Home / Romansa / Wanita Kedua Tuan Marcello / Chapter 31 - Chapter 40

All Chapters of Wanita Kedua Tuan Marcello: Chapter 31 - Chapter 40

43 Chapters

Bab 31

"Ngantuk, Mas ...." Raya terus merengek saat Marcel coba membangunkannya. Bahkan ketika Marcel membopongnya ke kamar mandi, wanita itu terus merengek seperti anak kecil yang minta di belikan mainan baru."Nanti selesai solat subuh kita tidur lagi, sayang. Sekarang kita mandi dulu ya, keburu habis nanti waktu subuhnya," bujuk Marcel sambil mulai memandikan istri kecilnya itu."Nanti tidur saja, nggak boleh macam-macam. Awas kalau macam-macam." Raya mengultimatum dengan bibir mengerucut."Iya, nggak macam-macam, hanya satu macam saja." sahut Marcel.CupMarcel langsung membungkam mulut Raya, begitu wanita itu hendak membuka mulutnya.Selesai memandikan sang istri, Marcel gegas membersihkan tubuhnya sendiri. Sementara Raya memilih keluar terlebih dahulu.Pasangan suami istri itu kemudian melaksanakan solat subuh berjamaah. Hal yang belum pernah Marcel lakukan saat sedang bersama Celina.Marcel pun kadang merasa heran, saat sedang bersama Raya ia merasa seperti menjadi pribadi yang lain. I
Read more

Bab 32

"Kau semakin cantik dengan pakaian tertutup seperti ini, sayang dan kau adalah wanita tercantik dalam hidupku," puji Arfa dengan perasaan yang begitu bahagia.Telapak tangan besar itu membingkai wajah cantik Raya yang sudah merona karena mendengar pujian sang suami."Apa Mas Marcel senang melihatnya?" tanya Raya menatap pria tampan berusia 35 tahun di depannya."Tentu saja. Aku sangat bersyukur memiliki istri yang begitu pandai menjaga harga dirinya untuk suaminya," jawab Marcel. Pria itu kemudian mendaratkan sebuah ciuman lembut di kening istrinya.Mulai hari itu, Raya memutuskan untuk mengenakan pakaian tertutup serta memakai hijab. Ia hanya ingin kecantikan dan kemolekan tubuhnya hanya di miliki dan dilihat oleh suaminya seorang."Ayo kita turun, Ayah pasti sudah menunggu kita untuk sarapan bersama." ajak Marcell sembari menurunkan tangannya, meraih tangan Raya lalu menggenggamnya dengan erat.Rona bahagia terpancar dari wajah keduanya. Siapa pun dapat melihat jika pasangan itu ben
Read more

Bab 33

"Teman lelaki?"Marcel nampak terkejut mendengarnya. Sedikit rasa bersalah menyelimuti hatinya karena ia sudah meninggalkan Celina sendirian di acara bulan madu mereka."Ayah sedang tidak bercanda bukan?" tandas Marcel. Meskipun rasa cinta dan kesetiaannya telah terbagi namun tidak dapat dipungkiri jika ada rasa cemburu dan sakit hati mendengarnya."Ayah sengaja menyuruh Eric untuk mengawasi istrimu di sana, karena Ayah tidak ingin mengganggu waktu kebersamaanmu dengan Raya di sini. Anggap saja Ayah mewakilimu memperhatikan istrimu di sana," jawab Tuan Adam."Tapi aku yakin jika Celina tidak mungkin menghianatiku, Ayah. Jika ia mau dia pasti sudah melakukannya sejak dulu, buktinya--selama bertahun-tahun ia masih setia menunggu kedatanganku," sanggah Marcel. Namun sayang, kalimat yang ia ucapkan bertentangan dengan hati kecilnya.Tuan Adam menghela nafas panjang. Ia tahu jika putranya sedang berada pada sebuah dilema.Dan sebagai orang tua, tuan Adam tidak ingin melihat putranya terus-
Read more

