Chandra, setelah berhasil menembus Alam Mahasakti, meninggalkan Gunung Langit dan tiba-tiba muncul di istana Negara Naga. Kehadirannya disambut oleh Maggie yang segera muncul di hadapannya.“Kak Chandra, sudah berhasil menembus batas? Kok cepat sekali keluar dari pengasingan?” tanya Maggie dengan nada terkejut.“Hmm,” Chandra mengangguk ringan. “Aku sudah menembus Alam Mahasakti.”“Ha?!” Maggie terbelalak kaget. “Baru … baru Alam Mahasakti?”Chandra mengangguk sekali lagi, lalu bertanya, “Iya, memangnya kenapa?”Maggie tampak bingung sekaligus heran. “Tapi, Kak … bukankah sebelumnya Kakak berhasil mengalahkan seorang pesilat dengan empat segel kekuatan? Bagaimana mungkin Kakak baru sekarang menembus Alam Mahasakti?”Maggie merasa sulit menerima kenyataan ini. Jika apa yang dikatakan Chandra benar, maka sebelum menembus Alam Mahasakti pun, Chandra sudah memiliki kekuatan luar biasa untuk mengalahkan lawannya. Jadi, seberapa besar sebenarnya kekuatan Chandra? Chandra hanya tersenyum tip
Maggie hanya mengangguk pelan tanpa banyak berkata. Pesawat melaju cepat, dan dalam waktu singkat mereka tiba di Negara Januar. Negara ini didirikan oleh Raja Januar, sebuah monarki absolut di mana sang raja memiliki kekuasaan penuh atas negaranya.Setelah turun dari pesawat, Chandra dan Maggie langsung menuju istana. Namun, saat tiba di depan gerbang, langkah mereka dihentikan oleh penjaga istana. “Siapa kalian? Ini wilayah terlarang! Orang luar dilarang masuk!” seru salah satu penjaga dengan nada tegas.Maggie melangkah maju, menunjukkan kewibawaannya. “Saya dari Negara Naga. Ada urusan penting yang harus disampaikan kepada Raja Januar.”“Negara Naga?” Penjaga itu memandang Maggie dengan ragu sebelum akhirnya berkata, “Tunggu di sini. Saya akan melapor.”Chandra dan Maggie menunggu dengan tenang di depan gerbang. Sementara itu, di dalam istana Negara Januar, Raja Januar terbaring lemah di atas tempat tidur megahnya. Wajahnya pucat, napasnya tersengal-sengal, dan tubuhnya tampak rin
Jamal sangat bersemangat. Tiga tahun yang lalu, dia mendapat kabar bahwa Chandra gugur dalam pertempuran di Istana Bunga. Dia langsung bergegas ke sana. Namun, saat dia tiba, Istana Bunga sudah hancur menjadi puing-puing.Dia mengerahkan orang-orang untuk menggali di antara reruntuhan, tetapi yang mereka temukan hanyalah Pedang Naga Pertama milik Chandra dan Jarum 81 Langit yang ditinggalkan setelah kematian Chandra. Tidak ada jejak tubuh Chandra.Karena itu, dia mengira Chandra telah tiada. Bukan hanya dia, bahkan seluruh dunia persilatan juga menganggap Chandra sudah meninggal. Siapa sangka, setelah tiga tahun, Chandra kembali muncul di hadapannya, hidup-hidup.“Paman, bagaimana dengan Chaca? Kali ini aku datang untuk menemuinya,” tanya Chandra.Jamal menjawab, “Chaca sekarang sedang sekolah. Dia sudah masuk taman kanak-kanak dan belajar di TK Kerajaan Negara Januar. Masih ada dua jam lagi sebelum jam pulang.”Mendengar itu, Chandra merasa lega. “Oh iya, aku dengar kakek mengalami lu
