Share

59

Author: Novisi
last update Last Updated: 2025-04-28 17:17:04

Janna berusaha menikmati pemandangan wilayah Seaco yang dikelilingi lautan. Angin semilir menyentuh paras pucatnya, ia membentangkan tangan merasakan dekapan angin menyentuh badannya.

"Kau bisa masuk angin." Dominic menyelimuti tubuh Janna dengan mantelnya.

"Suasana Seaco selalu menenangkan," sahut Janna.

"Sepertinya kau senang tinggal di sini?" Dominic tahu jawabannya. Janna hanya mengangguk sembari mengetatkan mantel di depan dadanya.

"Kita di sini selama sepekan, aku harap kau bisa memikirkan kembali keinginan untuk berpisah."

Manik Janna melotot, ia tak menyangka tujuan Dominic membawanya agar ia memikir ulang rencana perpisahannya.

"Hal itu tak perlu dipikirkan lagi, Jenderal. Tekadku sudah bulat."

Dominic menjauh ke sebelah, menutup mata sambil bersidekap.

"Bila aku menangkap Allan dan Xaviery, apakah kau akan mengurungkan niatmu?"

Dominic menoleh, matanya menyorot dalam pada Janna yang terkesiap mendengar nama kakak dan sahabatnya.

"Jenderal, mengancam?" Janna butuh jawaban
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • MELAHIRKAN PEWARIS UNTUK SANG JENDERAL   60

    "Kakak," panggil Janna. Ia didampingi seorang prajurit untuk menemui Allan di penjara bawah tanah Seaco."Janna." Mereka saling berpeluang melepas rindu. "Bagaimana bisa kau kemari, pimpinan militer bisa memergoki kita," ucap Allan dengan berbisik. Janna menggeleng, ia membawa kakaknya untuk duduk di ranjang penjara. "Jenderal Dominic mengizinkan aku menemui kakak. Bagaimana kabar kakak?" tanya Janna dengan manik berkaca-kaca."Begitulah, kami tertangkap saat ingin melarikan diri."Allan melihat Janna dari bawah ke atas menyadari sesuatu yang berubah."Janna, apa kau mengandung?" tanya Allan memastikan. Tangan Janna menyentuh perutnya. "Iya, Kak. Sebentar lagi aku akan melahirkan.""Apakah pimpinan militer itu memperlakukanmu dan bayimu dengan baik?" tanya Allan lagi.Janna hanya tersenyum, menajwab dalam hati sembari melihat ke sekeliling menyadari hal yang kurang. "Di mana Xaviery, Kak?""Aku tidak tahu, mereka menempatkan di ruangan lain. Sejak tertangkap kami belum pernah ber

    Last Updated : 2025-04-29
  • MELAHIRKAN PEWARIS UNTUK SANG JENDERAL   61

    Bisik-bisik di kalangan pelayan sampai ke pendengaran Janna. Ia mengangkat gaunnya melewati lorong penginapan tempat tinggalnya di Seaco."Letnan, aku ingin berbicara sebentar," pinta Janna pada Adrian, asisten suaminya, bertepatan pria itu diminta Dominic tinggal di penginapan."Silakan, Nyonya." Adrian membungkuk memberi hormat."Aku dengar dari pelayan. Allan melarikan diri?""Benar, Nyonya," jawab Adrian pendek. Kaki Janna terasa lemah, tetapi ia berusaha tegar. Barulah ia mengerti mengapa Adrian tidak mendampingi suaminya saat ini. Dominic pasti menyuruh Adrian mengamati gerak-geriknya.Janna mempercepat langkah menuju kamar pribadinya lalu terduduk di ranjang. Jantungnya berdegup kencang. Tidak menyangka kalau Dominic memenuhi keinginannya melepaskan Allan, sekalipun dengan cara membiarkan kakaknya melarikan diri.Hingga sore hari barulah Dominic kembali ke penginapan setelah seharian mengontrol keadaan di Seaco.Janna sampai berlari menyambut kedatangan suaminya di depan peng

