Semua Bab Wanita Kampungan itu Ternyata Calon Istri Bos: Bab 11 - Bab 20

122 Bab

FAIR PLAY

Dugaan Abi ternyata tidak salah. Kekeras-kepalaan ibunya berujung pada disodorkannya lagi perempuan lain untuk dijodohkannya padanya. Namun yang lebih membuat lelaki itu kaget adalah, kenapa harus Tabitha?“Tabitha?! Anaknya Tante Fenny yang baru lulus tahun ini?” tanyanya dengan bibir menahan tawa. “Iya, kenapa memangnya?” “Ya ampun, Mam. Come on, dia itu masih anak-anak.”“Justru itu, kamu tidak akan kesulitan untuk mendidik dia menjadi istri yang baik nantinya, Bi.” Bu Rosmala masih tetap ingin meyakinkan putranya. Abi justru makin terkekeh. Tabitha adalah anak dari salah seorang sahabat Bu Rosmala yang tinggal di luar kota. Abimanyu mengenalnya karena Bu Rosmala cukup sering menceritakan perihal sahabatnya yang paling dekat itu dalam perbincangan mereka selama ini. Dan lucunya, baru satu bulan yang lalu Abimanyu mengantarkan sang ibunda menghadiri perayaan syukuran kelulusan sarjana strata satu anak gadis itu. Apakah mamanya sudah kehilangan stock perempuan hingga harus menyodor
Baca selengkapnya

MANDUL?

Keenan–mantan suami Kemala–yang sangat jengkel dengan kelakuan Irene hari sebelumnya, ternyata memilih untuk tidak pulang ke rumah. Sepulangnya dari kantor, dia rupanya langsung pergi ke rumah orangtuanya untuk menghindari pertengkaran dengan istrinya itu. Dia yakin, kejengkelannya pada Irene yang telah membuatnya mendapatkan surat peringatan dari kantor justru akan membuatnya tak bisa menahan diri untuk tak bertengkar dengan wanita itu jika mereka sampai bertemu. Sang ibu, rupanya bukan cuma satu dua kali ini saja mendapati anak lelaki satu-satunya itu pulang ke rumah tanpa membawa Irene. Dia pun sudah bisa menebak apa yang terjadi pada anaknya itu kala malam harinya melihat Keenan datang dengan taksi online ke rumahnya. Tapi demi tak membuat sang putra gundah, Bu Ratih memilih menunggu pagi untuk mengajaknya bicara. “Bertengkar lagi dengan istrimu?” tanyanya pagi itu, saat melihat Keenan dengan muka bangun tidur langsung menyusulnya ke meja makan. Dengan malas-malasan Keenan pun
Baca selengkapnya

KENA MARAH BOSS

Hari berikutnya seperti biasa, Abimanyu menuju kantor usai menghabiskan sarapan dengan sang ibunda. Dia sebenarnya sudah tak sabar ingin mengabarkan berita gembira soal ibunya yang akhirnya bersedia bertemu dengan Kemala. Tapi kemudian lelaki itu memilih untuk memberikan surprise pada wanita itu nanti di apotek. Saking bersemangatnya hari itu, Abi pun memilih memarkirkan mobilnya sendiri tanpa meminta bantuan satpam yang berjaga di lobby seperti biasanya. Lelaki itu turun dari roda empatnya setelah mengambil tas kerja di jok samping, lalu berjalan cepat menuju ke arah lobby. Sementara dari arah gerbang perkantoran, mobil Irene melaju dengan lumayan cepat memasuki area parkir. Saking kagetnya, Abi sampai harus menghindar saat kuda besi itu hampir saja menyenggol tubuhnya. Dalam hati lelaki itu mengumpat sambil mengamati siapa yang berada di dalam mobil itu. “Aduh mati!” Sementara itu di dalam mobilnya, Irene tiba-tiba menepuk dahi setelah baru sadar bahwa lelaki yang baru saja kelua
Baca selengkapnya

