"Ines dan Ramzi, kalian nggak usah pulang. Tidur saja di sini bareng-bareng," kata Bu Mila. "Iya, Bu. Aku juga kangen tidur sama Mas Akbar." Mas Ramzi mengangguk. What? Tidur bareng dengan para ipar dan juga ibu? Aku menggeleng.Sebelum tidur pasti akan banyak hal yang diceritakan seperti Mbak Ulfa yang selalu menceritakan pengalaman bekerja, hartanya yang melimpah, sering liburan di mana saja, tempat makanan favorit di mana dan aku hanya bisa gigit jari karena nggak ada yang bisa diceritakan. "Kamu kenapa, Nes? Kok mukanya pucat gitu? Nggak suka ya kalau harus tidur bareng kami?" tanya Mbak Divya. Wanita itu seolah tahu kegelisahanku. "Enggak." Aku meringis. "Tetapi kenapa kayak gelisah gitu?" "Dimaklumi aja, Mbak. Pengantin baru mana mau pisah sama suami tercinta," sahut Nella seraya mengedipkan mata. Dari tadi gadis itu terus menempel di lengan sang ibu. Pipiku menghangat, sudah pasti berubah merah. Bukan karena nggak mau pisah dari Mas Ramzi, tetapi minder. Sudah pasti nant
최신 업데이트 : 2023-02-03 더 보기