Kinan menghela napas panjang dan menyenderkan punggungnya ke sandaran kursi.“Entahlah—““Jawab yang yakin Kinan!” Sesyl sampai menggebrak meja.“I-iya, iya. Sejak dia bekerja dan merubah penampilannya. Dia ganteng banget.” Kinan refleks menjawab pertanyaan Sesyl.Kini giliran Sesyl yang mengembus napas gusar. “Emang gue akui, suami elu itu ganteng. Swear. Kalau dia bukan suami elu, mungkin gue juga bakalan suka,” aku Sesyl dengan jujur.“Hah?” Kinan sampai melotot tak percaya.“Ini kan, kalau, Nan. Kalau misalnya gue ketemu dia dalam keadaan sama-sama singel, mungkin gue akan mudah tertarik sama cowok seganteng itu. Cuman, gue kan tau kalau dia udah punya bini. Lagian, gue juga udah punya cowok, nggak mungkin lah, tertarik sama si Telor Asin itu. Mukanya sih, ganteng. Tapi kelakuannya minus.”Kinan tertawa pelan demi mendengar ungkapan jujur dari sahabatnya itu.“Ok, berarti sekarang misi kita itu, menarik si Ken biar suka sama elu, terus, misahin dia dari si Uler Keket kegatelan itu
Baca selengkapnya