Home / Romansa / Berangkat Miskin Pulang Kaya / Chapter 61 - Chapter 70

All Chapters of Berangkat Miskin Pulang Kaya: Chapter 61 - Chapter 70

81 Chapters

Mas Pras 36.a

Part 36. Malam PertamaSejak dari kemarin perasaan ini tidak karuan, khawatir luar biasa takut acara tidak bisa berjalan lancar. Lalu perasaan khawatir itu langsung berubah sedih, sedih yang teramat, sampai aku bisa meneteskan air mata, bahkan menangis berlinang. Setelahnya, hanya dalam hitungan menit, semua berubah jadi bahagia.Ya, aku bahagia akhirnya bisa bersanding dengan Mas Pras. Orang yang bisa membuat jantungku berdebar kencang, tapi napas seperti berhenti.Aku terbiasa dengan kerasnya kehidupan, lalu ada seseorang yang berjanji akan membahagiakan, ada yang siap melindungi dan menjadi imam. Rasanya sungguh tak dapat diuntaikan oleh kata-kata.Acara usai, proses buka kado selesai. Tinggallah aku berdua dengannya dalam kekakuan. Aku bahkan bisa mendengar detup jantungku sendiri.Mas Pras tersenyum, bibirnya, matanya, hidungnya, dada bidang itu. Aku melihat ke sisi lain untuk menyembunyikan wajah yang menghangat.“Ayo tidur, sudah malam!” Mas Pras berbaring.Aku mematikan lampu
last updateLast Updated : 2023-03-22
Read more

Mas Pras 36.b

“Kalau perjalanan hidup Mas bagaimana? Kok, aku terus yang cerita. Bisa jadi bos di usia muda juga pasti, kan, ada cerita luar biasa.”Mas Pras melepaskan pelukannya. Tidur telentang dengan sebelah tangan antara bantal dan kepala, sedangkan tangan yang satunya memegang tanganku.Aku yang sudah nyaman dengan kedekatan ini, balas memeluk lengannya. Menyandarkan pipi di pundak Mas Pras.“Mas juga sama punya tekanan. Tapi bedanya dari keluarga jauh. Mas itu paling miskin, selalu di hina sama paman-bibi—adik-adiknya bapak. Susah lah hidup, Mas.” Mas Pras menjeda. Irisnya menatap ke atas. Lekuk wajahnya terlihat jelas, diterpa cahaya remang.“Tapi ada satu hal yang membuat Mas nekat banget. Jadi waktu itu, Mas masih kuliah, sambil kerja, lagi susah-susahnya. Mas Abi dan Mas Tio juga sama. Masih kere. Ternyata bapak jual pohon jati yang tumbuh di sudut sawah. Katanya itu pohon hasil nanam bapak, saat masih muda. Dijual. Ditebang. Laku belasan juta. Tahu-tahunya Bulik Endang. Adik pertama bap
last updateLast Updated : 2023-03-22
Read more

Mas Pras 37.a

Part 37. Sari Lagi, Sari lagi.❤❤❤Pacaran itu merusak keromantisan di masa depan.♥️♥️♥️Aku mendapati wanitaku terisak. Berbaring dalam selimut tanpa sehelai benang. Dia yang katanya pantang menangis, tetiba berlinang. Ini membuatku kaget juga takut. Apa dia menangis karena kesakitan, atau karena apa?Di antara rasa lemas yang menderu tubuh. Aku coba meraih kepalanya ke pelukan. Ia bersembunyi di dadaku. Menutup mata sembabnya dengan kedua telapak tangan.“Kenapa? Sakit?” tebakku tak mengerti. Aku mengangkat kepala sedikit untuk memindai wajahnya.Vivian menggeleng. “Aku takut.”“Takut kenapa?”“Aku sudah menyerahkan mahkotaku. Aku takut pernikahan kita tak lama.”Aku menghempaskan kepala kembali pada bantal. Menghela napas panjang.“Rumah tangga itu tidak ada gurunya, Dik. Semua orang belajar. Kita pun belajar. Setiap hari belajar. Mas belajar mengerti adik, adik juga belajar mengerti mas. Kalau mas marah adik diam. Kalau adik marah mas yang diam.” Aku menjeda. “Ya?”Vivian mengang
last updateLast Updated : 2023-03-22
Read more

