Home / Romansa / Menjadi Istri Milyuner / Chapter 61 - Chapter 70

All Chapters of Menjadi Istri Milyuner : Chapter 61 - Chapter 70

95 Chapters

61. Ikhlas

"Iya kamu itu harus bisa memenangkan hati istrimu. Kalau istri senang, keadaan rumah pasti damai sejahtera." Erwin memberikan petuahnya sebagai seorang yang lebih berpengalaman dalam rumah tangga. "Oke fix, besok kita pergi tanpa Edwin!" Kartika memutuskan dengan mantap. "Ma, aku ikut ya ... " Edwin mencoba merayu mamanya. "Gak boleh!" Kartika bersikeras. "Honey, masa kamu tega ninggalin suamimu kelaparan sementara kamu makan enak?" Edwin ganti merayu istrinya. "Ehmmm ... besok Mas Edwin makan masakan Bi Ijah aja ya." Rieka kebingungan harus menjawab apa. Mana berani menolak ajakan mertuanya. Dan masalah makan Edwin memang bisa diserahkan pada Bi Ijah, aman. "Hahahaha savage, Mbak Rieka!" Linggar sudah ngakak tak tertahankan mendengar jawaban Rieka. Semua yang hadir juga ikut tertawa bersamanya. Hanya Edwin yang makin manyun dan Rieka yang makin kebingungan. "Lho? Tega bener sama suami gantengmu ini?"
last updateLast Updated : 2023-05-19
Read more

62. New Normal

Edwin menunggui Rieka sampai menyelesaikan ritual kamar mandinya dengan sabar. Bahkan Edwin juga ikut mengganti pakaiannya. Work suit yang tadi dipakai olehnya dilepas kembali, dan berganti dengan polo shirt yang lebih santai. Edwin juga menghubungi Bambang dan memberitahukan bahwa hari ini dia mengambil libur dan tidak ke kantor. Edwin sudah bertekad untuk membahagiakan Rieka hari ini.Rieka heran saat keluar dari kamar mandi dan mendapati Edwin yang sudah berganti pakaian juga. Berganti dari pakaian resminya berubah menjadi pakaian yang lebih santai dan casual."Hubby? Gak ke kantor?" tanya Rieka penasaran."Enggak, hari ini aku mau nemenin kamu." Edwin menjawab dengan senyuman terkembang.***"Jadi kita gak bawa supir hari ini?" tanya Rieka saat menghampiri Edwin yang sudah menantinya di teras rumah. "Enggak, biar gak ada yang mengganggu kemesraan kita." Edwin meng
last updateLast Updated : 2023-05-20
Read more

63. Benda Permintaan Istri

Sudah beberapa waktu berlalu sejak kejadian bak mimpi buruk bagi Edwin. Sudah selama itu pula dia dan Rieka menerapkan berbagai kebiasaan baru yang mereka sebut sebagai kegiatan New Normal. Namun yang namanya kenyataan tidak semudah teori dan harapan. Memang mereka berdua sudah sepakat untuk tidak bersedih lagi. Untuk dapat berbahagia bersama. Akan tetapi jauh di dalam hati keduanya masih tersisa suatu kesedihan yang mendalam. Tak dapat dipungkiri bahwa Rieka masih sedikit sendu. Tidak secerah dirinya yang biasa walau dia berusaha tetap ceria di hadapan Edwin. Sementara Edwin juga sama saja. Dari luar dia terlihat tegar karena tidak begitu bisa untuk mengungkapkan emosinya. Dia tidak bisa menampakkan kesedihan dan kelemahan di hadapan Rieka. Tidak juga di hadapan keluarganya. Apalagi di hadapan orang lain. Harga dirinya yang besar sebagai seorang CEO membuatnya terus menahan diri dan semakin tertekan. Apalagi di
last updateLast Updated : 2023-05-21
Read more

64. Sensasi Lain

Akhirnya daripada pusing memikirkan apa yang menjadi selera Rieka, Edwin memutuskan untuk membeli saja setiap varian yang ada. Agar nanti Rieka sendiri yang memilih dan memutuskan mau yang mana. Edwin mengambil keranjang belanjaan dan memenuhi isinya dengan kotak-kotak berbagai warna dari kondoom dengan segala rasa, bentuk dan varian."Coba lihat pria itu, kenapa dia beli barang begituan banyak sekali?" Terdengar bisik seorang emak-emak yang sedang berbelanja bersama emak-emak lainnya."Apa dia pria mesuum? Iiiiih ngeri banget ya." Rekannya balas mengomentari."Padahal ganteng dan keren banget begitu ... Gak nyangka ya, ternyata ...""Iya mungkin dia kelainan atau hiperseq.""Hiiiii ngeri banget ya!""Ayo jangan dekat-dekat dan jangan tatap matanya, atau kita bisa hamil.""Tatapan mata tajamnya bisa menghangatkan rahim kita."Edwin memasang poker face andalannya demi mendengar berbagai gunjingan tidak sedap itu. Tidak hanya gunjingan, hampir semua pandangan mata pembeli toserba lain i
last updateLast Updated : 2023-05-22
Read more