Bab 34

Marcel menuruni anak tangga dengan cepat. Kabar yang disampaikan oleh Peter membuatnya lupa akan kepulangan Velina hari ini."Di mana bibi Marta?" Marcel bertanya pada beberapa pelayan yang sedang membersihkan ruang tamu.Segera saja para pelayan itu mendekat dan berbaris di depannya, seraya menundukkan kepala."Cepat! Panggilkan dia ke sini!" titah Marcel tidak sabar."Maaf, Tuan, bibi Marta sedang keluar untuk mengambil barang-barang yang dipesan oleh tuan besar, katanya mau sekalian membeli susu dan kebutuhan lainnya khusus untuk nona Raya atas perintah tuan besar," terang pelayan tersebut sembari membungkuk hormat.Hati Marcel menghangat seketika mendengarnya. Ternyata ayahnya benar-benar sangat menyayangi dan memperhatikan istri kecilnya itu, dan ia berharap ayahnya pun akan bersikap sama terhadap Celena nantinya."Istriku sedang tertidur dan jika nanti ia terbangun, sedang aku belum kembali katakan kepadanya kalau aku sedang menyelesaikan sedikit urusan di luar, dan jangan biarka
Read more

Bab 35

Marcel membersihkan bercak darah yang terciprat ke wajahnya, dengan menggunakan tisu yang diulurkan oleh Peter.Sementara Jecky sudah meregang nyawa dengan kepala berlubang."Kita belum mendapatkan informasi apa-apa dari pria ini, tapi mengapa kau sudah mengakhiri hidupnya?" David bertanya dengan penuh keheranan.Ia mengira jika Marcel akan mengorek informasi terlebih dulu dari Jecky, tapi ternyata Marcel langsung menembak mati pria tersebut tepat di kepalanya."Aku tidak ingin berlama-lama mengotori tanganku dengan menyiksanya terlebih dahulu, karena semakin aku melihatnya semakin aku terbayang dengan apa yang mereka lakukan pada Arsyila," jawab Marcel dengan nada datar."Bukankah kau berhasil mendapatkan ponselnya? Kau bisa melacak keberadaan enam orang lainnya melalui ponsel itu. Mereka pasti masih terhubung satu sama lain sampai saat ini," lanjut Marcel."Kau benar sekali. Mengapa baru terpikirkan olehku?" gumam David menggaruk kepalanya."Ck. Sudah aku bilang, kau itu semakin lam
Read more

Bab 36

Semua pelayan memilih bersembunyi, mereka jelas-jelas kurang menyukai kehadiran Celina di rumah itu. Mereka memutuskan hal tersebut karena mengira jika Raya masih tertidur dan di jaga oleh Hunter.Dengan begitu Raya akan tetap aman, karna Celina tidak akan mungkin berani menerobos masuk ke dalam tersebut."Ini jus nya, Nona." Raya menyodorkan segelas jus jeruk ke hadapan Celina.Wanita yang berprofesi sebagai model itu melirik sekilas ke arah Raya, lalu meraih gelas jus di hadapannya.Namun detik itu juga, Celina menyemburkan jus jeruk yang baru saja di minumnya di hadapan Raya. Wanita cantik itu tentu sangat terkejut melihatnya dan reflek menghindar agar tidak terkena semburan Celina."Apa kau sengaja memasukkan satu karung gula ke dalan jus ini?" tanya Celina dengan wajah marah.Raya lantas menggeleng. Pertanyaan Celina jelas sebuah tuduhan yang sangat berlebihan bagi dirinya."Ti-tidak, Nona. Saya hanya memasukkan satu sendok kecil gula ke dalamnya," jawab Raya apa adanya."Dan san
Read more

Bab 37

"Dia putriku. Dia datang sebelum kau bertunangan dengan Marcel," jawab Tuan Adam dengan nada yang begitu tenang.Celina kembali menautkan kedua alisnya. Jawaban ayah mertuanya itu sungguh tidak masuk akal baginya.Bukankah tuan Adam hanya memilik seorang putra, yakni Marcel? Lalu putri yang mana yang di maksud oleh ayah mertuanya itu? "Kita akan membicarakannya lagi nanti. Sekarang beristirahatlah dulu, Ayah yakin kau pasti lelah karna habis bekerja keras dengan produser barumu itu selama di Paris, dan sebelum pulang ke indonesia."Wajah Celina langsung berubah pucat pasi mendengar perkataan tuan Adam. Tiba-tiba saja wanita itu terlihat gugup dan serba salah, apalagi saat tuan Adam menatap ke arahnya, ekspresi wajah Celina seperti maling yang tertangkap basah."Hei ... mengapa kau terlihat gugup seperti itu?" tegur tuan Adam sembari tertawa lebar."Oh ... ti-tidak Ayah, mu-mungkin aku memang sedikit lelah dan butuh istirahat," jawab Celina dengan gugup."Menjadi seorang model memang
Read more

