"Cepat tangkap gembel itu, Pak!" seru Rasti dengan wajah memerah."Ha-Habib," ucap pria yang memegang pistol itu terbata. Dia tidak menyangka kenapa kawan dekatnya itu disuruh ditangkap. Seketika Habib mengedipkan mata agar lelaki berseragam itu tidak menyebutkan namanya kembali. Ia tidak mau kalau jati dirinya diketahui oleh ibu dan saudara tirinya."Kenapa kamu masih diam?!" desak Rasti mencoba mendorong Lukman. Namanya pria itu adalah Lukman. Dia sahabat dekat Habib waktu mencicipi masa putih abu-abu."Cepat tangkap gembel itu!" desaknya lagi tidak sabaran. Sebelum melanjutkan perintah, Rasti berkata kembali "Dan dia itu seorang pembunuh!"Lukman tidak tega melakukan penangkapan. Ini pasti ada salah paham. Sejenak dia berpikir untuk mencari solusi. Namun, otaknya tidak bisa diajak kompromi."Kalau kamu berani menangkapku, silakan!" tantang Habib dengan sorot mata menyeringai. "Sebelum aku ditangkap, kupastikan kalian manusia bedebah bakalan menyesal," imbuhnya. "Mau beli makan ses
Read more