Chandra menekan bagian atas Jarum 81 Langit. Dalam sekejap, jarum-jarum halus itu terlepas dari rangkaiannya, berubah menjadi delapan puluh satu jarum terpisah. Dengan cepat, ia menyalurkan energi sejatinya ke dalam jarum-jarum tersebut. Seketika, jarum-jarum itu memancarkan cahaya keemasan yang menyilaukan. Tanpa membuang waktu, Chandra mulai melakukan pengobatan. Dalam waktu singkat, delapan puluh satu jarum itu sudah tertancap di titik-titik vital tubuh Raja Januar. Sensasi nyaman menyelimuti Raja Januar. Tubuhnya terasa dipenuhi energi hangat yang menyegarkan. Luka-luka parah di tubuhnya sembuh dengan kecepatan luar biasa. Kurang dari sepuluh menit, Raja Januar sudah pulih sepenuhnya. Setelah selesai, Chandra mencabut semua jarum. Raja Januar bangkit, menggerakkan tubuhnya, dan dengan takjub berkata, “Luar biasa! Aku tadi hampir mati, tapi sekarang tubuhku sembuh total. Ini lebih hebat dari obat mana pun!” Chandra memandang Jarum 81 Langit di tangannya. Benda ini ditemukan
“Chandra, jangan gegabah.” Jamal segera mengingatkan.“Lebih baik aku sendiri yang pergi,” ujar Raja Januar. “Xena itu pasti ditangkap oleh seorang pesilat dari Alam Niskala. Saat ini, para pesilat bumi terlalu lemah. Mereka sama sekali bukan tandingan pesilat dari Alam Niskala. Kita tidak bisa melawan mereka secara frontal. Lebih baik kita berkompromi.”Raja Januar sangat memahami betapa kuatnya makhluk dari Alam Niskala. Selama bertahun-tahun, banyak yang datang untuk menantangnya. Setiap kali, dia selalu kalah telak dan hampir kehilangan nyawa. Dia tidak ingin Chandra pergi ke Gunung Naga Suci dan mengalami hal buruk.Namun, Chandra menatap Jamal dan Raja Januar dengan tatapan serius dan berkata, “Paman, Kakek, biar aku yang pergi. Aku sekarang sudah lebih dari cukup kuat untuk menghadapi mereka. Kalau mereka berani menyakiti ibuku, aku akan menghancurkan mereka semua!”Tatapan Chandra dingin dan penuh keyakinan.“Kamu?” Raja Januar memandang Chandra dengan ragu.Chandra tersenyum t
“Tidak perlu terburu-buru,” Seorang pria yang mengenakan jubah biru duduk santai di atas sebuah batu besar. Rambut panjangnya terurai seperti gaya orang zaman kuno. Dengan sikap santai, dia berkata, “Pohon Dewa ini telah kami jaga selama lebih dari setengah tahun, tetapi dicuri oleh wanita ini. Jika kita tidak mendapatkannya kembali, aku tidak akan puas. Kalau tidak ada yang membawanya kembali, barulah kita menyerbu Negara Januar.”“Wanita ini bilang bahwa Pohon Dewa telah dibawa kabur oleh rekannya. Dia adalah putri Raja Januar, jadi yang membawa Pohon Dewa itu pasti orang dari Negara Januar. Bukankah lebih baik kita langsung menyerbu ke sana?” saran salah satu anggota kelompok itu.Namun, pria berjubah biru itu, yang dikenal sebagai Tuan Muda Wira, mengangkat tangannya, memberi isyarat agar mereka tenang. “Tidak perlu terburu-buru. Kita tunggu beberapa hari lagi.”“Baik,” jawab yang lain tanpa berani membantah.Kelompok ini merupakan makhluk dari Alam Niskala yang muncul di bumi seta
Menghadapi Chandra, Wira merasakan ketakutan yang menusuk hingga ke dasar jiwa. Ini bukan rasa takut biasa—melainkan ketakutan yang muncul dari lubuk hati terdalam, seolah-olah di hadapannya berdiri makhluk yang bukan manusia.Chandra menatapnya dengan santai, seolah-olah semua yang ada di depannya tidak berarti apa-apa, lalu berkata dengan nada tenang, “Namamu Wira, bukan?”“Ya, aku Wira, Wakil Kepala Suku Tujuh Bintang Alam Niskala,” jawab Wira sambil menatap Chandra dengan penuh kewaspadaan.Aura yang dipancarkan Chandra begitu menekan, membuat Wira sulit bernapas. Setiap gerakan Chandra seperti mengandung ancaman yang tak terlihat.“Level kekuatanmu ada di mana?” tanya Chandra sambil melirik dokumen di tangannya. Dokumen itu berisi informasi tentang tokoh-tokoh kuat dari Alam Niskala, namun ia belum sempat membacanya.Wira sebenarnya enggan menjawab, tapi tekanan dari Chandra begitu besar hingga ia tidak berani melawan. Dengan suara pelan, ia menjawab, “Aku berada di tingkat Alam M
