Share

Gugat Cerai

Penulis: Merry Heafy
last update Terakhir Diperbarui: 2023-05-15 23:07:48

"Selamat pagi, Mbak," sapa Bi Nena tatkala melihat Shanum baru saja memasuki ruang makan pagi itu.

"Pagi, Bi," sahut Shanum seraya mengambil posisi duduk.

"Mau dibuatin sarapan apa, Mbak?" tanya Bi Nena, yang memang sebenarnya bingung dari tadi mau mengerjakan apa di dapur ini. Sebab, penghuni rumah sebagian tidak berada di rumah besar itu.

Suasana hari itu sangatlah hening, sebab hanya tersisa Shanum dan Bi Nena saja di rumah.

"Aku mau teh chamomile hangat saja, Bi," ucap Shanum kemudian. Ia merasa jika meminum teh itu akan membuatnya tidak gugup lagi saat harus datang ke pengadilan nanti.

"Nggak mau roti atau yang lainnya, Mbak?" tanya Bi Nena dengan raut khawatir ketika Shanum hanya meminta dibuatkan teh saja pagi itu.

"Nggak usah, Bi. Tolong buatin segera ya, karena saya mau buru-buru pergi ke suatu tempat," pinta Shanum sembari mengulas senyuman manisnya.

"Baik, Mbak. Tunggu sebentar," ucap Bi Nena, sambil bergegas untuk menyiapkan pesanan sang majikan.

Sementara itu, Shanum
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (2)
goodnovel comment avatar
Yati Syahira
mantab tegar ,tegas
goodnovel comment avatar
tya
lanjut lagi kak
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Kuhempaskan Suami Benalu dan Keluarganya   Semangat Baru

    "Alhamdulillah," ucap Shanum dengan perasaan lega tatkala baru saja keluar dari kantor pengadilan agama. Dia sempat gugup bahkan berkeringat dingin saat mengisi formulir pengajuan gugatan cerai. Beruntungnya, Shanum dapat mengendalikan emosinya setelah beberapa menarik napas dalam-dalam dan mengembuskannya perlahan. Hal itu rupanya cukup membantu Shanum dalam menghadapi kegugupannya saat berada di dalam tadi. Kini, wanita cantik nan anggun itu membawa langkahnya menuju ke parkiran mobil di tempat dia memarkirkannya tadi. "Sudah selesai, Sha?" tanya seseorang dari arah belakang. Shanum seketika menolehkan wajahnya, dan lagi-lagi melihat mantan kekasihnya itu berjalan tak jauh di belakangnya."Su–sudah." Shanum menjawab tercengang sekaligus gugup, bahkan lebih tepatnya tak berani membalas tatapan Zayn."Apakah kamu sungguh akan bercerai, Sha?" tanya Zayn yang kian mendekatkan langkahnya."Ya, begitulah." Shanum menjawab sekenanya. Dalam hatinya ingin sekali segera berlalu dari tempat

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-18
  • Kuhempaskan Suami Benalu dan Keluarganya   Tidak Diizinkan Masuk

    Beberapa jam yang lalu ….Pagi itu, Bu Desi terbangun dengan tubuh yang terasa pegal. Tidur di sofa rumah sakit membuatnya tidak nyaman, terutama di bagian pinggangnya.'Ck! Gara-gara si Anara, aku harus mengalami ini semua, huffh!' keluh Bu Desi, tatkala dirinya baru membuka matanya. Wanita paruh baya itu melempar tatapan ke arah ranjang di mana tampak Arya sedang menyuapi Anara dengan telaten. Arya yang menyadari sang Ibu baru saja terbangun dari tidurnya pun menoleh ke arah sofa, lalu pria itu menyapa Bu Desi."Ibu sudah bangun?" sapa Arya lemah lembut."Yah, seperti yang kamu lihat," sahutnya singkat. Bu Desi tampak berdiri, dan berniat untuk pergi ke kamar mandi untuk sekadar mencuci wajahnya agar terlihat segar. "Aku udah beliin makanan buat Ibu, di situ," ucap Arya sambil menunjuk ke suatu arah dengan menggerakkan ekor matanya."Makasih," sahut Bu Desi, lagi-lagi hanya singkat saja. Entah mengapa, dirinya sudah merasa tidak betah berada di tempat ini."Hufh … aku rindu kasurk

