Semua Bab Kuhempaskan Suami Benalu dan Keluarganya: Bab 21 - Bab 30

95 Bab

Kekhawatiran Arya

"Jadi gimana, Pak, Bu? Apakah Anda bisa membayarnya atau dibatalkan saja?" tanya seorang kasir yang kebetulan melayani keempat orang itu. Arya meneguk ludahnya susah payah. Ia merasa malu, karena sudah mengambil beberapa item di toko itu namun malah gagal membayarnya. Bahkan, mereka juga kini menjadi tontonan oleh pengunjung toko lainnya. Pun, mereka menatap mereka dengan tatapan menghakimi dan bikin risih, seolah tengah mencemooh mereka."Maaf, Mbak. Sepertinya lain kali saja saya belanjanya. Ayo, kita pulang saja," ajak Arya pada ketiga wanita itu yang tengah berlomba menampilkan wajah masam mereka."Maaf, Bu. Kemarikan tasnya, mau saya simpan lagi," ucap seorang pegawai pada Bu Desi yang masih seperti tidak rela dirinya gagal memiliki tas itu. Begitupun dengan Anara juga Lila.Tas, sepatu, juga baju yang mereka ingin beli gagal dimiliki. Dengan berat hati mereka pun menyerah karena tak dapat membayarnya, juga harus menanggung rasa malu ketika pelanggan lain berbisik dan membicara
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-05-06
Baca selengkapnya

Mari Bercerai

Shanum memarkirkan roda empatnya di garasi rumah. Sudah pukul 5 sore saat wanita cantik itu sampai di rumah mewahnya. Ia melangkahkan kaki jenjangnya, dan berjalan dengan langkah pasti. Dalam benaknya sudah terbayangkan bagaimana raut kemarahan yang akan dia dapatkan dari para penghuni rumah yang gagal berfoya-foya hari ini.'Aku sangat siap menghadapi mereka,' batin Shanum bulat akan tekadnya untuk segera mengambil keputusan ini. Kriett….Pintu utama dia buka perlahan, dan sesuai dugaannya sebelumnya, langsung saja Shanum mendapati ketiga pasang mata yang memandang sinis ke arahnya. Mereka tengah duduk berjejer di sofa dengan wajah yang muram dan tampak lesu. Ya, meskipun kurang satu orang sih, melihat ketidak hadiran adik iparnya yang tidak bersama mereka sore ini. Shanum tak peduli akan keberadaan adik iparnya yang mungkin akan sama marahnya dengan ketiga orang yang berada di ruangan yang sama dengannya itu. Shanum paham sekali apa yang membuat mereka berlaku demikian, tentu saj
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-05-08
Baca selengkapnya

Terbongkar!

"Kenapa, Mas? Apa kamu khawatir semua kekayaan ini akan lenyap jika kita bercerai?" Shanum bertanya menantang Arya. "Bukan, Sha. Bukan itu. Tapi, aku sangat mencintaimu, dan aku sungguh nggak mau pisah darimu." Arya mencoba membujuk Shanum agar menarik kembali ucapannya tadi yang menginginkan perceraian itu. "Cih, bullshit! Cinta, katamu? Kalau kamu sungguh mencintaiku, aku yakin kamu nggak akan pernah menduakan bahkan menghadirkan dia dalam rumah tangga kita," tunjuk Shanum ke arah Anara, yang entah mengapa wajahnya terlihat lebih pucat daripada tadi. Shanum juga melihat bagaimana pelipis Anara berkeringat, dan bergeming di tempatnya bahkan terlihat seperti tengah melamun tentang sesuatu. "Aku nggak mau berbagi, Mas. Silakan, aku menceraikanmu agar kamu bisa hidup bahagia dengan istri baru dan calon bayimu itu, Mas, " ucap Shanum datar, nyaris tidak ada ekspresi meskipun di dalam dadanya tengah berdesir perih, ketika mengingat lagi bagaimana Arya berkhianat hingga menghadirkan An
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-05-09
Baca selengkapnya

