Semua Bab Iparku Menjadi Ibu Susu Anakku: Bab 21 - Bab 30

86 Bab

21. Resiko Besar

Obrolan ini bagaikan uji nyali bagi Daniel, tapi ia sudah terlanjur setengah jalan. Ia harus menuntaskan semuanya. Resiko apapun akan diambilnya. Setidaknya ia sudah berusaha merapikan kisah ini. Semua demi kebaikan bersama. "Jadi gini. Aku butuh ponsel Risa. Apa masih menyala atau mati? Karena ponselku mati setelah kecelakaan itu. Hancur tanpa bisa diperbaiki untuk dipulihkan datanya. Setelah siuman, polisi kan datang untuk wawancara kronologi kecelakaan dan urusan lain. Lalu mobilku sudah tidak tertolong lagi keadaannya. Polisi memeriksanya untuk kebutuhan laporan barang bukti. Barang-barangku dikembalikan dan ponselku hancur. Aku penasaran apakah ponsel Risa masih menyala. Karena aku butuh sesuatu yang penting. Ada file di dalam ponselnya. Aku membutuhkannya," ucap Mario. Saat mengatakan ini bibirnya sedikit bergetar dan jantungnya bertalu-talu. Mario rupanya belum terlalu bisa menangkap ucapan Daniel yang terlalu berbelit-belit ini. Maklum, Daniel terlalu gugup untuk menyampai
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-02-15
Baca selengkapnya

22. Kerja Apa Suamimu?

Lisa menoleh ke belakang. Mario sudah di depan pintu. Wajahnya kusut, dasinya miring, dan penampilannya terlihat kuyu. "Mas?" Lisa langsung menyapa sambil berusaha tersenyum. Sekuat tenaga Iya berusaha membuat matanya yang berkaca-kaca itu terlihat biasa saja, padahal tadi sudah hampir jatuh bulir-bulir yang hendak menetes itu. "Nah, itu dia datang. Udah selesai Pak saya jelasin semuanya ke Bu Lisa. Saya tinggal dulu ya mau naruh dokumen. Secepatnya saya kembali," ucap Suster Ami. Mario menggangguk. Ia lalu berjalan mendekat ke arah Lisa yang sedang menggendong Marsa. Garis senyumnya langsung melengkung. Ia tersenyum, seolah-olah pemandangan ini menjadi obat lelahnya. Lisa diam saja. Marsa masih ia dekap dengan pelan-pelan, takut anak itu terbangun dari tidurnya yang lelap. Lisa terus mencuri-curi pandang ke arah Mario. Kata suster Ami tadi ia mengabari kalau ada tanda-tanda siuman dari Risa. Tapi kenapa wajah Mario kusut begini, batinnya penasaran. "Habis dari nengokin Risa di
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-02-15
Baca selengkapnya

23. Berdua di Rumah Impian

"Iya. Dimas kerjanya apa. Aku belum sempat banyak mengobrol kan kemarin." Mario kembali mengulang pertanyaannya. Sebenarnya ini bukan hanya sekedar pertanyaan basa-basi. Mario benar-benar ingin tahu suami Lisa itu orang seperti apa. Dari penampilannya dan sikapnya sih Mario seperti sudah bisa menyimpulkan kalau Dimas itu bukan pria baik-baik. Mungkin memang benar kata pepatah. Jangan menilai orang dari penampilannya. Penampilan Dimas sih bukan seperti penampilan pria kantoran. Tapi lihat saja sikapnya yang kasar dan pemabuk. Mario benar-benar kesal mengingat kejadian malam itu. "Ar--, maksudku Dimas. Ya dia itu bodyguard," ucap Lisa asal saja meyeletuk. "Bodyguard?" Mario tampak agak terkejut. Ia tahu ada banyak sekali profesi orang di dunia ini. Tapi seumur-umur, baru kali ini ia mengenal orang dekatnya berprofesi sebagai body guard. "Y--ya, pengawal. Semacam itu lah. Kerja sama pengusaha. Jadi kalau boss-nya ke luar kota dia ikut terus kemana-mana. Jarang di rumah." Lisa dengan
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-02-15
Baca selengkapnya