    Last Updated : 2025-04-30
  • MELAHIRKAN PEWARIS UNTUK SANG JENDERAL   62

    Dominic dan Janna kembali ke Pamdos, sepanjang perjalanan dalam kereta kuda Dominic melihat jelas paras Janna yang riang, sekalipun perempuan itu melihat ke arah luar."Apa kau telah mempersiapkan nama untuk anak ini nanti?" tanya Dominic, Janna menoleh sembari berpikir."Bukankah Jenderal yang ingin memberikan nama pada anak ini? Biasanya seorang ayah yang memberikan nama.""Kalau kau ingin memberikan nama tidak masalah. Kebiasaan yang kau sebutkan itu tidak berlaku di stratum Armyasa," sanggah Dominic. Janna tersenyum, ia menyambut gagasan suaminya."Aku pernah terpikir, apa Jenderal ingin mendengar namanya?""Tidak perlu, nanti saja setelah anak ini lahir."Tidak terasa mereka tiba di rumah putih. Dominic turun terlebih dulu lalu mempersilakan istrinya."Dominic," panggil seseorang dari luar. Janna mendengarnya sembari memutar matanya. Mereka berdua telah turun dari kereta kuda."Bolehkah aku berbicara padamu? Ini tentang upaya --"Sorot tajam Janna pada Yanata Tan membuat peremp

    Last Updated : 2025-05-02
  • MELAHIRKAN PEWARIS UNTUK SANG JENDERAL   001

    "Aku tidak bersedia menjadi istrimu!" teriak Janna di hadapan Dominic Freud, seorang kepala militer Kesultanan Yagondaza."Kalian selalu memaksa perempuan menjadi Growib* dengan dalih menghasilkan keturunan unggul! Kalian manusia jahat!" Janna Braun menunjuk-nunjuk Dominic. Janna tidak segan melontarkan keberatannya akan keputusan negara mereka."Aku ingin kebebasanku!" jeritnya lagi dengan tangan mengepal.Mendadak Dominic menarik Janna dengan kasar lalu mencengkram lehernya."Apa kau masih ingin berbicara? Lehermu bisa saja aku patahkan. Kau pikir aku sudi menikahimu, kalau bukan karena keputusan negara, detik ini juga kau akan ku lemparkan menjadi santapan singa peliharaanku," ancam Dominic dengan tatapan kebencian.Tubuh Janna gemetar mendengar gertakan Dominic, tetapi ia tidak boleh lengah menunjukkan kegentaran pada calon suami yang tidak diinginkannya.Dominic melepas Janna hingga tubuh wanita itu membentur dinding keras di belakangnya. Dominic keluar dari ruang isolasi, tempat

    Last Updated : 2023-08-14
  • MELAHIRKAN PEWARIS UNTUK SANG JENDERAL   002

    Janna terbangun dengan rasa sakit di sekujur tubuhnya terutama areal wajah. Saat berusaha duduk, tubuh Janna tidak kuat sehingga kembali terhempas ke ranjang.Janna menyapu pandangan, ia menduga bukan berada di kamp konsentrasi atau pelayanan kesehatan. Ini seperti di sebuah kamar milik pejabat stratum tinggi. Warna gelap mendominasi ruangan terkesan menakutkan bagi siapa pun yang berada di dalamnya.Pintu terbuka, seberkas cahaya masuk ke dalam ruangan. Meski dilengkapi sinar lampu, tetapi tidak seterang dari luar. Seorang pria berjubah putih masuk."Halo Nona Janna Braun, Anda sudah bangun."Janna menatap tanpa memberi ekspresi apapun."Saya Swayata Tan, kepala peneliti Kesultanan Yagondaza." Swayata menundukkan sedikit kepalanya.Janna belum pernah sebelumnya bertemu dengan Swayata secara langsung, hanya mendengar nama yang dikenal masyarakat Yagondaza sebagai kepala peneliti yang bertugas mencari perempuan dengan pewarisan sifat unggul melalui peneletian untuk dinikahkan dengan st

