Sepulang kerja, Nesa segera menghampiri ruangan sang Papa, namun saat ia hendak membuka pintu, suara dari Ria membuat gadis itu berhenti."Mau cari pak Rafli?" Nesa mundur beberapa langkah sebelum ia mengangguk sebagai jawaban.Nafas gadis itu memburu, bukan karena emosi, namun karena pekerjaan yang ia kerjakan membuat seluruh tenaganya terkuras habis, bahkan saat ini Nesa merasa punggungnya sakit."Pak Rafli ngga datang ke kantor.""Bolos gitu? Papa bolos? Loh, papa kan rajin, masa iya bolos?" Ria hanya terkekeh, apa yang Nesa ucapkan benar, Rafli tergolong pria yang rajin bekerja, selama bekerja dengan Rafli, baru kali ini pria itu ijin bolos."Mending kamu pulang aja, terus kamu ngomong sama papa kamu."Pulang? Yang benar saja, ia sudah memutuskan untuk keluar dari rumah itu dan kini ia tak memiliki sebuah bangunan yang membuatnya benar benar pulang.Namun Nesa tetap mengangguk sebagai jawaban, gadis itu segera berpamitan dengan Ria sebelum tubuhnya menghilang dari hadapan wanita
Read more