24. Dua Struk Aneh

Sofa warna abu-abu itu bahkan masih terbungkus plastik. Jelas baru kemarin dibeli dan diantar toko furniturenya, belum sempat dibongkar. Mario duduk. Lisa ikut duduk di sampingnya. Ia ikut penasaran mengintip istri kardus yang diletakkan Mario di atas meja itu. "Ini barang-barang Risa di mobil Daniel waktu ia kecelakaan. Polisi yang ngasih ke aku. Daniel bilang dia butuh ponsel Risa. Masih menyala nggak, ya?" Mario mengambil benda pipih berwarna hitam yang tampak retak layarnya itu. "Daniel? Atasan kak Risa? Kenapa dia butuh ponselnya?" Lisa bertanya dengan bingung. Mario pun menjelaskan ulang soal file yang dijelaskan Daniel padanya tadi. Lisa menyimak penjelasan itu sambil mengernyitkan alisnya. "Tapi kayaknya agak nggak masuk akal deh, Mas. Untuk file sepenting itu dan nggak ada salinannya di tempat lain. Katanya kan tadi file-nya sempat dikirim dari ponsel Daniel. Kalau ponsel Daniel mati, bukankah file-nya tetap bisa dilacak lewat email terkirim? Iya, kan? Masak dia lupa al
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-02-16
Baca selengkapnya

25. Kecurigaan Mario

Lisa diam saja. Sejak tadi ia hanya mengamati ekspresi Mario yang tampak berpikir berat, seolah-olah ada sesuatu yang mengganjal dan ia berusaha memecahkannya. Struk itu akhirnya ia letakkan di atas meja lagi. Tangannya kini bergerak mengecek isi dompet yang lain, tapi ia tidak menemukan apapun yang mencurigakan. Karena terdorong rasa penasaran, Mario pun mulai menggeledah tas Risa yang lain, juga tas laptopnya. Tempat-tempat kecil yang memungkinkan untuk menyimpan sesuatu atau menyelipkan sesuatu ia cek, tapi tidak ada apapun yang membuatnya curiga lagi selain dua struk aneh itu. Mario pun menyandarkan punggungnya ke sandaran sofa. Suara plastik yang bergesekan dengan punggungnya itu membuat suara decit aneh. Tampak matanya menerawang ke depan. "Kamu mikirin apa, Mas?" Lisa bertanya pelan, takut mengganggu pria yang sepertinya sedang berpikir serius itu. Mario hanya menggeleng sambil mencoba untuk tersenyum. Tapi tetap saja mukanya masih kelihatan bingung. "Aku nggak pernah nga
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-02-16
Baca selengkapnya

26. Menawarkan Diri

Aryo menaruh ponselnya di meja dengan kesal. Setelah panggilannya tidak diangkat, kini ia mencobanya sekali lagi, namun panggilan itu malah tidak tersambung alias nomor Lisa tidak aktif. Anak itu mungkin sengaja mematikan ponselnya, begitu pikir Aryo. "Nggak bisa dihubungin, Mam. Gimana, ya?" ucap Aryo. Dia sedang berada di sebuah tempat hiburan malam. Perempuan separuh baya yang dipanggil Mami itu berpenampilan full make up, bajunya semi terbuka. Tangannya memegang gelas berisi minuman. Tempat yang kalau malam hari ramai dan penuh lautan manusia yang sedang bersenang-senang dengan musik menggelegar itu kini sepi karena masih siang. "Tapi bener dia mau? Kalau serius mau, kamu kirim lah fotonya ke Mami. Nanti Mami tawarkan langsung ke pak Rizal. Siapa tahu cocok. Namanya siapa tadi?" tanyanya. "Lisa, Mam. Dijamin cantik. Setengah bule. Bapaknya orang Jerman apa Belanda gitu aku lupa. Cuma ya itu tadi kayak yang aku ceritain, Mi. Dia belum lama melahirkan, terus anaknya meninggal.
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-02-17
Baca selengkapnya

27. Suamimu Bagaimana?

Mario menatap tak percaya ke arah adik iparnya itu. "Serius kamu, Lis? Kamu mau? Tapi kamu cuma jadi pengasuh, Lis. Siapa tahu kamu mau balik ke kerjaan kamu yang lama sebelum kamu punya anak." Mario menatap Lisa dengan tatapan senang tapi sekaligus terkejut. Lisa hanya menanggapi dengan tawa pelan bernada miris. Ah, andai Mario tahu pekerjaannya sebelum melahirkan pun lebih buruk dari itu. Lebih berat dan lebih kecil gajinya. Lisa pernah jadi pelayan resto, kerja menjadi buruh harian di tempat laundry, toko kue, dan banyak lainnya. Lisa melahap semua pekerjaan serabutan yang menerima tamatan SMA sepertinya demi menyambung hidup. "Nggak papa, Mas. Toh aku juga kayak mengurus keponakan aku sendiri. Hitung-hitung ngobatin kesepian aku karena kehilangan bayiku. Kalau kamu mau sih, Mas. Tapi aku punya satu permintaan," ucap Lisa. "Permintaan apa itu?" Mariobkini menatapnya dengan makin serius. Lisa baru hendak membuka mulutnya tapi suara hujan bergemuruh tiba-tiba turun dengan deras
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-02-17
Baca selengkapnya