MEMATA-MATAI MANTAN ISTRI

Keenan tiba di kantor tepat waktu hari itu. Surat peringatan dari sang boss membuatnya harus lebih memperhatikan kinerjanya. Dari rumah ibunya, lelaki itu langsung menuju ke kantor, bahkan pesan-pesan dan panggilan dari Irene pun masih diabaikannya hingga hari menjelang siang. Jam makan siang, Keenan bermaksud mengisi perutnya saat istrinya itu menelponnya lagi. “Kamu kemana sih, Mas? Ke rumah mami lagi?” wanita itu langsung mengomel saat mendengar salam suaminya dari seberang. Keenan menutup kupingnya. Kejengkelan yang sudah sedikit reda, mulai muncul kembali gara-gara mendengar suara omelan Irene. “Iya, aku nginep di rumah mami kemarin,” jelas lelaki itu malas-malasan. “Kebiasaan deh. Lelaki kok kalau ngambek sama istri langsung lari ke ketiak ibunya. Sadar dong, Mas tuh udah gede, udah tua!” Irene yang awalnya menelpon untuk mengajak berbaikan suaminya, justru jadi meradang mendengar pengakuan sang suami bahwa dirinya menginap lagi di rumah ibu mertuanya. “Jaga bicaramu, Ren!
Baca selengkapnya

PERUBAHAN KEMALA

Sementara itu di dalam apotek. Abimanyu keheranan saat tak mendapati Kemala di ruang kerja mereka. Sebenarnya tadinya dia memang sudah sedikit bertanya saat tak melihat mobil wanita itu terparkir di luar, tapi bukankah sudah biasa Kemala datang ke tempat itu dengan berjalan kaki atau mengendarai motor?“Mbak!” teriaknya kemudian pada salah seorang karyawan yang kebetulan sedang melintas di depan pintu ruangan yang memang dibuarkannya terbuka itu. “Ya, Pak Abi?” Karyawati itu pun langsung berjalan menghampiri. “Bu Kemala nggak datang?” tanyanya. “Enggak, Pak. Bu Kemala katanya kurang enak badan hari ini,” jelas si karyawati. Abimanyu pun tertegun. Tiba-tiba dia teringat bahwa dari sejak sehari sebelumnya dia memang sama sekali tak berkomunikasi sama sekali dengan wanitanya itu.Setelah berpikir sejenak, Abimanyu memutuskan untuk meninggalkan apotek. Sepertinya dia harus menemui Kemala dan meminta maaf pada padanya dan Abiya atas batalnya acara jalan-jalan mereka hari sebelumnya. Saa
Baca selengkapnya

MERAJUK

Mbok Narti bergegas memanggilkan Kemala saat melihat Abimanyu mendudukkan diri di sofa ruang tamu. Di dalam kamar, dilihatnya majikannya itu sedang berbaring dengan malas tanpa melakukan apapun. “Ada Pak Abi di luar, Bu,” katanya. Kemala langsung bangkit mendengar nama Abimanyu disebut. “Sudah lama, Mbok?” tanyanya seraya bergerak menuju kamar mandi untuk mencuci mukanya.“Baru saja kok, Bu. Dari apotek katanya,” jelas wanita paruh baya itu. Kemala pun segera merapikan dandanannya. Mengganti baju daster dengan dress yang lebih tertutup dan menyisir rambut untuk kemudian diikatnya ke belakang. Semenjak pertemuannya dengan istri baru mantan suaminya di apotek beberapa hari yang lalu dan mendapatkan perlakuan buruk dari wanita itu, Kemala rupanya jadi lebih memperhatikan penampilannya sekarang. Abi menyambutnya dengan senyuman saat dia muncul di ruang tamu. “Masih nggak enak badan?” tanya lelaki itu.“Aku nggak sakit kok,” sahut Kemala setelah berhasil mendudukkan diri di sebelah lel
Baca selengkapnya

TAK PERCAYA DIRI

Sudah hampir satu jam Keenan mengamati rumah bernuansa soft ungu yang berjarak beberapa meter di depannya itu dari dalam taksi online. Tapi si driver sepertinya sudah nampak tak sabar dengan aktivitas monoton mereka itu. “Masih lama nggak, Pak?” tanyanya. Keenan sedikit kesal dengan pertanyaan itu. Toh dia juga akan membayar sesuai harga kesepakatan. Kenapa lelaki di belakang kemudi itu harus menanyakan kapan tugas menemaninya itu akan selesai? Dia pun mulai mengumpat dalam hati. Tak ingin semakin kesal dengan si driver, Keenan kembali menatap fokus ke arah rumah Kemala. Lima belas menit lagi jika tak ada yang berbeda dengan situasi rumah itu, Keenan bermaksud pulang. Beruntung, tak lama kemudian terlihat lelaki yang tadi masuk ke dalam rumah, keluar lagi dengan Kemala mengiringi di belakangnya. Keenan menelan ludah getir melihat mantan istrinya kini benar-benar nyata di depan matanya. Apalagi dia sedang bersama dengan seorang pria yang dia tahu lebih sukses daripadanya. Melihat
Baca selengkapnya

