Semua Bab Babu Dimata Suami Ratu Dimata Tetangga: Bab 41 - Bab 50

144 Bab

Desahan Manja di Kamar Suamiku

“Sayang, jangan seperti ini, aku geli,” tawa cekikikan terdengar di kamar Gemma. Erina mengepal tangannya dengan kuat menahan amarah, ia terbakar api cemburu mendengar sang suami bermesraan di kamar di sebelahnya. “Lagi, ah kurang kuat, dorong lagi, aah Mas,” suara manja Gemma berdengung kuat di kuping Erina. “Aku tidak kuat lagi Gemma tenagaku hanya seperti itu,” suara Regi terdengar terengah-egah. “Mas kurang olahraga, masa begitu doang,” regek Gemma. “Aku minta maaf Gemma, kita minum dulu.” Ia merasakan sakitnya cemburu, ia masih ingat dulu bagaimana mereka berdua berhubungan badan di depan Gemma saat wanita itu di sekap di gudang. Tapi kali ini, Erina menangis sedih merasa dikhianati sang suami. Dari sejak Gemma datang ke rumah Regi tidak memperdulikannya malah ikut menyalahkan saat ia berbuat kesalahan. “Kamu bajingan Regi. Kamu menghianatiku,” ujar Erina, ia menutup kupingnya dengan bantal tidak ingin mendengar desahan manja dari Gemma. Ia tidak tahu kalau Gemma hanya mem
Baca selengkapnya

Hadiah Untuk Suami

Saat pagi.. Gemma turun ke dapur dengan kepala dibungkus handuk, ia sengaja keramas, saat tiba di meja makan mata Erina menatap dengan tajam, ia kembali dibakar api cemburu melihat Gemma habis keramas, ia berpikir karena suaminya dan Gemma main kuda-kudaan. “Selamat pagi anak-anak, Selamat pagi Ibu Erina,” sapa Gemma dengan ramah. Keempat anak itu hanya diam, penampilan Gemma membuat mereka merasa asing. Dulu wanita yang mereka panggil dengan sebutan Bunda wanita yang gemuk dan selalu berpakaian daster lusuh, rambut diikat asal, wajah berminyak. Tetapi kali ini wanita itu tampil sangat cantik sikap dan pembawaan Gemma tidak berubah. “Genta bagaimana sekolahmu?” “Baik.” Jawab lelaki itu dengan ketus. Gemma masih seperti ibu yang baik untuk mereka, mempersiapkan bekal untuk si bontot. “Biar saya saja Bu,” ucap asisten rumah tangga yang selama ini mengurus mereka. “Tidak apa-apa Bi, aku ibu mereka harus melakukan yang terbaik.” Regi juga turun dari atas ia menggerak-gerakkan leh
Baca selengkapnya

Bekerja Sama Dengan Asisten Rumahtangga

Mendapat uang jajan puluhan juta dan cincin berlian, Regi sungguh terbuai dan semakin mempercayai Gemma lelaki jahat itu melupakan kalau ia pernah berbuat hal yang kejam untuk Gemma. Saat Gemma keluar memandang taman, ia mendengar pembicaraan Regi dan Erina. “Kamu menghianatiku, kamu bersenang-senang dengan wanita kampung itu dan melupakanku,” ucap Erina. Regi buru-buru membekap mulut istri pertamanya sembari melirik ke taman. “Jangan berisik lihat ini, dia memberikan kita banyak uang, dia pohon uang untuk kita sekarang,” ucap Regi setengah berbisik. “Bagaimana kalau dia pura-pura?” “Itu tidak mungkin Mi, lihat sifatnya masih tetap sama, dia masih tetap bodoh dan cinta mati denganku, percayalah kita akan mengusai semua hartanya lalu kita buang dia,” ucap Regi. "Kalau berikan untukku untuk perawatan," ucap Erina. "Mami bisa gak, kamu jangan perawatan terus." "Tidak bisa, aku harus tetap cantik. Aku tidak mau kalah sama gadis kampung itu, aku juga ingin menambah ukuran dadaku,"
Baca selengkapnya