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-20
  • Kuhempaskan Suami Benalu dan Keluarganya   Bu Desi Mode Bar-Bar

    Lama menunggu, tak ada tanda-tanda seseorang akan membukakan pintu untuk mereka. Kedua ibu dan anak itu yakin jika Bi Nena tengah berpura-pura tuli di dalam rumah. Keduanya berspekulasi jika wanita tua itu pasti hanya menuruti perintah Shanum yang memang sejak semalam sudah menyatakan perang dengan mereka dan berniat mengusir mereka dari rumah. "Ck! Bi Nena ini kurang ajar. Bisa-bisanya dia nggak mau membuka pintu untuk kita!" geram Bu Desi, sambil memanyunkan bibirnya saat entah sudah berapa kali dia memencet bel tapi tak ada respon sama sekali."Tuh kan, aku nggak bohong! Aku yakin ini pasti ulah si Nenek lampir itu! Kita harus melakukan sesuatu, Bu! Jangan sampai Mbah Shanum benar-benar mengusir kita dari rumah!" Lila terus mengompori sang ibu agar segera mengambil tindakan. Lila pikir setidaknya sampai dia memiliki seseorang yang bisa diandalkan untuk menunjang hidupnya. Hingga saat itu tiba, Lila masih membutuhkan tempat tinggal di rumah kakak iparnya ini. "Benar! Tapi, tunggu!

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-24
  • Kuhempaskan Suami Benalu dan Keluarganya   Upaya Shanum

    "Jangan sok atur saya, ya!" seru Bu Desi lagi ketika Shanum masih membisu di hadapannya dan hanya menatapnya dengan tatapan yang entah.Terdengar suara bisik-bisik karyawan Shanum mengomentari pertunjukan yang sedang ada di depan mata mereka itu. Sementara, beberapa pasang mata yang ada di sana kini tampak lebih intens menatap ke arah mereka. Ada yang terang-terangan melihat, namun ada juga yang mengintip secara diam-diam pertunjukan seru itu.Shanum membuang napasnya kasar, setelah cukup lama terdiam sambil memikirkan cara untuk menghadapi Bu Desi. Wanita itu mendekatkan tubuhnya ke arah sang mertua. Tepat di telinganya, Shanum membisikkan sesuatu."Ikut saja ke dalam, atau aku nggak segan untuk mempermalukan Ibu di hadapan semua orang. Bukankah seharusnya Ibu nggak bersikap begini, kalau masih mau tinggal di rumahku? Semua pilihan ada di tangan Ibu sekarang. Sikap Ibu lah yang akan memutuskan bagaimana aku bersikap nantinya," ucapnya pelan, namun penuh penekanan.Seketika membuat Bu

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-26
  • Kuhempaskan Suami Benalu dan Keluarganya   Luluh

    "Ini penting, Non. Saya nggak bisa menunggu sampai besok untuk ketemu Non Shanum!" ucap Suster Mayang terdengar serius.Shanum tak mengerti alasan wanita itu begitu ngotot ingin bertemu dengannya. Padahal dia sudah berjanji untuk bertemu besok siang."Tolong, Mbak. Ini demi keselamatan Non Shanum," pinta Suster Mayang lagi yang kian membuat Shanum tertegun.'Keselamatan? Apa maksudnya?' Shanum membatin gamang. Dalam diamnya, ia tengah berpikir dan mempertimbangkan kemauan Suster Mayang untuk segera bertemu.Hampir dua menit membisu, Shanum akhirnya membuka suara tentang keputusannya. "Baiklah, kita bertemu setelah saya menyelesaikan pekerjaan di kantor," putusnya."Baik, Non. Saya akan mengirimkan alamat tempat kita bertemu ya, Non." Suster Mayang lantas buru-buru memutus panggilan.Tak lama setelahnya, sebuah pesan masuk ke ponsel Shanum. Wanita itu langsung membukanya, dan melihat alamat yang dikirimkan Suster Mayang. Sepersekian detik kemudian, Shanum kembali menghampiri Bu Desi y

