Semua Bab Babu Dimata Suami Ratu Dimata Tetangga: Bab 31 - Bab 40

Mendengar mobil sudah pergi Gemma buru-buru keluar dari sana sebelum ketahuan sama orang yang menempati kamar tersebut.“Kamu sembunyi di mana?” tanya Zevan, ia bingung kenapa saat mamanya mencari ke kamar Gemma tidak ada.“Aku tidur di celah ranjang,” ucap Gemma berbohong“Ha?” Zevan mengintip celah tempat tidur memang ada tempat.“Kita keluar dari sini sebelum yang menempati kamar ini datang.” Zevan menarik lengan Gemma agar keluar dari kamar. Tadinya ia ingin menceritakan semuanya pada Zevandra. Tapi yang terjadi Zevandra membawanya keluar dari rumah lewat pintu belakang dengan sikap terburu-buru.“Aku ingin memberitahukan sesuatu yang penting padamu.” “Nanti saja.” “Tapi ini juga penting dan rahasia,” ucap Gemma.“Gemma nyawamu dan keselamatanmu juga penting. Maka kamu harus pergi dari sini, aku sudah meminta orang untuk membawamu.”“Ta-““Dengar..! apapun yang kamu lihat dan dengar hari ini jangan kamu ceritakan pada siapapun. Termasuk hubungan kita, keluargaku punya banyak m

Gemma menjelajahi akun media sosial dan akhirnya menemukan akun Morgan dan akun lelaki yang sering ia temui tersebut. Gemma sebenarnya tidak pintar tentang dunia teknologi, hanya bermodalkan rasa penasaran saja. Gemma berniat ingin mencari tahu tentang pria tersebut, ia melakukan semua cara. Gemma sangat berterima kasih pada Zevan karena memberinya guru bahasa Inggris dan Jepang. Dengan kemampuannya bisa berbahasa inggris, Gemma bisa berkomunikasi dengan tetangga penghuni apartemen di samping Gemma, sepasang suami istri yang sudah lanjut usia. Setelah berbincang-bincang dan akrab, ternyata suaminya pernah bekerja di bagian informatika dan teknologi. Mendengar hal tersebut demi mengambil hati pasangan suami istri itu, Gemma memasak makanan yang disukai sang suami. Hari pertama dan kedua Gemma berkunjung mereka belum mau mengajari Gemma. Wanita cantik itu tidak mau menyerah. Demi membantu Zevan, ia melakukan apapun untuk menemukan bukti kematian janggal kakak perempuan Zeva

Gemma dibawa ke rumah dan luka-luka diobati“Cinta tidak selamanya indah Gemma,” ucap wanita tua itu mengusap –usap kepala Gemma yang sedang menangis.“Aku hanya ingin membantu,” ucap Gemma ia masih menangis, wajahnya mengalami banyak lebam.“Jangan terlalu berharap pada manusia Nak. Jika kamu berharap banyak, maka kamu juga akan kecewa banyak. Mengharapkan sesuatu hal dari manusia sering sekali akan mengecewakan,” ujar lelaki itu memeberinya nasihat-nasihat hidup.Keduanya sudah tua manis pahitnya kehidupan sudah lebih dulu mereka rasakan, mereka tahu Gemma jatuh cinta pada Zevanka ia menangis bukan karena rasa sakit dari luka-lukanya . Tetapi hatinya jauh lebih sakit saat melihat istri Zevan ingin menyakitinya tetapi Zevan mengabaikan dan terkesan tidak perduli ’ Ibarat habis manis sepah dibuang’“Mencintai suami orang lain itu satu kesalahan. Fokus saja pada tujuan utamamu. Cari anakmu dan balaskan dendammu. Bukankah itu tujuan paling utama?” tanya lelaki itu mengingatkan Gemma. Wani

“Ge- -Gemma.” Regi mundur beberapa langkah saat melihat Gemma datang. Jelas sekali ia telah melakukan hal yang sangat jahat, Gemma berdiri di pintu, tidak lama kemudian muncul dua orang lelaki berseragam polisi dari samping Gemma. “Pa - - Pak Polisi.” Tubuh Erina bergetar hebat. “Selamat siang, apa benar ini rumah Regi Wardono?” “Be- benar Pak.” Keringat segede jagung menetes dari dahi. Mereka berdua saling menatap, sudah pasrah dibawa ke kantor polisi atas apa yang mereka lakukan pada Gemma. “Oh baiklah, kami hanya mengantar Bu Gemma kesini, tadi dia ingin pulang tapi lupa jalan ke rumah, jadi dia ke kantor polisi dulu.” “Ha?” Regi seakan-akan tidak percaya dengan apa yang mereka dengar. “Bu Gemma lupa ingatan, setelah kecelakaan mobil dua tahun yang lalu dia hanya ingat sebagian yakni tujuh tahun yang silam, dia bilang dia menikah dengan bapak dan menjadi ibu sambung.” “Oo, begitu.” Gemma berlari ke arah Regi, “Mas aku merindukanmu.” Mendengar itu ia dan istrinya tiba-t

Prang! Zevan melempar botol Vodka diatas meja, lalu ia menatap sang bawahan dengan tajam. “Apa hanya mendapatkan nomornya kamu tidak bisa?” “Pak, saya sudah mencoba berpura-pura jadi pengantar susu segar dan meminta nomor Gemma. Tapi suaminya memberikan nomor telepon rumah.” “Berikan padaku.” Zevan menarik kertas itu dari tangan Boby. “Pak, saya mendengar kalau Bu Gemma akan pulang ke kampungnya dengan suaminya.” “Apa? Kapan?” “Dua hari lagi Pak.”Hati Zevan terasa mendidih saat ia melihat Gemma pulang ke rumah suaminya. “Aku ingin bicara berdua dengan Gemma. Kamu urus agar aku bisa menemuinya.” Boby hanya mengangguk, ia ikut bingung melihat sikap Zevan yang tiba-tiba jadi pemarah dan cenderung emosian setelah Gemma pulang. ke rumah suaminya. Keluar dari rumah Zevan ia menatap rumah Zevan. “Ada apa dengan dengannya. Sudah empat tahun bekerja baru kali ini dia semarah itu,” ucap lelaki itu masuk dalam mobil dan meninggalkan rumah sang majikan. Malam itu Zevan kembali dibua