28. Video Terlarang

"Mmm, Dimas nggak papa kok, Mas. Y--ya, dia pasti malah ikut senang kalau aku bantuin dia kerja. Lagian dia jarang pulang ke rumah juga. Apalagi bosnya mau pindah ke luar kota. Kemungkinan dia akan ikut juga, kan. Aku yakin dia pasti setuju. Kami sedang banyak bertengkar karena banyak masalah. Dia juga stress karena hutang. Waktu bayiku, maksudku bayi kami sakit dan harus dirawat di ruangan khusus, kami berhutang banyak sampai puluhan juta," ucap Lisa. Lisa lalu menarik nafas panjang seolah-olah ia sedih padahal ia jadi tegang dan menunduk karena takut alasannya tidak masuk akal dan Mario curiga. "Oh, soal hutang, kalau kamu mau aku bisa bantu lunasin dulu, Lis. Nanti kamu bisa ci..." "Nggak, Mas! Nggak usah. Biar aku kerja jadi pengasuh Marsa lalu kamu gaji selayaknya saja. Sudah cukup itu, Mas. Pokoknya jangan pikirin aku. Aku nggak mau dibantu sebanyak itu. Hutang kami banyak, Mas. Biarkan jadi urusan kami saja. Aku sudah terlalu banyak merepotkan kak Risa dulu. Sekarang aku n
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-02-17
Baca selengkapnya

29. Terjebak Situasi

Mario menangis tanpa suara hingga pundaknya berguncang-guncang hebat. Wajahnya ia tutupi dengan kedua telapak tangannya. Ia menunduk meletakkan kepalanya di antara pahanya. Seumur-umur mengenal Mario, belum pernah Lisa melihat pria itu dalam kondisi yang sedang seterpuruk ini. Lisa bingung. Lisa terkejut. Ia tidak tahu harus berbuat apa. Apa ia harus menenangkan Mario? Tapi bagaimana caranya? Memeluknya? Mengelus pundaknya? Ah, rasanya masih terlalu canggung dan membingungkan. Apalagi situasi ini bukan situasi biasa. Suara hujan terdengar samar-samar, sesekali disertai gemuruh. Dan ternyata suara kesedihan tangisan Mario yang terpukul itu tidak hanya diiringi hujan saja, tapi ada suara lain yang terdengar. Yaitu suara dari video yang belum Mario matikan. Suara menjijikkan itu terdengar makin jelas. Mario menutup telinganya dengan tangan. Rasanya teramat menjijikkan mendengar suara istrinya dimanjakan lelaki lain. Rasanya makin menjijikan lagi ketika video itu makin jauh terputar k
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-02-17
Baca selengkapnya

30. Kejutan Tes DNA

Lisa menyibak anak rambutnya yang turun menutupi muka itu ke belakang telinganya. Ia merasakan dahinya berkeringat sedikit padahal di luar sana masih gerimis, artinya cuaca cukup dingin. Situasi canggung, mengejutkan, sekaligus membingungkan ini membuatnya panas dingin. "Cek aja, Lis. Kamu buka. Kamu bacain yang penting atau yang menurut kamu pantas untuk aku dengar. Aku akan dengerin dari sini," ucap Mario yang kini merebahkan punggungnya di sandaran sofa seperti orang kelelahan. Matanya menatap kosong ke arah langit-langit rumahnya. Keadaannya begitu menyedihkan. Lisa menatap ke arah ponsel kakaknya dan ke arah Mario secara bergantian. Sanggupkah ia? Tangannya lalu bergerak membuka lagi kunci ponsel itu. Jelas, pertama kali yang ia lihat adalah video terlarang Daniel dan Risa yang ia pause tadi. Lisa lalu keluar dari menu galeri. Mario menyuruhnya membuka chat, maka ke sanalah ia menuju. Padahal sebenarnya ia bisa membuka galeri itu lagi dan mencari foto lain atau video lain ya
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-02-18
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
9
DMCA.com Protection Status