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-01
  • Kuhempaskan Suami Benalu dan Keluarganya   Tabir Kematian Tuan Dhanu

    Shanum melirik ke arlojinya. Tiga puluh menit lagi jam selesai kantor tiba. Akan tetapi, dia sudah bisa menyelesaikan pekerjaannya saat ini. Sehingga, Shanum tampak sibuk membereskan mejanya dan bersiap untuk pergi. Wanita itu berdiri, dan hendak melangkahkan kakinya ketika dikejutkan oleh sesosok pria yang mengetuk pintu, kemudian masuk ke ruangannya."Feri?" sapa Shanum pelan, ketika melihat sahabatnya itu memasuki ruangan."Kamu mau pulang sekarang, Sha?" tanya Feri ketika melihat Shanum yang sudah menenteng tas kerjanya dan bersiap pergi."Iya nih. Aku ada janji sama seseorang," ucap Shanum tidak gamblang mengatakan pada Feri tentang siapa yang akan ditemuinya."Eh iya kah? Ya sudah kalau gitu kamu pergi gih, takutnya sudah ditungguin sama orangnya," ucap Feri merasa tak enak hati telah datang ke ruangan Shanum. Ia sempat berniat untuk mengajak Shanum makan malam bersama. Setidaknya sebagai sahabat, Feri ingin sekali berada di sisi Shanum ketika dia tengah mengalami kesulitan."E

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-02
  • Kuhempaskan Suami Benalu dan Keluarganya   Rapuh

    "Hai, Sha." Pria itu menyapa Shanum yang tengah tidak berkedip ketika melihat kehadirannya yang begitu mendadak. "Fe–Feri?" Suara Shanum lolos begitu saja seperti cicitan tikus. Saat ini dia tengah mencerna apa yang terjadi di hadapannya. Dan, entah bagaimana Suster Mayang bisa mengenal Feri."Kalian? Bagaimana kalian saling mengenal?" tanya Shanum yang tidak tahan jika hanya diam saja. "Aku akan menjelaskannya, Sha," sahut Feri sembari mengambil posisi duduk dan bergabung dengan Shanum dan Suster Mayang. "Sebenarnya …." Feri lantas menceritakan kalau dia mengetahui sedikit tentang kematian Tuan Dhanu Mahendra yang menurutnya tidak wajar. "Saat itu, dokter sempat menyatakan kalau kondisi Tuan Dhanu sudah hampir stabil, sehingga beberapa hari ke depan pasti sudah boleh pulang. Tapi, yang terjadi malah …." Feri tak tega melanjutkan ucapannya, dan memilih berhenti sampai di sana karena ia yakin Shanum mengerti arah pembicaraannya itu. "Papa sudah membaik? Tapi, kenapa aku nggak da

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-04
  • Kuhempaskan Suami Benalu dan Keluarganya   Harus Tegar

    Feri tak lagi bersuara. Ia justru membiarkan Shanum larut dalam tangisannya yang terdengar memilukan. Sebagai anak tunggal, dan kedua orang tuanya sudah tiada. Ia tentu saja merasa sendirian. Merasa tidak ada lagi yang berada di pihaknya dan menjadi sandaran baginya saat tengah rapuh. Sementara, pria itu terus memeluk tubuh sahabatnya demi menyalurkan kekuatan pada Shanum yang tengah rapuh."Menangislah, kalau itu bisa membuat perasaanmu menjadi lega," ucap Feri di sela usahanya menenangkan tangisan Shanum. "Jangan menahannya kalau itu hanya akan membuatmu sakit, Sha," lanjutnya seolah memberi lampu hijau bagi Shanum. Shanum memilih bergeming. Ia tak menyahut ucapan Feri, dan hanya terus larut dalam tangisannya. Rasanya, malam ini adalah titik balik bagi kehidupannya yang sempat dia kira sudah sempurna tanpa cela.Nyatanya dia salah. Sebab, di dunia ini mustahil ada kehidupan yang sempurna maupun nyaris tanpa cela. Itu hanya fatamorgana."Kenapa, kenapa Mas Arya tega sama Papa?" guma