Mas Pras 37.b

“Ada apa? Kamu yang melaporkan Doni ke polisi, kamu memperalat Desi untuk menjadi mata-mata kakaknya. Kamu pikir saya tidak tahu?”Aku menelan saliva. Bingung. Dari mana mereka tahu? Padahal file yang di copy dari laptop Doni hanya aku yang pegang. Aku juga tidak terang-terangan melaporkan Doni ke polisi. Aku pura-pura sebagai warga, melaporkan mereka yang sedang menggunakan narkotika.Aku menggeleng kecil. Bukan waktunya memikirkan itu sekarang.“Bulik Retno harusnya bersyukur. Memang sudah seharusnya dia diselamatkan sebelum terjerumus lebih dalam.” Aku mencoba bicara perlahan, meski kalimat yang tadi sudah membuat dadaku membara.“Diam! Kamu memangnya tahu apa?! Ibu mana yang suka anaknya di penjara, Ha?” mata Bulik Retno merah membara. Irisnya melotot sepenuhnya. Kedua tangan bertolak pinggang.“Saya tahu, tapi itu yang terbaik bagi dia.”Plak! Bulik Retno menamparku.“Lancang kamu Prasetio. Kamu menikam keluargaku dari belakang. Padahal dulu kamu bukan apa-apa. Aku yang menolong
last updateLast Updated : 2023-03-22
Read more

Mas Pras 38.a

Part 38. Bajingan itu DatangAku dan Mas Pras baru pulang saat ada telepon masuk dari Mamak.“Pras kamu buat ulah opo?” suara dari seberang sana bisa kudengar karena Mas Pras me-louspeaker suaranya.“Ulah apa, Mak?” tanya Mas Pras. Aku mendengarkan di sampingnya. Perasaan hari ini terlalu banyak masalah.“Lik Retno, barusan telpon, marah-marah. Ngatain Mamak miskin, Tidak punya apa-apa. Mamak banyak jasa katanya sama dia. Tapi buat masalah. Masalah opo to, Ragil?” Kata terakhirnya itu aku gak mengerti. Kok, panggil Ragil.“Itu, Mak, Sari. Aku ketahuan kalau aku yang melaporkan Doni.”“Walah, udah Mamak perkirakan, bahaya itu kalau ketahuan.”“Bulik bilang apa saja. Mamak tidak apa-apa?”“Ora, kamu yang hati-hati. Pasti Lik Retno ngamuk juga sama kamu toh.”“Ah, itu bukan masalah, cuma Desi sekarang yang diamuk terus sama mamanya.”“Lah iya, orang kamu libatin dia. Harus bantu mereka rukun lagi, Ragil.”“Iya, Mak.”“Mana Vivian?”“Ini ada di samping lagi dengerin.”“Aku ada, Mak, lagi
last updateLast Updated : 2023-03-22
Read more

Mas Pras 38.b

"Kenapa?" tanya Mas Pras datar."Aku abis telepon Sari, abis ngingetin dia biar gak menghubungi kamu lagi. Gadis desa tapi modus." Aku menyerahkan ponsel pada Mas Pras.Bukannya mengambil ponsel dia malah menggendongku."Ih, ih turunin Mas, Aku takut jatoh.""Cemburu terus dari semalam." Mas Pras berjalan membawaku kembali ke kamar."Bukan cemburu, aku tuh kesel.""Pagi-pagi udah ngomelin anak orang, istri siapa sih?" Mas Pras membaringkanku di atas kasur. Cepat kusimpan ponselnya di nakas takut terjatuh."Istrinya Mas Prasetio yang suka marah-marah juga, puas?""Enggak, Mas gak pernah marah-marah."Mas Pras mengunci kedua tanganku. Takut kabur mungkin."Idih, bohong banget. Orang sering marahin anak-anak teknisi juga.""Enggak," kilahnya."Ini udah jam berapa?" Mas Pras melirik ke dinding.Jam lima Pagi."Udah adan subuh, ya?""Dari tadi.""Kenapa gak bangunin.""Soalnya aku abis teleponan.""Eh, nakal, ya, kamu.""Udah sana solat!"Aku tahu apa yang dia mau kalau sudah mepet-mepet b
last updateLast Updated : 2023-03-22
Read more

Mas Pras 39.a

Part 39. Ketika si Penghina Mau Memohon.*Pov Vivian.Dia hanya berada satu langkah di depanku. Aku melempar pukulan padanya. Dia menangkap tanganku mudah.Aku pukul dengan tangan kiri, ditangkapnya juga. Kini kedua tanganku dikuncinya. Wajahnya terus mendekat. Aku terkunci. Apa yang harus kulakukan Ya Allah?Kaki. Ya, Kaki. Aku menendang kemaluannya dengan lutut. Alhasil dia merintih kesakitan. Memegangi area intimnya seraya mundur menjauh, mengaduh, jatuh di lantai.Aku cepat membuka pintu. Di kunci. Bagaimana bisa? Apa mungkin tadi aku tak sadar dia mengunci pintu? Di mana kuncinya?Ya Allah kalau di kantung celana pria itu bagaimana?Aku takut jika harus mendekatinya. Akhirnya kuambil kunci cadangan di lemari. Cepat.Dengan tangan bergetar aku memasukkan kunci. Sulit, tak masuk-masuk. Sedangkan Doni sudah berdiri kembali, berjalan sempoyongan ke sini."Ayo cepat!" pekikku memasukkan benda itu.Buka kuncinya. Putarkan, satu, dua.Dan ....Doni menarik pakaian belakangku. Dilemparka
last updateLast Updated : 2023-03-22
Read more

