“Sayang, jangan seperti ini, aku geli,” tawa cekikikan terdengar di kamar Gemma. Erina mengepal tangannya dengan kuat menahan amarah, ia terbakar api cemburu mendengar sang suami bermesraan di kamar di sebelahnya. “Lagi, ah kurang kuat, dorong lagi, aah Mas,” suara manja Gemma berdengung kuat di kuping Erina. “Aku tidak kuat lagi Gemma tenagaku hanya seperti itu,” suara Regi terdengar terengah-egah. “Mas kurang olahraga, masa begitu doang,” regek Gemma. “Aku minta maaf Gemma, kita minum dulu.” Ia merasakan sakitnya cemburu, ia masih ingat dulu bagaimana mereka berdua berhubungan badan di depan Gemma saat wanita itu di sekap di gudang. Tapi kali ini, Erina menangis sedih merasa dikhianati sang suami. Dari sejak Gemma datang ke rumah Regi tidak memperdulikannya malah ikut menyalahkan saat ia berbuat kesalahan. “Kamu bajingan Regi. Kamu menghianatiku,” ujar Erina, ia menutup kupingnya dengan bantal tidak ingin mendengar desahan manja dari Gemma. Ia tidak tahu kalau Gemma hanya mem
Baca selengkapnya