    Last Updated : 2023-08-14
  • MELAHIRKAN PEWARIS UNTUK SANG JENDERAL   003

    Dominic memandang Janna dari kaki hingga kepala, tubuh kurus Janna berbalut gaun panjang yang digunakan untuk istirahat malam."Aku minta kau makan," ucap Dominic tanpa basa basi.Janna tidak gentar menghadapi Dominic. "Lebih baik aku mati daripada bernasib buruk dengan menjadi istrimu."Tangan Dominic mengepal erat, ia geram dengan pembangkangan gadis dari stratum terendah yang terpaksa diisolasi ini."Jangan membuat kesabaranku habis," ucap Dominic. Mereka saling menatap sengit seakan-akan ingin saling membunuh, jarak mereka lima langkah kaki orang dewasa."Kau tak berhak memaksaku, Jenderal Dominic Freud. Sebaiknya kau keluar dari kamar ini!" jerit Janna.Kesabaran Dominic berangsur tergerus, ia merasa direndahkan dengan diperintah oleh gadis muda yang tidak selevel dengannya.Dominic melangkah cepat mendekati Janna, ia mencengkram leher Janna. "Aku berhak mengatur di rumahku sendiri," ketus Dominic sambil menyorot tajam manik Janna.Refleks Janna menyentuh kulit lengan Dominic yan

    Last Updated : 2023-08-14
  • MELAHIRKAN PEWARIS UNTUK SANG JENDERAL   004

    Dominic mengepalkan tangannya, pelajaran tata krama dari guru yang diperintahnya belum mendapat hasil yang baik. Ucapan Janna sangat merendahkan Dominic. Hanya saja Dominic mencoba menahan diri sebab tidak ingin mempermalukan diri sendiri di pesta besar kenegaraan."Selamat untuk pernikahan Anda, Jenderal Freud," ucap sultan Bayezidan diikuti oleh istri dan anak-anaknya. "Saya yakin militer Kesultanan Yagondaza akan semakin baik di tangan Anda dengan pernikahan ini," puji sultan Bayezidan. "Terima kasih, Sultan Bayezidan dan Permaisuri Neha." Dominic menunduk sebagai tanda hormatnya diikuti oleh Janna.Janna terkesima melihat kecantikan dan ketampanan sultan dan permaisuri, seumur-umur baru kali ini Janna melihat mereka dari dekat. Masyarakat stratum Royusha jarang mendapat kunjungan dari pemimpin negara karena riwayat pemberontakan di masa lalu."Terima kasih Sultan dan Permaisuri, suatu kehormatan bertemu Sultan dan Permaisuri," ujar Janna tersenyum sambil melakukan gerakan curtsy

    Last Updated : 2023-08-14
  • MELAHIRKAN PEWARIS UNTUK SANG JENDERAL   005

    Usai pesta, Dominic menahan kepergian Swayata. Ia ingin mengonfirmasi sesuatu."Rasa kejut atau setrum itu hal wajar, Jenderal, menandakan Anda dan Nona Braun memang terhubung. Dengan kata lain, Anda sebenarnya tertarik secara fisik terhadap Nona Braun.""Itu mustahil," sanggah Dominic. "Bahkan aku tidak nyaman berada di sampingnya." Dominic masih bersikeras menolak pernyataan Swayata. "Maaf Jenderal, ini sulit untuk dijelaskan, pengalaman Anda bersama Nona Braun akan membuktikan segalanya."Dominic berdecak tidak puas dengan pernyataan Swayata yang diplomatis."Seharusnya kau bisa memberi penjelasan lebih baik. Sekarang, keluarlah!" ucap Dominic tak tertarik memperpanjang urusan dengan Swayata."Jenderal, saya ingin mengingatkan sesuatu waktu terbaik membuahi Nona adalah dua hari setelah pernikahan tepat bulan purnama bersinar terang. Menjelang itu, moga Anda bisa menahan diri," jelas Swayata sembari tersenyum penuh makna."Swayata, mengapa hal semacam itu juga diatur?""Ini sesuai

