Home / Urban / Jenderal Naga / Chapter 1971 - Chapter 1980

All Chapters of Jenderal Naga: Chapter 1971 - Chapter 1980

2102 Chapters

Bab 1971

Enam tahun ke depan akan menjadi masa terakhir bumi menikmati kedamaian. Chandra bertekad untuk memastikan bahwa selama waktu ini, makhluk dari Alam Niskala tidak semena-mena mengganggu bumi. Namun, Chandra tahu dirinya belum cukup kuat untuk sepenuhnya menghabisi para makhluk dari Alam Niskala. Setelah diskusi singkat dengan para pemimpin Negara Naga, Chandra meninggalkan istana. “Kak Chandra,” Maggie memanggilnya sambil menyusul dari belakang. “Tiga tahun lalu, tempat tinggalmu sudah dirobohkan, tapi aku menyimpan buah ungu yang kamu letakkan di dalam brankas dengan baik.” Tiga tahun lalu, Chandra mendapatkan sebuah buah misterius berwarna ungu. Namun, karena dia saat itu sedang fokus menyerap energi Feng Yuan, buah itu tidak sempat dikonsumsinya. Hingga kini, buah itu masih tersimpan dengan aman. “Ambilkan untukku,” perintah Chandra. Maggie mengangguk. “Baik, tunggu sebentar.” Tidak butuh waktu lama, sekitar sepuluh menit, Maggie kembali dengan membawa buah ungu itu. Mes
Read more

Bab 1972

Energi spiritual dari alam terus mengalir masuk ke tubuh Chandra, diserap dan dimurnikan menjadi energi sejati. Tubuhnya mengalami perubahan signifikan, dan kecepatan kultivasinya meningkat berkali-kali lipat. Kini, dia mampu menyerap energi spiritual sepuluh hingga seratus kali lebih cepat dibanding sebelumnya. Energi sejati-nya terus berkembang tanpa henti. Waktu berlalu tanpa terasa. Dalam sekejap, Chandra telah berlatih di Gunung Langit selama setengah bulan. Setelah setengah bulan, dia merasakan batas dari kekuatannya. Energi sejati-nya tidak lagi bisa bertambah, seperti terbentur tembok tak terlihat. Di atas kepalanya, dia dapat merasakan adanya penghalang tak kasat mata—sebuah dinding yang membatasi kultivasinya, menahan energi sejati-nya untuk terus berkembang. “Pecah!” Chandra mengerahkan seluruh kekuatannya. Dengan tinju yang dipenuhi energi sejati, dia menghantam penghalang itu dengan keras. Tubuh barunya memiliki kekuatan luar biasa, bahkan lebih besar daripada
Read more

Bab 1973

Chandra, setelah berhasil menembus Alam Mahasakti, meninggalkan Gunung Langit dan tiba-tiba muncul di istana Negara Naga. Kehadirannya disambut oleh Maggie yang segera muncul di hadapannya.“Kak Chandra, sudah berhasil menembus batas? Kok cepat sekali keluar dari pengasingan?” tanya Maggie dengan nada terkejut.“Hmm,” Chandra mengangguk ringan. “Aku sudah menembus Alam Mahasakti.”“Ha?!” Maggie terbelalak kaget. “Baru … baru Alam Mahasakti?”Chandra mengangguk sekali lagi, lalu bertanya, “Iya, memangnya kenapa?”Maggie tampak bingung sekaligus heran. “Tapi, Kak … bukankah sebelumnya Kakak berhasil mengalahkan seorang pesilat dengan empat segel kekuatan? Bagaimana mungkin Kakak baru sekarang menembus Alam Mahasakti?”Maggie merasa sulit menerima kenyataan ini. Jika apa yang dikatakan Chandra benar, maka sebelum menembus Alam Mahasakti pun, Chandra sudah memiliki kekuatan luar biasa untuk mengalahkan lawannya. Jadi, seberapa besar sebenarnya kekuatan Chandra? Chandra hanya tersenyum tip
Read more

