Home / Romansa / Ikhlaskan Hatimu, Aku Pergi! / Chapter 31 - Chapter 34

All Chapters of Ikhlaskan Hatimu, Aku Pergi!: Chapter 31 - Chapter 34

34 Chapters

31. Permintaan Armando

Resepsi berakhir dengan sangat menyebalkan bagi Akila namun dia tak menunjukkannya pada Armando, dia sangat iri karena semua tamu lebih memilih memuji Zahira ketimbang dirinya. Apalagi Fajar bahkan tak meliriknya sama sekali."Tunggu Fajar, aku akan membuatmu menderita bersama Zahira mu itu!" tekad Akila di dalam hati.Tuan Handoko dan nyonya Nagita tetap memperlakukan mereka dengan baik, Akila bahkan tak pernah di izinkan untuk ke dapur walau hanya sekedar menyiapkan sarapan untuk suaminya. Semua sudah disiapkan maid."Ma, aku sebaiknya masuk pesantren saja tahun ini!" pinta Pandu tiba-tiba.Nyonya Nagita tentu saja terkejut dengan permintaan putra bungsunya itu, padahal semula mereka yang menawarkannya masuk ke sekolah pesantren namun anak itu menolak."Benarkah? Bukankah sebulan lagi pengumuman kelulusan, pesantren mana yang kau inginkan nak?""Aku ke pesantren di Jawa Timur saja!" "Jauh sekali? Tapi tak apa nak, mama nanti akan beritahu papa!""Aku ingin berangkat Minggu depan, a
last updateLast Updated : 2023-10-31
Read more

32. Gosip Tetangga

Untunglah Naning memberi tahu keberadaan mereka pada Zahira, sehingga saat keluarga Fajar ke Jawa Timur mereka mampir ke rumah kakek dan Nenek Zahira."Pandu sekarang sudah di pondok, sebaiknya kita ke rumah nenekmu!" kata Fajar.Zahira mengangguk, dia segera menelpon ibu dan ayahnya."Hallo, oh benarkah...ya Allah terima kasih, mama dan papa sudah lama merindukanmu nak. Mama nanti akan mengirimkan alamatnya!" Naning sangat antusias mendengar suara anaknya."Pa, Zahira bersama suaminya akan datang ke sini!" kata Naning pada suaminya setelah ponselnya di matikan."Mereka berdua saja?" tanya Mulyono."Kurasa bersama mertuanya!""Siapkan makanan untuk menyambut mereka, segera beritahu kabar ini pada mama dan papa di kebun belakang!"Naning segera bergegas memberitahu mertuanya akan kedatangan anak dan besannya.Kakek da nenek Zahira segera berdiri membantu Naning. Rumah mereka sangat sederhana namun cukup bersih. Kedatangan tamu dari jauh membuat para tetangga saling berbisik dan ingin
last updateLast Updated : 2023-11-05
Read more

33. Dentuman di Atap Rumah

Di kamar sebelah, Naning terus-terus mencium Zahira seakan mereka akan berpisah untuk selamanya. Naning terlihat sangat merindukan anaknya sehingga dia memeluk Zahira dengan erat dan tak ingin melepaskannya. "Ih...mama kenapa sih aku gak bisa bernafas loh, peluknya jangan kekencangan!" Akhirnya Naning melepaskan pelukannya, lalu dia tidur telentang dan memandang langit-langit kamar. "Mama kenapa? Jika punya masalah ceritakan padaku, siapa tahu aku bisa membantu!" Kata Zahira. "Bagaimana kehidupan rumah tanggamu nak, apa Fajar memperlakukanmu dengan baik?" "Ih..mama kok nanyanya aneh, kan mama sudah lihat bagaimana sikap kak Fajar padaku tadi. Jangan bilang jika mama menduga itu hanya akting!" "Tidak juga, setidaknya mama akan merasa sangat lega jika anak semata wayang mama sudah ada yang menjaganya!" Zahira mencoba mencerna kata-kata ibunya, dia berusaha menebak sebenarnya apa sih yang sedang di pikirkan ibunya ini. "Ma, ayo cerita padaku ada apa?" Naning terdiam cukup lama,
last updateLast Updated : 2023-11-06
Read more

34. Kematian mendadak

Ayam berkokok bersahutan menandakan sudah waktunya bangun pagi diiringi dengan kumandang azan subuh, seperti biasa Zahira dan ibunya bangun disusul ayahnya dan Fajar. Setelah menunaikan shalat subuh berjamaah Zahira membantu ibunya memasak menu sarapan pagi."Kakek dan nenek sudah bangun?" tanya Zahira pada ibunya saat dia tak melihat keduanya."Iya juga ya, biasanya ibu mertua sudah bangun, cobalah tengok mereka di kamar," pinta Naning.Zahira bergegas ke samping, rumah ini tidak terlalu besar hanya terdapat tiga kamar tidur. Sejak Mulyono dan Naning tinggal di rumah ini kakek dan nenek tinggal di kamar belakang.Tok...tok...!"Nek....nenek....kakek....!" Zahira terus memanggil bahkan dia membesarkan volume suaranya.Fajar dan Mulyono yang mendengar teriakan Zahira datang menghampiri."Kenapa kau berteriak? Tidak sopan tau, mungkin saja mereka sedang sholat!" Tegur Fajar.Zahira memanyunkan mulutnya, "Perasaanku tak enak!"Mulyono mengetuk pintu kamar dan memanggil ayah dan ibunya na
last updateLast Updated : 2023-11-08
Read more
PREV
1234
DMCA.com Protection Status