Adu Mulut

"Mbak. Mbak Shanum." Bi Nena mencoba memanggil Shanum yang tampak larut dalam lamunannya usai kepergian suami dan mertuanya guna mengantarkan Anara ke rumah sakit. "E—eh, iya Bi. Gimana? Maaf, Bibi ngomong apa tadi?" tanya Shanum sedikit gelagapan karena sempat kehilangan fokusnya."Anu … Bibi udah beresin semua barang-barang mereka di dalam koper ini, terus gimana ya, Mbak?" tanya Bi Nena meminta pendapat sang majikan. "Hm, biarin di situ aja, Bi. Mungkin, besok atau lusa mereka sudah pergi dari rumah ini," jawab Shanum datar. Lalu, Ia segera membawa langkahnya menuju ke lantai atas untuk beristirahat karena hari ini sangatlah melelahkan bagi Shanum. Bi Nena hanya menatap kepergian Shanum dengan tatapan nanar hingga punggungnya menghilang dan tidak terlihat lagi. "Kasihan, Mbak Shanum. Dia pasti tertekan banget saat ini karena kelakuan Mas Arya dan mertuanya." Bi Nena bergumam pelan. Ia sadar betul bahwa saat ini Shanum tidak sedang baik-baik saja.Namun, wanita itu selalu menyim
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-05-10
Baca selengkapnya

Siasat Arya

"Urusan kita belum selesai, Mbak!" seru Lila menatap tajam penuh kebencian ke arah kakak iparnya. Shanum hanya mengedikkan bahunya acuh. Seakan tak peduli dengan tatapan tajam juga kebencian yang amat kentara dari Lila. Ia tak akan gentar karena rumah ini adalah rumahnya, dan dia berhak mengusir siapa pun yang ada di rumah ini. Termasuk, Arya dan keluarganya. Lila lantas memilih membalikkan tubuhnya, dan segera berlalu keluar rumah. Gadis itu berniat untuk menelpon sang ibu. Dia harus tahu siapa yang sakit, dan dibawa ke rumah sakit yang mana demi bisa menyusul mereka dan mengadukan perbuatan Shanum yang telah lancang membereskan barang-barang mereka tanpa persetujuan. Dia tidak bisa menghadapi Shanum sendirian tanpa ada Bu Desi, maupun Arya. Lila memang segan berhadapan dengan Shanum, jika hanya seorang diri. "Sialan! Apa-apaan maksudnya dia nyuruh Bi Nena membereskan barang-barangku tanpa izin," gerutu Lila kesal. Ia melangkah keluar rumah mewah itu sambil mengentak-entakkan lan
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-05-12
Baca selengkapnya

Rencana Jahat Para Benalu

Bu Desi meraih tubuh Lila agar duduk bersamanya. Mendengar tekad Arya yang tidak akan membiarkan hal itu terjadi, hanya membuat kedua wanita berbeda generasi itu memutar bola matanya malas."Apa rencanamu sekarang, Arya?" tanya Bu Desi setelah puas mendumal tanpa suara. "Ada. Pokoknya ada satu cara agar kita bisa tetap berada di rumah itu, Bu," ucap Arya yakin."Caranya?" Lila bertanya dengan wajah sangsi. Ia merasa keputusannya untuk menjadi sugar baby seperti Rena dan Rani itu adalah pilihan yang tepat, mengingat bagaimana gonjang-ganjingnya rumah tangga Arya dan Shanum saat ini. Lila memutuskan untuk berdiri di atas kakinya sendiri meski harus memakai jalan pintas. Arya mendekatkan dirinya kepada ibu dan adiknya. Ia lantas membisikkan kata-kata yang menjadi rencananya agar bisa tetap tinggal di rumah mewah Shanum. Setelah mengatakan itu, Bu Desi tampak berpendapat. "Jadi, kita harus baik-baikin Shanum dulu gitu? Kalau dia sudah masuk ke perangkap kita, barulah kita menjalankan r
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-05-12
Baca selengkapnya

Kondisi Anara

Sudah hampir tiga puluh menit berlalu. Bu Desi, Arya, dan juga Lila masih setia menunggu dokter yang memeriksa Anara keluar untuk memberitahukan mereka kondisi wanita yang tengah hamil muda itu. "Sebenarnya si Anara kenapa sih, Bu?" tanya Lila memecah keheningan di antara mereka."Tadi dia perutnya sakit, kayaknya kram gitu. Jadi, kita buru-buru aja bawa dia ke sini, takut kenapa-napa sama kandungannya," jawab Arya sekenanya tanpa menoleh ke arah sang adik yang duduk di antara dirinya dan Bu Desi."Lagi genting-gentingnya dia malah mendadak pingsan, bukannya bantu ngomong," celoteh Bu Desi seraya cemberut. Arya langsung memicingkan matanya ke arah sang Ibu atas reaksi yang baru saja diperlihatkan. "Ibu apaan sih. Memangnya Anara mau sakit kayak gini, dia juga nggak mau sakit begini, Bu," tukas Arya kesal atas ocehan Bu Desi yang hobinya hanya menjulidi para menantunya. Tidak hanya Shanum, bagi Anara pun berlaku demikian. Wanita itu memilih diam setelah Arya menukas ucapannya. Kalau
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-05-13
Baca selengkapnya

