Bau minyak kayu putih tercium tajam, memicu organ sensorik Eleanor aktif kembali. Perempuan yang tengah berbadan dua itu membuka mata, mendapati dirinya berada di kamar sang bunda. Dia menyaksikan di sana ada bundanya dan Tristan yang setia duduk di atas kursi rotan."Nah, sudah sadar. Mau minum, Nak?" Tanya Darmawati. Ele mengangguk, Tristan membantunya duduk, sedang sang bunda menyodorkan segelas air ke arah bibir Ele dengan sabar.Ele meneguknya sekali, lalu airmata berlomba membasahi wajahnya. Wanita itu terisak dalam diam."Ada yang sakit?" Tristan tampak cemas, duduk di sisi ranjang."Mas, sebaiknya Mas kembali dulu, Mbak Miranti pasti sedang mencari." Ujar Ele, mengusap airmatanya, "Aku tidak sakit,"Tristan menggeleng dengan keras kepala, "Tidak, aku tidak mungkin ninggalin kamu.""Ada saya, Pak. Tenanglah, Ele aman disini," ujar Darmawati dengan senyum lembut. Tristan terdiam sebentar, dia menatap Ele yang diam saja dengan pandangan kosong, lalu akhirnya Tristan mengangguk."
Read more