Semua Bab KAUM TERAKHIR: Bab 1 - Bab 10

109 Bab

1. Pembantaian

KAUM TERKAHIR1. Pembantaian"Aku tidak pernah mengirimkan wabah penyakit itu!" Seorang laki-laki dengan wajah tegas itu menatap tajam kerumunan orang yang mengelilinginya. Kabut hitam sudah sejak tadi menyelimuti tubuhnya. Walau begitu wajah tampannya tidak bisa dipungkiri. Bahkan, banyak dari wanita bangsawan diam-diam mengagumi sosok laki-laki itu. Ya, hanya diam-diam, sebab mereka masih memiliki akal untuk mendekati raja dari kaum kegelapan itu. "Bohong! Pasti semua ini karena ulahmu!""Ya benar! Kaum kegelapan seperti kalian terlalu tamak! Jadi mungkin saja ini salah satu siasatmu untuk menguasai seluruh dunia!"Teriakkan itu langsung disambut pekikan penuh kesetujuan dari banyak orang yang menghadiri tempat lapang itu. Membuat sang laki-laki yang kini dirantai itu menggeram marah. Kabut hitam yang menyelimutinya semakin tebal. "Hapus semua kaum kegelapan!""Bunuh mereka semua!"Sraannggg! Brug! Raja kegelapan itu semakin menggeram marah ketika melihat salah satu rakyatnya d
Baca selengkapnya

2. Dua Pengawal Setia

KAUM TERAKHIR2. Dua Pengawal SetiaSeorang gadis dengan gaun hitamnya itu menatap datar bangunan istana yang berdiri kokoh di hadapannya. Tiga pasang sayap di punggungnya seketika hilang ketika kedua kakinya telah menginjak tanah. Ada pancaran kerinduan dan juga kesedihan di manik hitam legam gadis itu. Bayangan masa lalu, membuatnya diam-diam mengepalkan kedua tangannya. "Nona." Hingga suara itu membuatnya berbalik. Ditatapnya dua orang laki-laki dengan pakaian lengkap prajuritnya. Kedua laki-laki itu setia menunduk membuat sang gadis menghela napas panjang. Kyana tidak mengerti mengapa dua pengawal pribadinya itu memilih tinggal bersama dengannya dan memutuskan kontrak dengan sang raja dari segala raja hanya demi dirinya. Bahkan jika dipikir-pikir dirinya tidak sebanding dengan Sang Lord yang kekuatannya jauh lebih tinggi darinya. Maka dari itu, Kyana berpikir ada yang salah dengan otak dua laki-laki di hadapannya sekarang. "Kembalilah ke istana sang lord," ucap Kyana datar. "T
Baca selengkapnya

3. Hubungan Terlarang

KAUM TERAKHIR3. Hubungan Terlarang"Ada tamu tak diundang rupanya." Celetukkan Kyana yang tengah menuruni anak tangga langsung mendapat tatapan tajam gadis cantik yang sejak tadi terlihat mengamati beberapa barang antik di hadapannya. Gadis itu terlihat berdecak pelan, tetapi tak urung dia tetap mendekat ke kaum kegelapan satu-satunya itu. "Aku merindukanmu, Kakak," ucapnya seraya memeluk tubuh Kyana yang baru saja menginjak lantai dasar. Kyana hanya berdehem pelan. Setelah pelukan keduanya terurai, diamatinya sosok gadis di depannya. Kulit putih pucat dengan sorot mata tajam. Yang menjadi ciri khasnya adalah surai hitamnya yang panjang dengan ujung rambutnya yang berwarna kemerahan. Dialah Queem Annelida Xylium–putri mahkota Kerajaan Vampir. Dia juga merupakan saudara tiri Kyana. Walau begitu hubungan keduanya sangat baik dan dekat. Bahkan, tidak jarang Queem menginap di Kerajaan Kegelapan jika dilanda bosan. Hingga kejadian pembantaian kaum kegelapan yang dilakukan beberapa tah
Baca selengkapnya