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-05

Bab terbaru

  • Kuhempaskan Suami Benalu dan Keluarganya   Kebahagiaan Pengantin Baru(TAMAT)

    "Kenapa Stella jelek-jelekin aku di depan Sena, ya? Dia punya masalah apa sama aku?" gumam Shanum tak mengerti dengan sikap buruk yang ia terima oleh orang yang bahkan tidak ia kenal.Zayn dan Shanum masih sibuk mengurus Sena yang sudah terlanjur membenci Shanum karena perkataan Stella. Zayn tak menyangka, masih ada banyak penghalang yang mengusik dirinya menuju hari bahagianya. "Kamu tenang aja, Sha. Aku nggak akan membiarkan Stella memberikan pengaruh buruk sama Sena," tegas Zayn. Pria itu harus segera menyelesaikan masalah ini secepat mungkin sebelum keadaan menjadi semakin keruh. Sudah susah payah Zayn meminta restu dari kedua orang tuanya. Zayn tidak akan membiarkan pernikahannya gagal karena Sena.Keduanya pun mulai memberikan pengertian pada Sena dan mencoba menghapus pemikiran buruk bocah itu mengenai Shanum. Pria itu harus bisa mengembalikan Sena seperti sedia kala."Sena sayang, Tante Shanum nggak seperti yang dibilang Tante Stella. Tante Shanum bukan tante jahat. Selama in

  • Kuhempaskan Suami Benalu dan Keluarganya   Hasutan Stella

    Pernikahan antara Shanum dan Zayn tinggal menghitung hari. Tidak lama lagi, pasangan kekasih itu akan menjadi pasangan sehidup semati. Zayn benar-benar tidak sabar ingin segera meresmikan hubungannya dengan Shanum. Namun berbeda dengan Zayn, Shanum justru merasakan kegelisahan yang tidak wajar menjelang hari pernikahannya.Satu minggu lagi, Zayn dan Shanum akan menggelar acara pernikahan sederhana. Shanum diterima dengan baik oleh keluarga Zayn, maupun oleh anak Zayn.Tapi entah kenapa, mendadak Shanum merasa resah tanpa alasan yang jelas. Padahal ia sudah mendapatkan restu dan Shanum juga bisa mengakrabkan diri dengan Sena. Menurut Zayn, tidak ada lagi masalah di antara mereka dan Zayn yakin pernikahan mereka akan berjalan lancar."Hari ini mau dijemput jam berapa?" tanya Zayn pada Shanum melalui sambungan telepon."Nanti aku kabari, Mas. Aku ada pekerjaan yang belum selesai.""Kamu nggak lupakan sama janji makan malam kita hari ini? Sena udah nungguin," ujar Zayn.Shanum mengulas se

  • Kuhempaskan Suami Benalu dan Keluarganya   Takdir Yang Tak Terduga

    Acara kunjungan di rumah tahanan pun berakhir. Arya harus segera kembali ke sel, sementara Lila dan Bu Desi harus segera pergi meninggalkan rutan."Hati-hati di jalan, ya. Jaga diri kalian baik-baik," ucap Arya sebelum berpisah dari ibu dan juga adiknya."Mas juga hati-hati di sini. Jaga kesehatan!" sahut Lila."Ibu pergi ya, Arya? Sehat-sehat di sini, ya? Nanti Ibu jengukin kamu lagi," ungkap Bu Desi berpamitan pada putranya dengan manik mata berkaca-kaca.Arya dan Lila saling beradu pandang. Setelah Lila mengajak Bu Desi pergi nanti, mungkin Bu Desi tidak akan bisa sering-sering menjenguk Arya di dalam penjara."Ibu nggak perlu terlalu sering datang ke sini. Arya akan baik-baik saja di sini, Bu. Ibu sama Lila juga harus hidup dengan baik selama Arya nggak ada, ya?" cetus Arya.Perpisahan antara ibu dan anak itu pun kembali diwarnai dengan tangisan. Bu Desi dan Lila pun keluar dari rutan, dan bergegas pulang ke kontrakan. "Untung aja masih ada ongkos buat pulang," gumam Lila."Kamu