65. Menagih Jatah

"Ini tadi aku beli ada yang varian polos, zig-zag, tutul-tutul polkadot, garis-garis horizontal atau vertikal. Bahkan ada juga lho yang kombinasi." Edwin merogoh tas plastik dan mengeluarkan varian yang dimaksudnya tadi dengan bersemangat."Iya-iya masukkan lagi sana. Jangan di keluarin semua!" Rieka geli sendiri melihat
last updateLast Updated : 2023-05-23
Read more

66. Here We Go

Setelah prosesi makan malam selesai barulah Edwin dan Rieka naik ke kamar pribadi mereka. Duduk santai dulu di sofa sambil menonton TV yang entah sedang menayangkan film apa. Edwin berkutat dengan dengan gawainya sementara Rieka kembali membaca buku tebalnya tentang penyakit dalam."Honey, kok kayaknya asik bener kamu baca bukunya? Seperti baca novel aja?" Tanya Edwin penasaran.Bahkan setelah Edwin menyelesaikan urusan kantornya by mail, Rieka masih saja asik membaca buku. Padahal dari judul dan ketebalan bukunya saja sudah tidak menggugah selera untuk dibaca."Aku lagi baca soal Autoimun. Penyakit yang jarang terjadi tapi sedang ngetrend akhir-akhir ini." Rieka menjawab tanpa mengalihkan pandangan dari buku."Apa itu autoimun?" tanya Edwin penasaran."Penyakit autoimun adalah kondisi ketika sistem kekebalan tubuh seseorang menyerang tubuhnya sendiri." Rieka menjelaskan dengan bersemangat."Bukannya imun itu bagus ya bagi
last updateLast Updated : 2023-05-24
Read more

67. Ritual Cinta

"Mungkin karena sudah lama. Aku ... aku jadi merasa seperti harus memulai semua dari awal lagi. Aku takut kalau rasanya akan sangat menyakitkan ..." Rieka mencoba menjelaskan rasa takutnya dengan emosi dan ekspresi yang campur aduk."Menyakitkan? Menyakitkan bagaimana?"
last updateLast Updated : 2023-05-25
Read more

68. Hubungan Para Dokter

"... Demikian yang dapat saya sampaikan untuk hari ini. Terima kasih atas kehadiran anda sekalian. Rapat bulanan rumah sakit Hartanto Medika saya akhiri sampai di sini." Sebuah suara lembut namun tegas terdengar dari kursi pimpinan rapat. Suara dokter Sari Hartanto, sang direktur rumah sakit tempat Rieka bekerja."Akhirnya selesai juga." Rieka menghela napas lega setelah rapat dinyatakan berakhir. Dia mengemasi barang-barang bawaannya di meja ke dalam tas jinjing mewah yang dibawanya.Siang itu Rieka sedang menghadiri rapat bulanan yang dihadiri oleh paramedis, staff dan karyawan Rumah Sakit Hartanto Medika. Rieka sudah hendak beranjak dari kursinya di ruang rapat saat Sari tiba-tiba memanggil namanya."Mbak Rieka, ada acara nggak abis ini?""Nggak ada," jawab Rieka, tidak jadi bangkit dari tempat duduknya.Merasa penasaran kenapa Sari memanggilnya. Mungkin gadis itu ingin berbicara sesuatu kepadanya. Entah untuk urusan pribadi atau urusan pekerjaa
last updateLast Updated : 2023-05-26
Read more

69. Suami Bucin

"Hemmm kok pada diem-dieman aja sih?" Rieka mengawali percakapan setelah cukup lama mereka bertiga berdiam diri. Hanya sibuk berkonsentrasi dengan minuman di hadapan mereka masing-masing."Ngapain kamu ke sini, Ron?" Tanya Sari kepada Roni dengan nada ketus."Ehmm ... Kebetulan aja aku mampir ke sini." Roni menjawab sambil menyeruput kopi dari cangkir di hadapannya."Halah bilang aja kalau kamu ngikutin kami." Cecar Sari menuduh Roni."Nggak kok. Aku cuma pengen ngopi di sini, eh gak tahunya ada kalian juga."Rieka menghela napa panjang mendengar perselisihan dan pertengkaran di antara kedua rekan dokternya itu."Kalian berdua lagi ada masalah ya?" Rieka memberanikan diri untuk bertanya kepada keduanya.Baik Sari atau Roni kontan terdiam. Tak ada yang menjawab pertanyaan Rieka. Keduanya saling bertukar pandangan yang sulit diartikan. Sampai beberapa saat kemudian Sari yang akhirnya membuka suara."Dia itu ngeselin banget, tahu
last updateLast Updated : 2023-05-27
Read more

70. Menghapus Kenangan

"Apa maksudnya ini semua, Mas Edwin?" Rieka mengulangi pertanyaannya."Kencan! Aku ingin kencan, malam mingguan sama kamu." Ujar Edwin dengan mengembangkan senyuman lebar.
last updateLast Updated : 2023-05-28
Read more
PREV
1
...
5678910
DMCA.com Protection Status