4. Pembasmian Monster

KAUM TERAKHIR4. Pembasmian MonsterSuara teriakkan mengerikan dan gerakan keras dari luar istana membuat Kyana melangkahkan kaki jenjangnya dengan cepat, menuju ke sumber suara. Di belakangnya, Orxphulus dan Archeros setia mengikuti. Walau tak ayal, ada rasa takut di benak hati mereka yang paling dalam mendengar raungan menyeramkan yang sudah dipastikan bukan berasal dari manusia. Pintu besar depan istana seketika terbuka ketika Kyana mengarahkan kekuatannya ke pintu itu dengan tangan kanannya. Setelah pintu penghubung ruangan istana dan halaman istana itu terbuka, terlihatlah beberapa monster mengerikan yang telah memenuhi halaman istana. Dari yang berukuran kecil hingga besar, dari yang berkekuatan rendah hingga tinggi semuanya berkumpul menjadi satu. Raungan salah satu monster yang melihat Kyana mulai keluar dari istananya langsung disambut dengan raungan monster lainnya. Seakan menyambut kedatangan gadis itu. Kyana sendiri hanya menatap tajam para monster yang kini memandang ke
Baca selengkapnya

5. Salah Jalan

KAUM TERAKHIR5. Salah JalanKabut hitam seketika memenuhi lantai ruangan. Suhu pun mendingin, dengan bertambahnya kabut itu yang semakin menebal. Semua tatapan kini mengarah tepat ke arah gadis bergaun hitam itu. Tatapan tajamnya membuat siapa saja yang menatapnya seketika menunduk, atau membuang muka. Ada kelebihan tersendiri yang gadis itu miliki dengan tatapannya, membuat mereka langsung menunduk tahluk tidak berani melawan. "Saya menolak tegas pembasmian ini." Ucapan pelan tetapi penuh penekanan itu membuat para pemimpin kerajaan lainnya semakin menunduk. Walau di dalam hati mereka, rasa kesal serta ingin melawan menggebu. Tetapi, aura dan tatapan tajam itu membuat mereka tidak bisa berkutik. "Ratu Kyana tolong tenang sebentar. Kita belum mengetahui keputusan dalam masalah ini." Kepala Kyana tertoleh, menatap ke arah wanita cantik dengan gaun biru kesukaannya. Wajahnya yang cantik dengan surai berwarna pirang itu membuatnya terlihat semakin cantik. Ditambah dengan kulit bersih
Baca selengkapnya

6. Makan Malam Pembawa Petaka

KAUM TERAKHIR6. Makan Malam Pembawa Petaka"Maafkan saya, Yang Mulia Lord!"Kyana segera menundukkan kepalanya kembali. Di dalam hati, dia sudah menyumpah serapahi kecerobohannya. Bisa-bisanya dia tidak fokus dalam berjalan hingga berakibat fatal seperti ini? Karena terlalu larut dalam pikirannya, Kyana tidak menyadari bahwa sosok yang paling disegani itu sudah mendekatkan diri kepadanya. Menarik tubuh mungil Kyana ke dalam dekapannya. Membuat sang gadis terlonjak kaget. "Lord apa yang Anda lakukan."Kyana gegas melepas rengkuhan itu. Gadis itu mengambil langkah mundur beberapa langkah. Wajahnya mengeras, mengingat tindakan laki-laki tampan di depannya itu. Dia tidak suka tubuhnya disentuh oleh laki-laki lain, selain mate-nya nanti. Tetapi, apakah mungkin dia memiliki seorang mate? Mengingat kaum kegelapan hanya tersisa dirinya. "Aku hanya mengambil ini dari rambutmu," balas sang lord seraya memperlihatkan sehelai daun kering di tangan kanannya. Melihat itu membuat Kyana terdiam.
Baca selengkapnya

7. Siluet Biru

7. Siluet BiruBrakk!Suara gebrakan meja itu semakin membuat suasana terasa mencekam. Para pelayan dan prajurit yang berdiri di setiap sudut ruangan seketika menegang. Berbeda dengan kebanyakan orang yang menunduk takut, berbeda dengan Kyana yang memasang senyum menyeringai. Melihat bibinya tengah diselimuti kekesalan entah mengapa membuatnya terhibur."Apa yang baru saja kau katakan, Putri Mahkota?"Queem menunduk, melihatnya membuat Kyana mengerti. Senakal dan sekuat apapun adiknya itu, bagaimana mungkin berani melawan orang yang mengandung dan merawat kita sejak kecil. Sedikit kagum dengan gadis itu, Queem masih memiliki sikap hormat kepada ibunya yang bahkan akan menjodohkannya dengan kaum musuh mereka sendiri.Karena ketiadaan balasan dari Queem, sang ratu menoleh melempar pandangannya kepada Kyana yang berdiri santai menatapnya. Melihat tamu tak diundang yang tampak santai di tengah amarahnya, membuat sang ratu semakin tersulut emosi. Kyana menaikkan satu alisnya ketika mendapa
Baca selengkapnya