Bab 38

Tubuh Marcel ambruk di atas tubuh Raya, setelah mendapatkan pelepasan yang begitu dahsyat di sesi terakhir mereka melakukan penyatuan.Berbagai gaya dan pose mereka lakukan selama penyatuan, hingga berulang kali mereka mendapatkan pelepasan."Terima kasih, sayang. Kau benar-benar membuat diriku candu dengan tubuhmu. Kau istri kecil-ku yang begitu luar biasa." Puji Marcel sembari mendaratkan ciuman lembut di kening, kedua mata dan pipi Raya.Raya tersenyum, perasaannya begitu bahagia karena berhasil membuat Marcel berulang kali mengerang nikmat di atas tubuhnya, dengan meneriakkan namanya.Tangannya kemudian terulur membelai punggung Marcel yang basah dan licin oleh keringat."Apa pria tua ini akan terus berada di atas perutku? Bagaimana kalau nanti anak kita susah bernafas di dalam sana?" Mendengar ucapan istrinya, Marcel langsung tersadar lalu berguling ke samping. Dengan tinggi badan 185 centi dan berat 80 kilo gram, bukan tidak mungkin Raya akan sesak nafas di timpa olehnya.Begit
Read more

Bab 39

Raya langsung terdiam begitu Marcel membungkam mulutnya dengan sebuah ciuman lembut. Hingga beberapa saat lamanya Raya terhanyut dengan permainan bibir dan lidah Marcel di dalam mulutnya.Tanpa sadar, Raya justru mengalungkan tangannya ke leher Marcel dan membalas setiap permainan Marcel di bibirnya."Mau lanjut di ranjang, sayang?" goda Marcel serayak mengusap bibir Raya yang basah karena bertukar saliva."Lapar," cicit Raya dengan wajah nelangsa."Baiklah baiklah. Ayo kita turun sekarang, sayang" ujar Marcel. Pria itu lalu menggenggam tangan Raya, bermaksud mengajaknya keluar dari kamar."Mas Marcel duluan, aku nggak mau ada keributan di meja makan nantinya," ujar Raya sambil melepaskan genggaman tangan Marcel di tangannya. Wanita itu lalu melingkarkan jilbab pashmina-nya ke leher Marcel layaknya sebuah syal."Terus kamu maunya bagaimana, sayang?" tanya Marcel dengan lembut."Aku tidak mau sikap kita menyakiti hati bu Celina. Aku ingin dia tau tentang hubungan kita dulu. Mas Marcel
Read more

Bab 40

Celina hanya bisa diam melihat Marcel menyuapi makan Raya dengan begitu sabar dan telaten tanpa bisa berbuat apa-apa.Bahkan Raya terlihat begitu lahap, makan dengan disuapi oleh Marcel layaknya seorang anak kecil yang makan disuapi oleh ibunya."Sayang ... apa kau tidak berlebihan?" Celina yang mulai gerah akhirnya membuka suara."Biarkan putriku makan dulu, Celina. Dia tidak bisa makan jika tidak di suapi oleh Marcel," ujar Tuan Adam yang langsung membuat Celina terdiam. Sedangkan Malik hanya melihat sekilas ke arahnya, lalu kembali fokus menyuapi istri kecilnya itu."Mau tambah lagi?" tanya Marcel dengan lembut.Raya menggeleng. "Sudah kenyang," jawabnya."Oke. Mau ke kamar lagi?"Raya kembali mengangguk.Marcel memundurkan kursinya, pria itu lalu bangkit dan meraih tangan Raya."Ayo, aku akan mengantarmu ke kamar," ucap Marcel.Raya lalu bangkit, Marcel dengan sigap memundurkan kursi istrinya. Sambil bergandengan tangan mereka menaiki tangga menuju ke kamar mereka di lantai atas.
Read more
PREV
12345
DMCA.com Protection Status