Edward sibuk dan Meta butuh perhatian! Entah sejak kapan perasaan kesal itu datang. Intinya gadis itu merasa kesal karena kesehariannya ke kampus selalu saja hanya didampingi oleh Ren atau Regano. Akhir-akhir ini pria itu bahkan jarang berada di rumah. Kalau ditanya, jawabannya simpel, ada urusan di luar. “Apa Edward jadi pulang hari ini?” ulang Meta, sepertinya udah yang ke sepuluh mempertanyakan hal yang sama. Regano kembali menggeleng, membuat bahu Meta semakin merosot. Mata coklatnya senantiasa memandang ke luar mobil. “Kamu merindukan dia?” Mampus, dipertanyakan sekarang. Regano melirik gadis itu sesekali, menunggu jawaban. “Dia itu abu-abu, kadang manis, kadang menyebalkan. Muncul tiba-tiba, bilangnya rindulah, terus menghilang tanpa jejak. Lama-lama aku kayak istrinya bang toyip, ditinggal melulu buat cari sesuap nasi, tapi Edward udah kaya, ngapain kerja buat cari sesuap nasi lagi,” Regano tertawa mendengar ocehan istri sahabatnya itu. Perlahan, rasa itu semakin luntur, me
Read more