Mas Pras 39.b

POV Pras.Sejak berangkat perasaanku sudah tak enak.Beberapa kali kubuka ponsel saat meeting. Untuk apa? Tak tahu.Kukirim pesan berkali-kali pada Vivian. Kutelepon juga, tapi Vivian tidak mengangkat.Aku meminta Vikri menemani kakaknya. Dan dia menyetujui. Sampai setengah jam Vikri ternyata masih belum ke rumah juga. Pikiranku semakin tidak karuan. Akhirnya, terpaksa aku undur diri untuk pulang.Kusuruh Anton menengok Vivian, untuk mengecek kenapa dia tidak juga mengangkat telepon.Beberapa menit berselang. Anton menelepon. "Bos bahaya, ada tindak kejahatan di rumah."Cepat kupacu mobil di batas tertinggi. Ini firasat, ya, ini firasat. Kenapa aku harus mengabaikannya.Menit kemudian aku sudah berada di depan gang. Kondisi sepi, hening, terlalu hening. Di saat bersamaan, dari ujung gang sana seseorang berjalan mundur. Doni, menarik Vivian dengan pisau di leher.Pelan. Kuambil balok kayu yang ada si samping rumah orang lain.Buk! Sekali entakkan. Doni tergeletak. Tersungkur mencium ta
last updateLast Updated : 2023-03-22
Read more

Mas Pras 40.a

Part 40. Si Penghina Berubah Meminta.*Pov Author.Di rumah Bulik Retno. Seorang pengacara dengan berkasnya yang banyak, berserakan di meja.“Semua bukti yang ada tidak bisa di bantah, Bu Retno. Doni sudah melakukan tindak kejahatan upaya pembunuhan dan pemerkosaan. Saya akan mengupayakan semaksimal mungkin agar hukuman Doni diringankan. Tapi jika keinginan ibu, Doni harus terbebas dari hukuman. Itu tidak mungkin. Kecuali jika kalian ingin menyelesaikan secara kekeluargaan,” jelas pengacara itu.Bulik Retno menutup wajahnya. Pikirannya kalut, ia sudah mengeluarkan banyak uang untuk mengeluarkan Doni dari tahanan rehabilitasi. Sekarang malah terjerat kasus yang lebih berat.Wanita itu mulai menangis. Hidup seorang diri tidaklah mudah. Kepada siapa lagi ia mengadu sementara Desi, anaknya saja, sudah dia usir.“Apa saya harus meminta Prasetio untuk mencabut laporannya?” suaranya parau, mata merah dengan air menggenang.Pengacara mengangguk. “Harus segera sebelum kasusnya dilimpahkan ke p
last updateLast Updated : 2023-03-22
Read more

Mas Pras 40.b

“Sodara? Sejak kapan?” Pras tersenyum mengejek.“Pras?”“Bulik sendiri yang datang ke sini, bilang kalau saya bukan sodara kalian, saya hanya anak orang miskin yang kalian bantu.” Nada bicara Pras semakin tinggi.“Lagian nih, ya, Bulik Retno. Saya tinggal setahun di rumah Anda itu untuk diperkerjakan bukan untuk dibantu. Karyawan Anda dibayar, sedangkan saya tidak, hanya uang jajan sesekali, makan dan tempat tidur. Karyawan Anda bahkan diperlakukan lebih layak dari pada saya. Mereka hanya bekerja di rumah makan dengan upah, makan, dan uang jajan. Sedangkan saya harus kerja di dua tempat. Di rumah juga di rumah makan, hanya dikasih makan dan tempat tinggal. Lalu dengan pongahnya Anda terus mengungkit itu. Seolah saya anak pungut yang sengaja ditampung. Lucu!” Pras berkata cepat dan tinggi, serta peragaan tangan. Dia menepuk dadanya tiap kali berkata ‘saya’.“Bulik tahu—”“Tahu apa Bulik?” Pras memotong ucapan Bulik Retno. “Tahu kalau itu sebuah kejahatan. Tahu kalau itu kerja Rodi nama
last updateLast Updated : 2023-03-22
Read more
PREV
1
...
456789
DMCA.com Protection Status