“Apa bener, kamu pertama kali ketemu sama si Dony itu di pinggir jalan?” telisik Ken yang buku-buku tangannya tengah dibersihkan oleh Kinan dengan handuk dan air hangat karena berdarah akibat perkelahian tadi.Kinan mengangguk. “Iya, kenapa memangnya?” dia melirik pada lelaki yang duduk di sofa, sementara dirinya di lantai.Ken menggeleng pelan. Dia merasa begitu aneh karena semuanya terasa begitu kebetulan, di saat Kinan butuh bantuan, lalu orang itu muncul dan menolong. Terlebih, Ken merasa pernah mengenalnya, meski entah di mana.“Aku minta kamu jangan dekat-dekat sama dia,” gumamnya dengan tatapn kosong. Pikirannya mencari-cari bayangan lelaki itu di masa lalunya yang kelam.“Bagaimana mungkin, dia itu dosenku. Aku pasti akan sering berhubungan sama dia.”Bener juga, pikir Ken. Mungkin dia harus lebih berhati-hati.“Memanngnya kenapa? Pak Dony itu orang yang baik. Kalau dia berniat jahat, mungkin sudah dia lakukan sejak pertama. Tapi, dia justru selalu menolong,” sahut Kinan yang
Read more