    Last Updated : 2023-08-14

Latest chapter

  • MELAHIRKAN PEWARIS UNTUK SANG JENDERAL   62

    Dominic dan Janna kembali ke Pamdos, sepanjang perjalanan dalam kereta kuda Dominic melihat jelas paras Janna yang riang, sekalipun perempuan itu melihat ke arah luar."Apa kau telah mempersiapkan nama untuk anak ini nanti?" tanya Dominic, Janna menoleh sembari berpikir."Bukankah Jenderal yang ingin memberikan nama pada anak ini? Biasanya seorang ayah yang memberikan nama.""Kalau kau ingin memberikan nama tidak masalah. Kebiasaan yang kau sebutkan itu tidak berlaku di stratum Armyasa," sanggah Dominic. Janna tersenyum, ia menyambut gagasan suaminya."Aku pernah terpikir, apa Jenderal ingin mendengar namanya?""Tidak perlu, nanti saja setelah anak ini lahir."Tidak terasa mereka tiba di rumah putih. Dominic turun terlebih dulu lalu mempersilakan istrinya."Dominic," panggil seseorang dari luar. Janna mendengarnya sembari memutar matanya. Mereka berdua telah turun dari kereta kuda."Bolehkah aku berbicara padamu? Ini tentang upaya --"Sorot tajam Janna pada Yanata Tan membuat peremp

  • MELAHIRKAN PEWARIS UNTUK SANG JENDERAL   61

    Bisik-bisik di kalangan pelayan sampai ke pendengaran Janna. Ia mengangkat gaunnya melewati lorong penginapan tempat tinggalnya di Seaco."Letnan, aku ingin berbicara sebentar," pinta Janna pada Adrian, asisten suaminya, bertepatan pria itu diminta Dominic tinggal di penginapan."Silakan, Nyonya." Adrian membungkuk memberi hormat."Aku dengar dari pelayan. Allan melarikan diri?""Benar, Nyonya," jawab Adrian pendek. Kaki Janna terasa lemah, tetapi ia berusaha tegar. Barulah ia mengerti mengapa Adrian tidak mendampingi suaminya saat ini. Dominic pasti menyuruh Adrian mengamati gerak-geriknya.Janna mempercepat langkah menuju kamar pribadinya lalu terduduk di ranjang. Jantungnya berdegup kencang. Tidak menyangka kalau Dominic memenuhi keinginannya melepaskan Allan, sekalipun dengan cara membiarkan kakaknya melarikan diri.Hingga sore hari barulah Dominic kembali ke penginapan setelah seharian mengontrol keadaan di Seaco.Janna sampai berlari menyambut kedatangan suaminya di depan peng

  • MELAHIRKAN PEWARIS UNTUK SANG JENDERAL   60

    "Kakak," panggil Janna. Ia didampingi seorang prajurit untuk menemui Allan di penjara bawah tanah Seaco."Janna." Mereka saling berpeluang melepas rindu. "Bagaimana bisa kau kemari, pimpinan militer bisa memergoki kita," ucap Allan dengan berbisik. Janna menggeleng, ia membawa kakaknya untuk duduk di ranjang penjara. "Jenderal Dominic mengizinkan aku menemui kakak. Bagaimana kabar kakak?" tanya Janna dengan manik berkaca-kaca."Begitulah, kami tertangkap saat ingin melarikan diri."Allan melihat Janna dari bawah ke atas menyadari sesuatu yang berubah."Janna, apa kau mengandung?" tanya Allan memastikan. Tangan Janna menyentuh perutnya. "Iya, Kak. Sebentar lagi aku akan melahirkan.""Apakah pimpinan militer itu memperlakukanmu dan bayimu dengan baik?" tanya Allan lagi.Janna hanya tersenyum, menajwab dalam hati sembari melihat ke sekeliling menyadari hal yang kurang. "Di mana Xaviery, Kak?""Aku tidak tahu, mereka menempatkan di ruangan lain. Sejak tertangkap kami belum pernah ber

