Home / Romansa / ISTRI BISU SANG CEO / Chapter 61 - Chapter 70

All Chapters of ISTRI BISU SANG CEO: Chapter 61 - Chapter 70

228 Chapters

60. Dirimu Sebelum Aku

Becca mengernyit bingung, tapi kemudian menggeleng. “Tidak. Apa kau sedang tidak sehat?”Pertanyaan itu kejutan yang seharusnya tidak pernah keluar dari bibir Wolf.“Kenapa? Kita bisa tidur bersama setiap hari saat kau ingin.” Wolf kembali tersinggung, karena jawaban itu ringan saja keluar dari Becca.“Mungkin, tapi kemungkinan besar kau akan tidur dengan wanita lain juga setiap hari. Aku tidak ingin menikah dengan pria seperti itu. Aku mungkin belum menikah, tapi aku tahu kalau pernikahan tidak diisi dengan tidur bersama saja. Ada banyak hal lain.”Becca menjelaskan alasannya dengan lugas. Ia bisa melihat kalau Wolf tidak tengah marah. Gusar, tapi tidak marah.“Oh…Oke.” Wolf mengirim Becca keluar dengan lambaian tangan, sementara kembali menopang dagu di mejanya untuk berpikir.Selama ini Wolf meremehkan pernikahan, karena tidak ingin beban untuk menjadi setia memang, dan tentu ia punya pikiran kalau pernikahan adalah hal yang mudah bisa didapatkannya. Tapi sejauh ini dua wanita yang
last updateLast Updated : 2023-02-14
Read more

61. Jalan Untuk Mengenalmu

Wolf tidak perlu bersusah payah mencari tempat parkir bawah tanah saat sampai di gedung yang dimaksud oleh Iris, karena memang selalu ada satu tempat yang tersedia untuknya. Parkir khusus untuk pemilik gedung. Meski Wolf jarang datang, tapi tempat parkir itu akan selalu kosong untuknya. Wolf langsung naik menuju ke lantai dua dari basement, tempat di mana kantor yang mengurus administrasi gedung itu berada. Wolf yang biasanya hanya ke berkunjung enam bulan sekali untuk memeriksa keadaan dan menerima laporan keuangan, membuat beberapa orang melompat dari kursi karena terkejut saat ia masuk begitu saja.“Mr. Wolf? Anda tidak mengabarkan kalau akan ke sini!” Terdengar seruan terkejut dari Bob—manajer yang mengurus seluruh jalannya gedung itu. Mulai dari perbaikan, kontrak, pajak dan lain sebagainya. Anak buahnya yang lain juga tampak berdiri dari kursinya saat Bob menghampiri Wolf.“Aku ingin memeriksa sesuatu,” kata Wolf.Bob bukan hanya terkejut, tapi takut. Tangannya terlihat gemeta
last updateLast Updated : 2023-02-15
Read more

62. Pembohong yang Menghancurkanmu

Bob mengetuk pintu, dan disambut oleh wajah terkejut saat melihat Wolf.“Kau lanjutkan saja pekerjaanmu yang biasa,” kata Bob. Ia langsung membawa Wolf ke arah komputer besar yang memang menjadi pusat dari seluruh rekaman CCTV di gedung itu.Ia memilih folder, kemudian menunjukkan rekaman pada Wolf.“Ini rekaman yang masih mentah atau rekaman yang sudah terpilih oleh Polisi?” tanya Wolf, sambil duduk pada kursi yang disediakan oleh Bob dan mulai memainkan video rekaman yang sudah dipilih.“Yang ini untuk polisi. Rekaman yang masih mentah ada di sebelah sini.” Bob menunjukkan layar komputernya yang berisi folder lebih banyak lagi. Bob memang khusus membuat membuat salinan yang dibawa polisi untuk bahan laporan.“Apa kau melaporkan hal ini padaku?” tanya Wolf. Ia tidak ingat pernah menerima laporan seperti ini.“Ya, saya mengirimkannya bersama dengan laporan keuangan bulanan. Tentang detail kejadian dan lain sebagainya,” kata Bob.Wolf mengeluh dalam hati. Ia tidak ingat karena memang
last updateLast Updated : 2023-02-15
Read more

