertuanya yang berteriak memarahi Fitri karena lancang menerima telepon darinya. Kemudian sambungan telepon itu langsung terputus.Sungguh Marwa lelah menghadapi keluarga suaminya itu. Namun, ia harus kuat demi Arum. Tanpa sepengetahuan Sela ia datang mengunjungi rumah mertuanya. Sahabatnya itu tentu akan melarang jika mengetahui niatnya. Karena
last updateLast Updated : 2023-05-05
Read more

Bab 19

"Sakit, ya, Mas?" tanya Fitri ketika mengobati luka di wajah Pandu. Lelaki muda itu hanya meringis menahan perih."Lagian kenapa ga bilang terus terang aja, sih! Mas Galih pasti mengerti, Kok!" lanjutnya memberi saran.Galih tak jadi mengetuk pintu ketika mendengar namanya disebut."Mbak Marwa, kan, seperti itu karena marah melihat Arum dikurung di gudang. Coba Mas Pandu jelaskan saja. Ibu mana, sih, yang tega ngeliat anaknya ketakutan di ruangan gelap." Galih membulatkan mata mendengar penuturan Fitri. Kemarahan telah membutakan hatinya sampai lupa menanyakan kronologi yang sebenarnya. Begitupun ibunya tidak menjelaskan perihal pengurungan anaknya. Melainkan hanya mengatakan Marwa mengambil Arum secara paksa.Pantas saja istrinya begitu murka. Galih tahu benar, Marwa sangat lembut dan penurut, tetapi jika sudah menyangkut anaknya. Marwa bisa bertindak bagai singa yang kelaparan. Ia pun pernah mengalami ketika geram mendengar tangisan Arum yang tak mau berhenti. Dengan gemas ia men
last updateLast Updated : 2023-05-08
Read more

Bab 20

Galih menuju kamar ibunya di lantai atas. Ingin memberitahukan akan menunda mengambil Arum. Banyak hal yang harus ia pikirkan terlebih dahulu sebelum mengambil keputusan. Sejak dulu, ia kurang pandai dalam mengelola emosi. Berkali-kali hal itu membuatnya jatuh pada keputusan yang salah. Namun, anehnya hal itu terjadi jika menyangkut sang ibu. Seperti saat tadi, emosinya langsung tersulut ketika ibunya mengatakan seolah Marwa menginjak-injak harga dirimya. Berlaku kurang ajar karena mengambil Arum tanpa izin. Rupanya perempuan yang membesarkannya itu menyembunyikan penyebab utama Marwa berlaku seperti itu. Bodohnya ia pun tak bisa berpikir jernih."Sebenarnya Ibu males banget, Git ngurusin Arum," ujar Atik berbicara di dalam kamar.""Lah, Gita juga males, Bu. Pokoknya aku ga mau dititipin anak itu," balas Gita."Ya enggaklah, Ibu juga ga tega sama kamu. Anak itu, ya, udah rewel, penyakitan pula. Ibu, kan, takut kalau air liurnya kena ibu. Ntar ikutan epilepsi pula hahaha," canda Atik
last updateLast Updated : 2023-05-10
Read more
PREV
1234
DMCA.com Protection Status