"Tidak perlu!" Aku melipat kedua tanganku di depan dada, menghentikan gerakan tangan seorang pemuda yang sudah memutar kunci motorku hingga kemudinya tak lagi terkunci."Kenapa? Gak mungkin kamu bawa Delisha ke sana kan?" ujar pemuda itu."Kalau kamu mengantarku, jelas saja Delisha akan ikut ke sana. Tapi, kamu sudah berjanji padaku untuk membantuku menjaga Delisha sementara aku pergi ke pengadilan, bukan?" ucapku mengangkat sebelah alis.Pemuda itu tergelak sesaat. Dia merasa salah strategi karena pada akhirnya ucapannya ibarat senjata makan tuan. Alih-alih mengantar, kini pemuda itu menggendong Delisha lalu membawa gadis kecil itu ke rumahnya, mengambil motor miliknya dan membawa gadis kecil itu berkeliling mencari sekolah usia dini untuk Delisha.Delisha sendiri tak keberatan jika Rafa yang mengantarnya berkeliling mencari sekolah baru untuknya. Baginya, entah itu mamanya atau Om Rafa, sama saja. Gadis mungil itu kini lebih menyukai om Rafa dibanding sang Papa.Ketidakhadiran Raka
Baca selengkapnya