DUA WANITA BERBEDA

Hari menjelang maghrib saat Keenan pulang dengan perasaan campur aduk. Rasa bahagia bisa berbincang dengan putrinya walau hanya sebentar rupanya sedikit terganggu dengan ingatan akan hubungan Kemala dengan lelaki yang berada di rumah mantan istrinya tadi. “Duh, kenapa tadi lupa menanyakan sama Mbok Narti tentang orang itu?” Lelaki itu pun menepuk dahinya seraya bergumam. Dia baru saja teringat bahwa dirinya lupa menanyakan perihal orang yang diduganya adalah suami baru Kemala itu. Keenan pun merutuki dirinya sendiri karena tidak menanyakan nomor kontak Mbok Narti sehingga dia bisa menghubunginya suatu saat nanti untuk bertanya mengenai sang mantan istri. “Sudah sampai, Pak.” Keenan langsung menyodorkan beberapa lembar uang lima puluh ribuan saat si driver taksi online berhenti di depan rumahnya. Mobilnya sudah terparkir di garasi dan suara dari televisi pun sudah terdengar olehnya sejak dari pintu pagar. Rupanya Irene sudah berada di rumah. Keenan pun bergegas masuk dengan memasang
Baca selengkapnya

TAMU TAK DIUNDANG

Sesuai rencana, sore itu Abimanyu menjemput Kemala dan Abiya untuk diajak menemui ibunya. Sama halnya dengan Abi yang sedikit gelisah dengan akan bertemunya kembali calon istrinya dengan Bu Rosmala, Kemala pun bolak balik mengganti pakaiannya. Terlihat sekali raut tegang di wajah wanita itu. “Udah pakai itu aja, Ma. Bagus kok. Mama cantik,” puji putrinya yang sedari tadi mengamati tingkah ibundanya dengan tulus. Kemala melirik Abiya sekilas untuk menghadiahinya senyuman, yang justru terlihat oleh Abiya seperti seringai yang aneh. “Mama kenapa sih? Kok tegang gitu? Kan harusnya seneng mau ketemu sama ibunya Papa Abi.”Kemala menghentikan jemarinya yang setengah jalan menarik resleting dressnya ke atas. Tiba-tiba dia merasa sangat terganggu dengan panggilan ‘Papa’ yang disematkan oleh Abiya di depan nama Abimanyu. Padahal biasanya, dia baik-baik saja mendengar kata-kata itu. Setelah akhirnya selesai menutup penuh resletingnya, Kemala menghampiri sang putri yang sedang duduk menunggu d
Baca selengkapnya

WANITA TUA DAN GADIS MUDA

Kemala rupanya tak terlalu menyadari perubahan wajah calon suaminya yang menjadi cukup tegang. Dia hanya bisa merasakan tangan Abi yang semakin erat menggenggamnya. “Assalamu’alaikum …,” ucap keduanya kompak saat sudah semakin dekat dengan meja. Saat itulah Kemala baru menyadari bahwa ada satu perempuan yang belum dia pernah dikenalnya ada di tempat itu. Dia duduk di antara ibunda dan dua kakak perempuan Abimanyu. “Ngaret banget sih, Bi.” Tak ada yang menyahut salam mereka. Tapi justru terdengar suara Galuh–kakak sulung Abimanyu–yang menyindir kedatangan adik lelakinya yang sedikit terlambat. “Jalanan agak macet tadi, Mbak,” jelas lelaki itu. Tak ingin menunjukkan rasa kesal pada keluarganya, Abi pun berusaha bersikap biasa saja. Dia kemudian berjalan berkeliling dan mulai mencium punggung tangan ibunda dan dua kakaknya. Sementara itu, Kemala dan Abiya ikut setia di belakangnya. Terlihat sedikit malas-malasan, para wanita itu mengulurkan tangan untuk dijabat oleh Kemala. “Ini ya
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
13
DMCA.com Protection Status