Wanita itu tertidur lelap, dalam pelukan pria yang semakin mencintainya kini.Setelah melewati malam pertama yang begitu panas, sampai membuat Marcel enggan untuk menyudahinya. Membuat Raya terkapar tidak berdaya di buatnya.Kalau tidak mengingat jika Raya sedang mengandung anaknya, dan kandungannya belum cukup kuat, ingin rasanya Mercel terus memasuki tubuh Raya sampai pagi."Maafkan aku, sayang. Kau pasti kelelahan," bisik Marcel, mencium kening Raya dengan lembut.Tangannya lalu bergerak turun, mengusap perut rata istrinya dengan senyum terukir di wajahnya."Tumbuhlah dengan baik di sini, baby. Ayah akan selalu bersama kalian."Marcel semakin erat mendekap tubuh Raya, lalu ikut memejamkan mata bersamanya."Mas ... haus."Baru saja memejamkan kedua matanya, Marcel kembali terbangun mendengar suara Raya yang kehausan."Sebentar, sayang. Aku ambilkan dulu," sahut Marcel.Dengan lembut memindahkan kepala Raya ke atas bantal, lalu bergegas turun untuk mengambil air minum di atas meja."
Read more