63. Yang Lebih Tahu Tentangmu

“Apa polisi juga bertanya padamu saat kau memberikan rekamannya, dan kau mengatakan hal yang persis sama seperti apa yang dikatakan Billy, kepada polisi?” tebak Wolf.“Tentu. Saya tidak menutupi kebenaran.” Bob dengan yakin mengiyakan.Wolf bahkan sampai tidak bisa marah, karena Bob tidak merasa telah melakukan kesalahan apapun. Ia tidak merasa telah menyampaikan kebenaran versi Billy pada polisi.Billy memanipulasi Bob. Billy menanamkan ide tentang apa yang terjadi dalam kepala Bob, dan akhirnya Bob mengulangnya kepada polisi. Jadilah cerita yang sempurna.Tapi Wolf yang sejak awal tidak tahu kisah apapun dibalik video tanpa suara itu, dan melihat semua rekaman CCTV itu tanpa prasangka, menjadi lebih mudah untuk menemukan detail-detail aneh. Polisi mungkin juga mengabaikan, karena sudah mendengar kesaksian dari Bob maupun Billy—dan pastinya juga Max yang berada di bawah ketiak Billy, sementara Zoe tidak bisa membela diri karena tengah berada di rumah sakit.Wolf mendesah. Ada sediki
last updateLast Updated : 2023-02-15
Read more

64. Jawaban Sebenarnya Tentangmu

Sanchez tertawa keras lagi.“Tidak perlu, Wolf. Ini hanya urusan receh. Aku tidak akan sekejam itu padamu. Kita sudah berteman lama, aku akan mengatakannya padamu dengan gratis. Tapi aku ingin tahu dulu kenapa kau ingin mendengar penjelasan tentang kejadian itu.”Sanchez ingin memastikan dirinya tidak akan dalam bahaya saat jujur. Ia tidak khawatir Wolf akan melaporkannya atau membocorkan rahasia—hanya memastikan. Hubungan mereka bersimbiosis sempurna.Banyak artis Wolf yang akan jatuh kalau Sanchez membuka mulut, dan Wolf juga bisa dengan mudah membuktikan berapa jumlah uang suap yang diterima Sanchez selama ini. Mereka kini menjaga diri masing-masing.“Aku hanya ingin tahu apakah kejadian ini berbahaya untuk Iris atau tidak. Aku sedang… membersihkan seluruh masa lalunya. Katakanlah seperti itu. Ia sudan cukup banyak membuatku susah akhir-akhir ini.”Wolf mengajukan alasan yang memang sudah disiapkannya. Ia tahu Sanchez tidak akan mudah tertipu dengan alasan yang ringan.“Oh, begitu
last updateLast Updated : 2023-02-15
Read more

65. Aku Masih Menginginkanmu

Zoe berdiri di dekat tangga yang akan membawanya ke panggung. Hanya berdiri karena semua sudah siap. Pakaiannya—yang sama sekali tidak merepotkan karena hanya dua potong kain kecil, sudah sempurna, bersama dandanan dan juga stiletto yang berwarna merah, sewarna dengan wig yang dipakainya hari ini. Tapi Zoe tidak mampu melangkah menaiki tangga itu. Ia sudah mencoba untuk berkonsentrasi pada musik dan mengabaikan sorakan pengunjung agar bisa menggerakkan tubuhnya, tapi tidak berhasil. Zoe kembali merasa ingin menangis saat membayangkan ia harus membuka pakaiannya di atas sana. Zoe mencoba untuk mengingat bagaimana ia kemarin bisa dengan mudah naik dan melakukan pekerjaan ini. Seharusnya masih sama. tidak ada yang berubah. Tubuhnya masih sama, wajahnya masih sama, kebutuhannya akan uang juga masih sama. Tapi Zoe tidak mampu lagi untuk melakukannya. “Kau naik atau tidak?!” Terdengar teguran dari Megan yang juga terlihat akan naik panggung. Sebentar lagi gilirannya untuk tampil. Seharu
last updateLast Updated : 2023-02-16
Read more

66. Kesempatanmu Belum Terlihat

Wolf mengelus dadanya yang sakit karena baru saja ada truk yang menabraknya. Marco manusia, tapi Wolf merasa badannya yang besar itu terbuat dari besi. Wolf sebenarnya sudah mencoba untuk tidak datang setiap hari—karena tahu akan diusir, tapi Marco selalu waspada dan mengenalinya.Tiana rupanya sangat serius saat mengatakan ia tidak boleh lagi bertemu dengan Zoe. Tiana meminta semua penjaga yang ada di depan pintu untuk tidak memperbolehkannya masuk.Mereka sudah menghafal Wolf tentunya, karena ia juga sudah cukup lama berlangganan di Rainbow Wing.Tapi status langganan itu tidak mengubah Tiana menjadi lebih lunak. Begitu memutuskan untuk tidak lagi menerima Wolf, Tiana dengan sekuat tenaga mencoba mencegahnya.Tidak peduli bagaimana Wolf mencoba menutupi wajahnya, mereka tetap tahu dan mengusir.“Aku rasa tinggi tubuhmu tidak akan menipu siapapun.”Marco memberi tahu Wolf apa yang membuatnya gampang dikenali. Wolf memang punya tinggi yang lebih di atas rata-rata.“Marco…” Wolf menga
last updateLast Updated : 2023-02-16
Read more