  • Kuhempaskan Suami Benalu dan Keluarganya   Mengharu Biru, Rencana Lila

    Suasana rumah tahanan itu pun mulai penuh dengan tangis haru. Arya benar-benar senang dan bersyukur, akhirnya keluarganya datang mengunjungi dirinya setelah beberapa bulan pria itu berada di penjara. Mereka bertiga menangis, meluapkan kerinduan yang sudah lama terpendam."Maafkan Ibu, Arya. Ibu udah lama nggak jenguk kamu. Ibu minta maaf baru bisa datang sekarang," ucap Bu Desi pada sang putra. Tidak hanya Bu Desi saja yang mengucapkan kata maaf, Lila juga ikut merasa bersalah karena sudah mengabaikan sang kakak. "Lila juga minta maaf, Mas. Selama ini Lila nggak pernah jengukin Mas," sahut Lila.Arya menghela napas. Sebenarnya pria itu sangat kecewa pada ibu dan juga adiknya. D i saat dirinya tengah menghadapi kesulitan, Arya justru ditinggalkan oleh keluarganya. Pria itu menderita seorang diri di dalam jeruji besi."Maafkan kami ya, Arya? Ke depannya, Ibu sama Lila akan sering-sering jengukin kamu di sini," ujar Bu Desi.Arya hanya diam. Ini kesempatan pria itu untuk mengeluarkan un

  • Kuhempaskan Suami Benalu dan Keluarganya   Mengunjugi Arya

    Mata Lila tampak berkabut. Rasanya tak kuasa jika harus mengatakan apa yang baru saja menimpanya pada sang ibu.Namun, gadis itu tetap memutuskan untuk membangunkan sang ibu, agar wanita yang melahirkannya itu tak perlu merasakan linu ketika bangun di pagi hari esok. Usai menyeka air mata serta jejak kesedihan di wajahnya, kini Lila yang terlihat jauh lebih tegar daripada saat pertama masuk ke rumah pun mulai memanggil sang ibu untuk membangunkannya. "Ibu." Lila berbisik pelan seraya menepuk lengan Bu Desi.Wanita itu menggeliat ketika mendapat tepukan tiba-tiba yang mengganggu tidurnya yang baru setengah jalan itu."Kenapa kamu pulang semalam ini, hm? Ke mana saja kamu? Apa kamu membuat masalah baru lagi setelah terlibat dengan suami orang itu," cecar Bu Desi membuat Lila seketika menganga, tak percaya jika rentetan pertanyaan itu keluar dari mulut Bu Desi. "Astaga, Bu. Apa nggak bisa nanyanya satu-satu dan pelan? Dan lagi, apa ibu bisa nggak berburuk sangka ke aku, hm?" Lila mena

  • Kuhempaskan Suami Benalu dan Keluarganya   Lila Makin Terjerumus

    Lila tidak menyadari bahwa setelah ditimpa sebuah musibah sebagai bentuk karmanya merebut suami orang pasca rumahnya dihancurkan oleh istri sah dari mantan istri David, kini Lila akan segera terjerembab dalam masalah baru yang jauh lebih kompleks.Dirinya sama sekali tidak mengetahui segala hal berkaitan utang-piutang yang dimiliki sang kakak, Arya, dari mulai kepada siapa dan seberapa besar nominal tersebut. Sekarang, Rendy tiba-tiba datang mendatanginya dan mengajaknya menaiki sebuah mobil hitam metalik.Senyum Rendy mengembang begitu puas. Terutama saat Lila menuruti saja saat Rendy mengajaknya ke salah satu hotel di kota mereka. Lila masih mencoba berpikir positif mengingat bagaimanapun Rendy adalah salah satu rekan kerja Arya dulu yang kebetulan pernah ditemuinya sebanyak dua kali.“Ayo, masuk,” tukas Rendy masih mempertahankan senyum miliknya kemudian melirik ke tas Lila. “Oh, ya. Kamu pasti capek kan abis kuliah? Udah sini, tasnya aku