  • MELAHIRKAN PEWARIS UNTUK SANG JENDERAL   59

    Janna berusaha menikmati pemandangan wilayah Seaco yang dikelilingi lautan. Angin semilir menyentuh paras pucatnya, ia membentangkan tangan merasakan dekapan angin menyentuh badannya."Kau bisa masuk angin." Dominic menyelimuti tubuh Janna dengan mantelnya."Suasana Seaco selalu menenangkan," sahut Janna. "Sepertinya kau senang tinggal di sini?" Dominic tahu jawabannya. Janna hanya mengangguk sembari mengetatkan mantel di depan dadanya."Kita di sini selama sepekan, aku harap kau bisa memikirkan kembali keinginan untuk berpisah."Manik Janna melotot, ia tak menyangka tujuan Dominic membawanya agar ia memikir ulang rencana perpisahannya. "Hal itu tak perlu dipikirkan lagi, Jenderal. Tekadku sudah bulat."Dominic menjauh ke sebelah, menutup mata sambil bersidekap."Bila aku menangkap Allan dan Xaviery, apakah kau akan mengurungkan niatmu?"Dominic menoleh, matanya menyorot dalam pada Janna yang terkesiap mendengar nama kakak dan sahabatnya. "Jenderal, mengancam?" Janna butuh jawaban

  • MELAHIRKAN PEWARIS UNTUK SANG JENDERAL   58

    "Janna, tenanglah, aku pikir kau berhalusinasi."Janna kesal mendengarnya, tubuhnya telah baikan. Ia memutuskan menceritakan apa yang dialami di hutan terlarang di kawasan kesultanan."Jenderal, Anda tidak percaya?" Air mata Janna menggenang di pelupuk mata."Tidak boleh menuduh permaisuri sembarangan, kau tahu akibatnya?" Dominic menatap dalam istrinya.Percuma rasanya meyakinkan Dominic lantaran pria itu punya perasaan pada permaisuri. "Aku harap Jenderal bisa berpikir jernih, tidak terbawa perasaan pada permaisuri."Janna memutuskan keluar dari ruang kerja suaminya. Malam hampir larut ketika itu, Janna tidak tenang menyimpan rahasia yang ternyata tidak dipercaya oleh suaminya sendiri."Janna." Panggilan itu diabaikan olehnya, Janna memutuskan untuk kembali ke kamar, lebih baik beristirahat. Esok harinya, Dominic memanggil Letnan Adrian untuk misi tertentu, ia akan berdinas selama sepekan ke Seaco.Pelayan pribadi Janna menyampaikan pesan bila sang suami akan bepergian, padahal Ja

  • MELAHIRKAN PEWARIS UNTUK SANG JENDERAL   57

    Janna tidak tahu memasuki areal terlarang kesultanan. Ia melangkah cepat diikuti perasaan kesal yang terbit dalam dadanya."Seringkali aku ingatkan, tetapi mengindahkan. Pelan-pelan skandal itu bisa terbongkar dan hancurlah semua."Hentakan kaki Janna ke tanah menandakan kekesalannya memuncak. Ia menendang apa saja yang ada di hadapannya. Pepohonan menutupi jalan di depan, rembulan seolah enggan bersinar lantaran dedaunan rimbun.Suara auman mengagetkan Janna, ia melihat ke sekeliling. "Aku... berada di mana?"Janna melangkah, seketika berhenti, ia bingung harus pergi ke arah mana. Ia menemukan sekeliling menggelap, tidak seperti ia masuk tadi."Janna, kemarilah."Sontak ia terkejut, ia mengenal suara siapa itu. Tapi ada di mana?"Janna, kemarilah"Dari arah lain muncul suara baru."Ibu?" Janna mengenali suara itu dengan perasaan gembira.Ia berjalan mendekat ke sumber suara, ia melihat gemerisik di antara dedaunan. Janna terkejut mendapati seekor ular besar meliuk di sana.Janna lar