67. Aku Ingin Tahu Niatmu

Wolf berlari masuk dan melihat Tiana tengah duduk di kursi tunggu yang ada di lobby gedungnya, dan tersenyum saat melihatnya. Tiana sedang ada dalam mode biasa. Wolf biasanya melihat rambut bergelombang miliknya terlihat rapi terkuncir, dan memakai gaun glamour saat ada di Rainbow Wings. Ia kini hanya memakai celana jeans, sweater dan rambutnya tampak mengembang di sekitar wajahnya. “Aku tahu kau akan datang.” kata Tiana. “Kita ke atas,” kata Wolf. Ia menunjuk ke arah lift dan mereka langsung naik. Gedungnya tidak sangat sepi tentu. Masih banyak orang yang bekerja saat malam. Entah lembur atau memang biasanya banyak penyanyi maupun pencipta lagu yang lebih menyukai bekerja saat malam, karena lebih tenang. Tapi tidak ada lagi Becca tentu. Wolf meleewati mejanya yang kosong saat membuka pintu kantornya, dan membawa Tiana duduk pada kursi sofa yang tersedia untuk tamu. “Aku tidak akan menawarkan minum karena aku tidak tahu di mana letaknya. Aku harap kau bisa bicara dengan cepat s
last updateLast Updated : 2023-02-16
Read more

68. Hanya Dirimu yang Benar

Ia hanya tahu kalau tidak ingin melepaskan Zoe sendiri. “Pokoknya salah. Tidak terasa benar. Aku ingin mengawasi perkembangannya dari dekat tadi. Dia harus tinggal bersamaku lagi.” Tiana tertawa pelan. “Kau absurd sekali. Kau terlihat seperti anak kecil yang permennya diambil.” “Aku tidak merajuk! Aku hanya tidak mau memakai cara yang itu!” geram Wolf. “Ya, dan itu aneh! Tidakkah kau merasakannya?” Tiana menggelengkan kepala. “Aku belum pernah melihatmu terobsesi pada satu wanita seperti ini. Aku paling tidak sudah membawakan…” Tiana menghitung dalam kepalanya.“Lima belas mungkin—gadis yang berbeda padamu. Tapi kau tidak pernah mencari mereka untuk kedua kali. Tapi Zoe…” “Mereka tidak ada yang memiliki suara seperti Zoe.” Giliran Wolf memotong. Itu benar, meski yang membuat Wolf pertama tergoda adalah tubuhnya. Tiana kali ini hanya tersenyum. Dia masih memandang Wolf tapi tidak lagi bertanya. “Oke, aku terima alasan itu. Kau boleh menemuinya,” kata Tiana. Wolf langsung berdi
last updateLast Updated : 2023-02-16
Read more

69. Kedatanganmu

Wolf melepaskan jaketnya, membungkus Zoe lalu mengangkatnya. Dengan cepat, ia menerobos keributan itu, dan berlari menuju ke lantai dua. Ada beberapa tarikan yang menyambar kerah kaus yang dipakainya, tapi Wolf bisa menghalau dengan memutar tubuhnya.Untungnya ia cukup menghafal area Rainbow Wings—karena sudah sering datang. Wolf tidak kesulitan menemukan tangga yang akan membawanya ke lantai dua. Ia tahu di lantai dua tidak akan terlalu ramai, karena tamu-tamu VVIP biasanya tidak akan peduli dengan apapun yang terjadi di luar kamarnya masing-masing. Seperti itulah dirinya saat sudah ada di dalam.Benar saja, lantai dua terlihat tidak terusik. Padahal di bawah sana, suara keributan masih terjadi. Bahkan sekarang ditambah oleh sirine polisi, teriakan bahkan tembakan peringatan untuk menghentikan keributan itu.“Aku harus ke mana?” Wolf bingung, karena gagal mencoba untuk membuka pintu yang terdekat. Pintu itu terkunci, kemungkinan ada orang di dalam.Zoe menunjuk dengan kepalanya ke ar
last updateLast Updated : 2023-02-17
Read more
PREV
1
...
56789
...
23
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status