8. Naga Hitam

8. Naga HitamTiga pasang sayap besar Kyana terlipat, setelah kedua kakinya kembali menyentuh tanah. Netra tajamnya bergerak mencoba menelisik tanah lapang yang sangat asing di matanya. Dia tidak tahu sudah seberapa jauh dia terbang mengikuti cahaya kebiruan yang berhasil membuatnya tertarik. Kaki jenjangnya melangkah mencoba mencari sesuatu yang sejak dia ikuti secara diam-diam. Hening, tidak ada tanda-tanda pergerakan apapun di sana kecuali dirinya yang terjebak di tanah lapang yang dikelilingi oleh rimbunnya pepohonan.Hingga serangan dadakan membuat tubuh Kyana terlempar cukup jauh sebelum akhirnya dia bisa mengendalikan diri kembali dengan menahan gerakan tubuhnya dengan sayap lebarnya. Sedikit mengibaskan api yang menempel pada jubahnya. Hingga suara raungan yang menggelegar, memecah langit malam membuat Kyana mengalihkan pandangannya ke depan. Beberapa meter dari tempatnya terbang, terlihat seekor naga berukuran besar berwarna hitam gelap. Di punggung dan ujung sayapnya terdapa
Baca selengkapnya

9. Menyelinap

9. MenyelinapSosok laki-laki asing pemilik netra biru itu menatap dingin kedua pengawal Kyana. Menatap mereka dari atas ke bawah, menilai. Dengan tatapan merendah dia bertanya kepada satu-satunya gadis di antara mereka, "Siapa dua siluman lemah ini, Ratu?"Pertanyaan itu menohok ulu hati Archeros dan Orxphulus. Lemah? Padahal mereka adalah siluman yang paling diincar banyak kaum karena kekuatannya. Bagaimana mungkin laki-laki itu berkata bahwa mereka itu sosok yang lemah? Mendengar hal itu tentu saja membuat Orxphulus dan Arccheros menggeram tertahan. Bahkan suara asli mereka terdengar mengerikan. Sekonyong-konyong keduanya berubah menjadi dua hewan ganas dan perkasa. Seekor serigala putih dan harimau emas itu sudah siap mencabik-cabik sosok di depan mereka. Terlihat dari kuku-kuku tajam mereka yang telah mencuat keluar, ditambah lagi gigi taring mereka juga tampak mengkilat. Kyana tahu bahwa kedua pengawal mereka tengah diselimuti amarah dan tidak main-main dengan sosok yang menuru
Baca selengkapnya

10. Tanda Bahaya

10. Tanda BahayaSuara lonceng mengiringi langkah Kyana yang memasuki sebuah toko ramuan terkenal dan tertua di Negeri Penyihir tersebut. Aroma mint dan kayu manis menguar, membuat siapa saja akan betah berlama-lama di sana. Walau hanya ada jejeran botol ramuan yang dipajang. Di setiap sudut toko penuh akan orang-orang yang tengah memilih ramuan yang mereka butuhkan."Ada yang bisa saya bantu, Nona Cantik?" suara itu membuat Kyana dan Glo menoleh. Mendapati seorang penyihir laki-laki yang tersenyum lebar. Sebuah senyuman yang memiliki arti tersendiri. Ditambah lagi sebuah kedipan menggoda laki-laki itu juga layangkan.Kyana mengulas senyum. Berbeda dengan Glo yang sudah mendatarkan wajahnya, menatap tidak suka penyihir laki-laki di depannya. "Aku mendengar toko ini menjual ramuan terbaru dan langka. Aku ingin membelinya," ucap Kyana lembut, mulai memerankan penyamarannya.Penyihir laki-laki itu memicingkan matanya, sebelum akhirnya bertepuk tangan heboh. Laki-laki itu tampak mengambil
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
11
DMCA.com Protection Status