Gugat Cerai

"Selamat pagi, Mbak," sapa Bi Nena tatkala melihat Shanum baru saja memasuki ruang makan pagi itu."Pagi, Bi," sahut Shanum seraya mengambil posisi duduk. "Mau dibuatin sarapan apa, Mbak?" tanya Bi Nena, yang memang sebenarnya bingung dari tadi mau mengerjakan apa di dapur ini. Sebab, penghuni rumah sebagian tidak berada di rumah besar itu. Suasana hari itu sangatlah hening, sebab hanya tersisa Shanum dan Bi Nena saja di rumah. "Aku mau teh chamomile hangat saja, Bi," ucap Shanum kemudian. Ia merasa jika meminum teh itu akan membuatnya tidak gugup lagi saat harus datang ke pengadilan nanti."Nggak mau roti atau yang lainnya, Mbak?" tanya Bi Nena dengan raut khawatir ketika Shanum hanya meminta dibuatkan teh saja pagi itu. "Nggak usah, Bi. Tolong buatin segera ya, karena saya mau buru-buru pergi ke suatu tempat," pinta Shanum sembari mengulas senyuman manisnya."Baik, Mbak. Tunggu sebentar," ucap Bi Nena, sambil bergegas untuk menyiapkan pesanan sang majikan.Sementara itu, Shanum
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-05-15
Baca selengkapnya

Semangat Baru

"Alhamdulillah," ucap Shanum dengan perasaan lega tatkala baru saja keluar dari kantor pengadilan agama. Dia sempat gugup bahkan berkeringat dingin saat mengisi formulir pengajuan gugatan cerai. Beruntungnya, Shanum dapat mengendalikan emosinya setelah beberapa menarik napas dalam-dalam dan mengembuskannya perlahan. Hal itu rupanya cukup membantu Shanum dalam menghadapi kegugupannya saat berada di dalam tadi. Kini, wanita cantik nan anggun itu membawa langkahnya menuju ke parkiran mobil di tempat dia memarkirkannya tadi. "Sudah selesai, Sha?" tanya seseorang dari arah belakang. Shanum seketika menolehkan wajahnya, dan lagi-lagi melihat mantan kekasihnya itu berjalan tak jauh di belakangnya."Su–sudah." Shanum menjawab tercengang sekaligus gugup, bahkan lebih tepatnya tak berani membalas tatapan Zayn."Apakah kamu sungguh akan bercerai, Sha?" tanya Zayn yang kian mendekatkan langkahnya."Ya, begitulah." Shanum menjawab sekenanya. Dalam hatinya ingin sekali segera berlalu dari tempat
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-05-18
Baca selengkapnya

Tidak Diizinkan Masuk

Beberapa jam yang lalu ….Pagi itu, Bu Desi terbangun dengan tubuh yang terasa pegal. Tidur di sofa rumah sakit membuatnya tidak nyaman, terutama di bagian pinggangnya.'Ck! Gara-gara si Anara, aku harus mengalami ini semua, huffh!' keluh Bu Desi, tatkala dirinya baru membuka matanya. Wanita paruh baya itu melempar tatapan ke arah ranjang di mana tampak Arya sedang menyuapi Anara dengan telaten. Arya yang menyadari sang Ibu baru saja terbangun dari tidurnya pun menoleh ke arah sofa, lalu pria itu menyapa Bu Desi."Ibu sudah bangun?" sapa Arya lemah lembut."Yah, seperti yang kamu lihat," sahutnya singkat. Bu Desi tampak berdiri, dan berniat untuk pergi ke kamar mandi untuk sekadar mencuci wajahnya agar terlihat segar. "Aku udah beliin makanan buat Ibu, di situ," ucap Arya sambil menunjuk ke suatu arah dengan menggerakkan ekor matanya."Makasih," sahut Bu Desi, lagi-lagi hanya singkat saja. Entah mengapa, dirinya sudah merasa tidak betah berada di tempat ini."Hufh … aku rindu kasurk
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-05-20
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
10
DMCA.com Protection Status