  • MELAHIRKAN PEWARIS UNTUK SANG JENDERAL   56

    Dengan anggun, Janna berjalan di acara undangan Sultan Bayezidan. Ia tidak ragu menaruh jemarinya di lengan Dominic. Senyum tak lekang dari paras cantiknya. Busana pilihan Dominic melekat indah pada tubuh ibu berbadan dua yang tak lama lagi akan berjumpa dengan si buah hati."Tanganmu dingin," ucap Dominic menyentuh jemari sang istri. Janna berusaha melepas, akan tetapi Dominic mengenggam dengan erat.Senyum Dominic menandakan kalau pria itu tengah menggoda istrinya, Janna tidak mau jatuh dalam pesona suami yang kerap bersikap sesukanya."Sepertinya ada yang tidak rela," bisik Janna melirik sekilas perempuan yang berdiri di samping sultan.Sultan Bayezidan dan permaisuri menerima ucapan selamat dari para tamu undangan. Namun, sesekali sorotan tajam diarahkan pada Janna dan Dominic. Mereka pun berhadapan lalu memberi hormat pada sultan dan permaisuri. Hanya saja, permaisuri sengaja memalingkan wajah saat Janna tersenyum padanya."Keberhasilan militer Kesultanan Yagondaza pada misi ra

  • MELAHIRKAN PEWARIS UNTUK SANG JENDERAL   55

    Sandama menatap iba pada menantu satu-satunya yang tengah sibuk mengusapi perut besarnya. Ia seorang ibu, sekalipun Janna terlihat baik-baik saja, Sandama tahu Janna menyembunyikan perasaan terdalamnya."Apakah kau cemburu pada Yanata?"Janna tersentak hingga menghentikan elusan pada perutnya. Sedetik kemudian, Janna tersenyum pada Sandama."Ibu, telah ku katakan masih sulit ada perasaan seperti itu di antara kami."Sandama memicing, memikirkan sesuatu yang lain."Alasanmu meninggalkan Dominic setelah melahirkan tidak kuat bagi ibu dengan alasan keselamatan Dominic. Dia kepala militer, bukan orang biasa."Janna menurunkan pandangan, tatapan menyelidik Sandama membuatnya gentar. Namun, ia enggan mengatakan sesuatu. "Janna, perpisahan tidak dibenarkan di kesultanan, kecuali pihak yang meninggalkan bersedia tidak terlibat lagi dalam kehidupan pihak yang ditinggalkan di masa depan. Ibu harap kau tahu konsekuensinya."Janna tertawa kecil mengingat sikap Dominic terhadapnya dari awal perni

  • MELAHIRKAN PEWARIS UNTUK SANG JENDERAL   54

    Sembari menyentuh perut yang semakin membesar, Janna duduk di tepi ranjang tidurnya. Ia mengelusi calon bayi yang masih meringkuk di dalam.Air mata tak kunjung berhenti menandakan kesedihan Janna yang tak bisa diungkapkan pada siapa pun.Merasa sendiri dan kesepian menjalani hidup, Janna ingin memutuskan pilihan terbaik buat dirinya di masa depan.Merapikan penampilan, Janna pergi ke markas besar tempat suaminya bekerja, ia ingin mencari tahu informasi tentang kakaknya.Tiba di sana, Janna mencari seseorang yang sempat dilihatnya dalam tugas membebaskan Yanata saat itu. Dia adalah bawahan Dominic."Bisa kau memberitahuku tentang Allan Braun?"Janna masuk ke ruangan perwira tinggi itu."Nyonya?" Pria itu berdiri menyambut kedatangan istri dari alasannya."Silakan duduk," tawarnya."Tidak perlu. Aku hanya sebentar." Janna bersikeras berdiri."Bisa kau beritahukan aku kabar Allan Braun?" Janna butuh informasi yang akurat.Perwira tinggi itu hanya diam menimbang jawaban yang harus disamp

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status