Bab 1974

Maggie hanya mengangguk pelan tanpa banyak berkata. Pesawat melaju cepat, dan dalam waktu singkat mereka tiba di Negara Januar. Negara ini didirikan oleh Raja Januar, sebuah monarki absolut di mana sang raja memiliki kekuasaan penuh atas negaranya.Setelah turun dari pesawat, Chandra dan Maggie langsung menuju istana. Namun, saat tiba di depan gerbang, langkah mereka dihentikan oleh penjaga istana. “Siapa kalian? Ini wilayah terlarang! Orang luar dilarang masuk!” seru salah satu penjaga dengan nada tegas.Maggie melangkah maju, menunjukkan kewibawaannya. “Saya dari Negara Naga. Ada urusan penting yang harus disampaikan kepada Raja Januar.”“Negara Naga?” Penjaga itu memandang Maggie dengan ragu sebelum akhirnya berkata, “Tunggu di sini. Saya akan melapor.”Chandra dan Maggie menunggu dengan tenang di depan gerbang. Sementara itu, di dalam istana Negara Januar, Raja Januar terbaring lemah di atas tempat tidur megahnya. Wajahnya pucat, napasnya tersengal-sengal, dan tubuhnya tampak rin
Read more

Bab 1975

Jamal sangat bersemangat. Tiga tahun yang lalu, dia mendapat kabar bahwa Chandra gugur dalam pertempuran di Istana Bunga. Dia langsung bergegas ke sana. Namun, saat dia tiba, Istana Bunga sudah hancur menjadi puing-puing.Dia mengerahkan orang-orang untuk menggali di antara reruntuhan, tetapi yang mereka temukan hanyalah Pedang Naga Pertama milik Chandra dan Jarum 81 Langit yang ditinggalkan setelah kematian Chandra. Tidak ada jejak tubuh Chandra.Karena itu, dia mengira Chandra telah tiada. Bukan hanya dia, bahkan seluruh dunia persilatan juga menganggap Chandra sudah meninggal. Siapa sangka, setelah tiga tahun, Chandra kembali muncul di hadapannya, hidup-hidup.“Paman, bagaimana dengan Chaca? Kali ini aku datang untuk menemuinya,” tanya Chandra.Jamal menjawab, “Chaca sekarang sedang sekolah. Dia sudah masuk taman kanak-kanak dan belajar di TK Kerajaan Negara Januar. Masih ada dua jam lagi sebelum jam pulang.”Mendengar itu, Chandra merasa lega. “Oh iya, aku dengar kakek mengalami lu
Read more

Bab 1976

Chandra menekan bagian atas Jarum 81 Langit. Dalam sekejap, jarum-jarum halus itu terlepas dari rangkaiannya, berubah menjadi delapan puluh satu jarum terpisah. Dengan cepat, ia menyalurkan energi sejatinya ke dalam jarum-jarum tersebut. Seketika, jarum-jarum itu memancarkan cahaya keemasan yang menyilaukan. Tanpa membuang waktu, Chandra mulai melakukan pengobatan. Dalam waktu singkat, delapan puluh satu jarum itu sudah tertancap di titik-titik vital tubuh Raja Januar. Sensasi nyaman menyelimuti Raja Januar. Tubuhnya terasa dipenuhi energi hangat yang menyegarkan. Luka-luka parah di tubuhnya sembuh dengan kecepatan luar biasa. Kurang dari sepuluh menit, Raja Januar sudah pulih sepenuhnya. Setelah selesai, Chandra mencabut semua jarum. Raja Januar bangkit, menggerakkan tubuhnya, dan dengan takjub berkata, “Luar biasa! Aku tadi hampir mati, tapi sekarang tubuhku sembuh total. Ini lebih hebat dari obat mana pun!” Chandra memandang Jarum 81 Langit di tangannya. Benda ini ditemukan
Read more

Bab 1977

“Chandra, jangan gegabah.” Jamal segera mengingatkan.“Lebih baik aku sendiri yang pergi,” ujar Raja Januar. “Xena itu pasti ditangkap oleh seorang pesilat dari Alam Niskala. Saat ini, para pesilat bumi terlalu lemah. Mereka sama sekali bukan tandingan pesilat dari Alam Niskala. Kita tidak bisa melawan mereka secara frontal. Lebih baik kita berkompromi.”Raja Januar sangat memahami betapa kuatnya makhluk dari Alam Niskala. Selama bertahun-tahun, banyak yang datang untuk menantangnya. Setiap kali, dia selalu kalah telak dan hampir kehilangan nyawa. Dia tidak ingin Chandra pergi ke Gunung Naga Suci dan mengalami hal buruk.Namun, Chandra menatap Jamal dan Raja Januar dengan tatapan serius dan berkata, “Paman, Kakek, biar aku yang pergi. Aku sekarang sudah lebih dari cukup kuat untuk menghadapi mereka. Kalau mereka berani menyakiti ibuku, aku akan menghancurkan mereka semua!”Tatapan Chandra dingin dan penuh keyakinan.“Kamu?” Raja Januar memandang Chandra dengan ragu.Chandra tersenyum t
Read more