  • Kuhempaskan Suami Benalu dan Keluarganya   Bertemu Calon Mertua

    “Tante cantik kok diam aja?” tanya Sena dengan nada khas anak-anaknya, saat melihat Shanum tiba-tiba terdiam saat bermain rumah-rumahan.Shanum yang sebenarnya sedari tadi mencemaskan reaksi orang tua Zayn terhadap rencana pernikahan mereka itu, pun dibuyarkan lamunannya oleh suara imut Sena yang sempat dihiraukannya itu.“Maaf ya, Sena, Tante sedang gak fokus,” sahut Shanum sambil tersenyum.Menatap Shanum sambil memiringkan kepalanya, Sena pun bertanya dengan polos, “Fokus itu apa, Tante?”Shanum hampir saja tidak bisa menahan tawanya saat mendapati hal tersebut. Ia merasa konyol karena membicarakan isi pikirannya pada anak kecil berusia 3 tahun itu.“Fokus itu ….”Saat hendak menjawab pertanyaan Sena, tiba-tiba saja Zayn sudah bergabung dengan mereka. Seperti apa yang dikatakannya sebelum ini, laki-laki itu keluar membawa serta tas berisi perlengkapan Sena seperti baju ganti, susu, dan beberapa ha

  • Kuhempaskan Suami Benalu dan Keluarganya   Pendekatan

    Tak terasa telah tiga hari telah berlalu. Usai kejadian nahas yang menimpa Shanum itu, rangkaian permasalahan silih berganti menyambanginya sebagai buntut dari peristiwa tersebut.Kendati demikian, peristiwa mengerikan itu tak hanya membawa rentetan malapetaka saja. Adapun berkah yang dibawa olehnya yakni kedekatan yang semakin terasa antara Zayn dan Shanum sendiri.Ya, usai kejadian penculikan Shanum tempo hari, Zayn yang senantiasa menjaga dan merawat Shanum di sampingnya itu, membuat hati Shanum yang semula ragu untuk terbuka kepadanya, pun akhirnya berhasil sepenuhnya menerima kembali kehadiran laki-laki tersebut.Seperti sekarang, Zayn sendirilah yang senantiasa menemani Shanum yang masih trauma itu keluar masuk kantor polisi dan pengadilan. Dalam kondisi yang masih sedikit syok, wanita itu tetap harus memberikan kesaksian agar memperoleh keadilan seperti yang telah dijanjikan oleh undang-undang itu sendiri.“Mas, sebenarn

  • Kuhempaskan Suami Benalu dan Keluarganya   Siasat Jahat Rendy

    “Apaan? Kalian mau nyulik gue? Gue nggak kenal kalian!” Lila masih mengomel penuh rasa kesal, sayangnya mereka tidak mengenal kata menyerah sebab langsung menyeret tangan Lila.Bersamaan dengan kericuhan itu semua, tiba-tiba terdengar suara bariton seorang pria yang rasanya begitu familiar dan tak asing di telinga Lila.“Hai, Lila,” panggil seorang pria muda dengan berbaju rapi muncul dari belakang dua orang berbadan kekar tadi. Lila terkejut mendengar sapaan tersebut, mengingat sebentar, kemudian langsung merespons.“Kak Rendy!” teriak Lila cepat setelah berhasil memicingkan netra bermaksud untuk lebih mengenali sang pria muda tersebut. Pria itu langsung tersenyum penuh arti dan mengangguk seolah memberikan kode.“Iya, ini aku, Lila.” Rendy kemudian meminta para dua orang tadi untuk menyingkir sebentar untuk berbincang dengan Lila. “Udah lama nggak ketemu, ya. Ternyata kabarmu masih baik.”Rani dan Rena kebingung

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status