Hubungan Terlarang Antara Adik dan Kakak

Setelah Erina dan Regi keluar rumah dan Bu Ina juga pulang kampung Gemma, menelepon tukang ia meminta mereka memasang sebuah peredam dalam ruangan, lalu pintu ke ruangan itu sengaja di tutup dan diganti dari ruangan lain akhirnya pekerjaan itu selesai. Menjelang sore Regi menelepon ke rumah kalau ia ingin mengajak kedua anaknya yang paling kecil untuk berenang. Setelah menutup telepon Gemma bicara sendiri. “Kenapa tidak membawa keempat anak-anakmu biar aku bisa bebas,” ucap Gemma. Sambil menunggu kedua anak remaja itu pulang Gemma jalan-jalan keliling ruangan, tiba-tiba matanya tertuju pada kamar anak perempuan yang beranjak remaja yang bernama Kayana gadis remaja berwajah cantik itu duduk di bangku kelas 3 SMP. Gemma membuka kamarnya ia hanya melihat-lihat sebentar Gemma berpikir anak perempuan itu sudah berubah karena kamarnya sudah rapi. Dua tahun yang lalu ia masih anak yang sangat manja apa-apa harus di sediakan. “Oh, sekarang sudah ada Bu Ina yang merapikan semuanya,” u
Baca selengkapnya

Sudah Lama Terjadi

“Abang jangan buang di dalam, nanti aku hamil,” seru gadis belia itu saat saudaranya mengerang panjang. “Tenang saja, aku akan buang di luar.” “Makanya aku bilang tadi pakaia pengaman.” “Uda diam, kamu tidak akan hamil, selama ini kan kamu tidak pernah hamil,” bentak Genta. ‘Sudah berapa lama mereka melakukan itu?’ Gemma mengeleng tidak percaya Gemma masih bersembunyi di dalam lemari melihat pemandangan yang membuat bulu kuduknya merinding. Ia semakin membenci Erina dan Regi, karena ia sadar bukan hanya dirinya yang jadi korban, bahkan anak-anak malang itu ikut jadi korban keegoisan kedua orang tuanya. ‘Apa Regi dan Erina kalau anak-anak mereka sudah jalan?’ tanya Gemma dalam hati. Ia sampai menutup mata merasa jijik melihat adengan ranjang kakak beradik tersebut. Melihat sikap anak laki-laki itu Gemma yakin kalau ia orang pertama yang mengajak adiknya melakukan hal terlarang tersesbut. Gemma tidak habis pikir kenapa ia harus menjadikan adiknya tempat pembuangan cairan mi
Baca selengkapnya

Uang Lebih Bertah-tah

Genta sama Kayana juga duduk santai. Kayana bersikap seperti biasa Gemma menatap mereka berdua bergantian. Ia baru menyadari kalau dada Kayana terlihat turun tidak kencang lagi layaknya anak remaja seusianya. 'Kalau aku ibu yang melahirkannya, aku tidak akan menyia-nyiakan anak secantik ini. Aku periksa ada dalam ponselnya, aku akan jadi temannya untuk curhat mengawasinya terus menerus' ucap Gemma dalam hati. Ia merasa kasihan sekaligus ingin marah pada Genta selaku abang ia harusnya melindungi adiknya bukan malah merusaknya. ‘Tungu, tunggu …! Kenapa wajah mereka berdua sangat berbeda yang satu wajah timur dan satu wajah barat apa mereka … ‘ Saat Gemma melamun meneliti wajah kedua kakak beradik tersebut Regi memanggilnya. “Gemma! Apa kamu sakit kok diam saja?” “Oh tidak, hanya sedikit mengantuk. Kenapa Mas?” “Kita makan.” Gemma mengerakkan lehernya kanan-kiri memikirkan hubungan terlarang kakak adik itu Gemma yang merasa geram dan marah pada orang tua mereka. “ Oh …
Baca selengkapnya

Diberi Obat Peransang.

Tiba di depan kamar mandi Gemma berdiri dengan pundak naik turun, ia masih memegang balok kayu. Ia amsih diam beberapa menit setelah tenang ia membuang balok kayu. Ia berpikir kalau ia menghabisi Erina pakai kayu tersebut ia akan masuk penjara dan tidak akan bisa menemukan putranya lagi. Gemma menarik napas lalu mengeluarkan lewat mulut ritual itu membuat mood Gemma sedikit membaik. Lalu membuang balok kayu tersebut. Ia mengeluarkan anggur dari dalam koper lalu duduk minum sendiri. Tidak lama kemudian Erina juga keluar ia membungkus luka di tangannya dan menatap Gemma tajam. “Kamu ingin bermain-main denganku. Dengar! Aku tidak perduli kamu lupa ingatan atau tidak. Kamu masih saja bodoh sama seperti dua tahun yang lalu.” “Baiklah kamu benar,” sahut Gemma tenang. “Aku kasih tahu sama kamu. Aku masih istri Regi kamu-“ “Aku tahu,” potong Gemma. “A- -Apa? Jadi kamu hanya pura-pura?” tanya Erina kaget. “Sudah, lupakan saja mari kita minum.” Erina tiba-tiba jadi gugup ia ragu untu
Baca selengkapnya