Bab 1978

“Tidak perlu terburu-buru,” Seorang pria yang mengenakan jubah biru duduk santai di atas sebuah batu besar. Rambut panjangnya terurai seperti gaya orang zaman kuno. Dengan sikap santai, dia berkata, “Pohon Dewa ini telah kami jaga selama lebih dari setengah tahun, tetapi dicuri oleh wanita ini. Jika kita tidak mendapatkannya kembali, aku tidak akan puas. Kalau tidak ada yang membawanya kembali, barulah kita menyerbu Negara Januar.”“Wanita ini bilang bahwa Pohon Dewa telah dibawa kabur oleh rekannya. Dia adalah putri Raja Januar, jadi yang membawa Pohon Dewa itu pasti orang dari Negara Januar. Bukankah lebih baik kita langsung menyerbu ke sana?” saran salah satu anggota kelompok itu.Namun, pria berjubah biru itu, yang dikenal sebagai Tuan Muda Wira, mengangkat tangannya, memberi isyarat agar mereka tenang. “Tidak perlu terburu-buru. Kita tunggu beberapa hari lagi.”“Baik,” jawab yang lain tanpa berani membantah.Kelompok ini merupakan makhluk dari Alam Niskala yang muncul di bumi seta
Read more

Bab 1979

Menghadapi Chandra, Wira merasakan ketakutan yang menusuk hingga ke dasar jiwa. Ini bukan rasa takut biasa—melainkan ketakutan yang muncul dari lubuk hati terdalam, seolah-olah di hadapannya berdiri makhluk yang bukan manusia.Chandra menatapnya dengan santai, seolah-olah semua yang ada di depannya tidak berarti apa-apa, lalu berkata dengan nada tenang, “Namamu Wira, bukan?”“Ya, aku Wira, Wakil Kepala Suku Tujuh Bintang Alam Niskala,” jawab Wira sambil menatap Chandra dengan penuh kewaspadaan.Aura yang dipancarkan Chandra begitu menekan, membuat Wira sulit bernapas. Setiap gerakan Chandra seperti mengandung ancaman yang tak terlihat.“Level kekuatanmu ada di mana?” tanya Chandra sambil melirik dokumen di tangannya. Dokumen itu berisi informasi tentang tokoh-tokoh kuat dari Alam Niskala, namun ia belum sempat membacanya.Wira sebenarnya enggan menjawab, tapi tekanan dari Chandra begitu besar hingga ia tidak berani melawan. Dengan suara pelan, ia menjawab, “Aku berada di tingkat Alam M
Read more

Bab 1980

"Datang dari Alam Niskala?" Dengan nada dingin dan tegas, Chandra berkata, "Makhluk dari Alam Niskala tidak pernah menganggap manusia Bumi sebagai sesama manusia. Kalian memperlakukan kami seperti budak, membantai sesuka hati. Semua dendam ini harus diselesaikan, dan aku akan memulainya dari Paviliun Tujuh Bintang."Chandra mengepalkan tinjunya, dan aura kegelapan yang begitu kuat memancar dari tubuhnya. Atmosfer di sekitar mereka berubah, terasa lebih berat dan penuh ancaman.“Serang!” perintah Wira dengan tegas.Beberapa muridnya langsung mencabut pedang, dan bilah-bilah cahaya pedang melesat tajam menuju Chandra. Namun, Chandra tidak bergerak. Ia berdiri kokoh seperti gunung, tak bergeming sedikit pun.Saat serangan itu hampir menyentuhnya, tubuh Chandra melesat dengan kecepatan luar biasa, menghindari setiap serangan seperti bayangan yang sulit ditangkap. Dalam hitungan detik, ia melancarkan serangan balasan. Satu pukulan menghantam salah seorang murid, dan tubuhnya hancur seketik
Read more
PREV
1
...
196197198199200
...
211
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status