"Janna, tenanglah, aku pikir kau berhalusinasi."Janna kesal mendengarnya, tubuhnya telah baikan. Ia memutuskan menceritakan apa yang dialami di hutan terlarang di kawasan kesultanan."Jenderal, Anda tidak percaya?" Air mata Janna menggenang di pelupuk mata."Tidak boleh menuduh permaisuri sembarangan, kau tahu akibatnya?" Dominic menatap dalam istrinya.Percuma rasanya meyakinkan Dominic lantaran pria itu punya perasaan pada permaisuri. "Aku harap Jenderal bisa berpikir jernih, tidak terbawa perasaan pada permaisuri."Janna memutuskan keluar dari ruang kerja suaminya. Malam hampir larut ketika itu, Janna tidak tenang menyimpan rahasia yang ternyata tidak dipercaya oleh suaminya sendiri."Janna." Panggilan itu diabaikan olehnya, Janna memutuskan untuk kembali ke kamar, lebih baik beristirahat. Esok harinya, Dominic memanggil Letnan Adrian untuk misi tertentu, ia akan berdinas selama sepekan ke Seaco.Pelayan pribadi Janna menyampaikan pesan bila sang suami akan bepergian, padahal Ja
Terakhir Diperbarui : 2025-01-30 Baca selengkapnya