Ingin Melakukan Sendiri

“Mobilnya kenapa Pi?” tanya anak-anak itu, mobil mereka tiba-tiba mogok. “Tidak tahu, mesinnya mendadak mati. Sudah malam bengkel tidak ada yang buka lagi.” Tidak lama kemudian Gemma menelepon. “Mas, ada di dimana? Nanti kalau sudah pulang telepon saja ya, aku mau tidur duluan takut gak kedengaran.” “Aduh mobil tiba-tiba mogok.” “Di mana?” tanya Gemma “Di depan hotel." “Sudah menginap saja di sana bawa anak-anak, kasihan mereka harus menunggu nanti mobil aku akan telepon bengkel.” “Benar?” “Iya, biarkan anak-anak bersenang-senang.” ‘Bukan hanya anak-anak buat kamu juga akan aku berikan satu’ ucap Gemma dalam hati “Terimakasih Bun, kamu istri yang sangat baik.” “Booking saja sampai besok Mas, kalau anak-anak mau,” ucap Gemma. “Baik, baik Bun.” Regi merasa sangat bahagia karena Gemma menghamburkan banyak uang untuknya, ia tidak tahu kalau ia juga akan kehilangan harta sebentar lagi. Gemma benar-benar sudah kehilangan rasa sama suaminya, sejak ia tiba tidak sekalipun ia
Baca selengkapnya

Mendapat Balasan yang Sama

“Zevan sampai kapan kamu menghindari keluargamu?” tanya dr. Deyra menatap Zevan. Ia tidak tahu harus bagaimana membujuk untuk pulang, mulai dari cara baik-baik sampai degan cara kekerasan Zevan tidak perduli. “Berikan aku waktu Mom.” “Zevan, satu tahun lalu kamu sudah meminta waktu. Sudah satu tahun Zevan,” ujar wanita berambut coklat itu dengan suara pelan ia mencoba menahan emosi. “Mom, aku belum bisa kembali ke rumah lagi.” “Kenapa? Semua orang sudah tau kalau kamu bukan orang yang menyebabkan kakakmu meninggal.” “Itu sebabnya aku tidak mau pulang.” “Lalu bagaimana dengan putra kalian, dari sejak dia di bawah ke rumah kamu baru dua kali bertemu dengannya. Kamu seolah-olah membenci karena dia anak adopsi. Zevan kamu tahu Zovanca tidak bisa hamil tidak bisakah kamu menerima anak kalian dengan baik?” “Mom, nanti aku akan pulang,” ucap Zedan. Wajahnya datar sesekali menatap ke rumah Gemma. Zevan akhirnya bisa membuktikan kalau produk ciptaannya yang digunakan kakaknya tidak
Baca selengkapnya

Mencari Keberadaan Bayinya yang Hilang

“Dasar iblis!” teriak Erina “Iblis teriak Iblis. Kalian berdualah yang mengubahku jadi orang yang jahat, dulu aku hanya gadis desa polos, bodoh tidak tahu apa-apa. Tidak kuduga ternyata kalian semua membohongiku. Bukan hanya aku, bahkan orang tuaku yang malang ikut dibohongi dan direndahkan,” ucap Gemma ia tidak menunjukkan emosi, wajahnya tenang. Gemma terlihat sudah terlatih, ia selalu bertindak dengan hati-hati. “Tolong! Tolong keluarkan aku!” teriak Erina. “Percuma teriak, ruangan ini sudah aku pasang peredam, sampai pitah suaramu putus tidak ada yang tahu kamu di sini. Aku juga sudah menutup pintu masuknya, pintu masuk ke sini dari kamar si bibi,” ucap Gemma tersenyum miring. “Apa yang ingin kamu lakukan?” “Coba kamu ingat-ingat dulu apa yang dulu kamu perbuat padaku, kira-kira seperti itulah yang ingin aku lakukan juga padamu agar kita impas sama-sama merasakan.” Sahut Gemma. Erina berdiri, ia ingin menarik rambut Gemma, tangannya tidak bisa menggapai karena kakinya diikat
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
34567
...
15
DMCA.com Protection Status