"Datang dari Alam Niskala?" Dengan nada dingin dan tegas, Chandra berkata, "Makhluk dari Alam Niskala tidak pernah menganggap manusia Bumi sebagai sesama manusia. Kalian memperlakukan kami seperti budak, membantai sesuka hati. Semua dendam ini harus diselesaikan, dan aku akan memulainya dari Paviliun Tujuh Bintang."Chandra mengepalkan tinjunya, dan aura kegelapan yang begitu kuat memancar dari tubuhnya. Atmosfer di sekitar mereka berubah, terasa lebih berat dan penuh ancaman.“Serang!” perintah Wira dengan tegas.Beberapa muridnya langsung mencabut pedang, dan bilah-bilah cahaya pedang melesat tajam menuju Chandra. Namun, Chandra tidak bergerak. Ia berdiri kokoh seperti gunung, tak bergeming sedikit pun.Saat serangan itu hampir menyentuhnya, tubuh Chandra melesat dengan kecepatan luar biasa, menghindari setiap serangan seperti bayangan yang sulit ditangkap. Dalam hitungan detik, ia melancarkan serangan balasan. Satu pukulan menghantam salah seorang murid, dan tubuhnya hancur seketik
Klan Guno adalah sebuah klan yang sangat besar, sekalipun bangunan yang mereka bangun tampak cukup aneh. Chandra dan Tosan mendapatkan sebuah bangunan beserta halaman sendiri untuk mereka tinggali sementara waktu. Di saat yang bersamaan, Verda pergi memberikan laporan kepada tetuanya. Terdapat banyak gunung di belakang desa yang terdapat banyak bangunan di puncaknya. Orang-orang yang tinggal di atas gunung adalah orang-orang penting dan berkuasa di Klan Guno. Saat ini, ayah Verda sedang mengasingkan diri, jadi semua urusan Klan Guno diurus oleh Tetua Trada. Verda memanjat gunung di mana Trada tinggal. Di puncak gunung, seorang laki-laki tua berusia 70 tahunan sedang duduk di atas tanah sambil bermain dengan serangga di sekitarnya. “Tetua,” sapa Verda.“Ya, Verda,” balas orang tua itu.Dia menatap Verda yang berjalan menghampirinya lalu mengambil jangkrik dari atas tanah dan bertanya, “Ada apa?”Verda berkata tanpa daya setelah melihat penampilan Trada yang berantakan, “Bukan masalah
Suara Verda kembali bergema. Yosan baru sadar. Dia melihat ke arah Verda dengan ekspesi malu di wajahnya. “Sebenarnya, kali ini aku datang ke Klan Guno untuk minta setetes Darah Guno.”“Darah Guno?”Verda langsung berdiri. Dia menatap Yosan dengan ekspresi heran di wajahnya dan berkata, “Tetua mungkin nggak tahu. Darah Guno diciptakan oleh leluhur kami dengan menggunakan kultivasi seumur hidupnya sebelum dia meninggal. Itu hanya berguna bagi kami para Klan Guno. Bukan orang Klan Guno, maka kamu nggak bisa pakai Darah Guno. Selain itu, kekuatan Darah Guno sangat dahsyat. Jika dipakai orang yang bukan dari Klan Guno, tubuhnya akan meledak dan dia akan mati seketika.”“Nggak separah itu kali,” celetuk Chandra.Verda melirik Chandra sekilas. Yosan langsung berkata, “Muridku terlalu banyak bicara. Jangan hiraukan dia.”Verda mengibaskan tangannya. Dia terlalu malas untuk mempermasalahkan hal seperti ini dengan Chandra. Namun, dia tidak pernah bertemu dengan Chandra sebelumnya. Oleh karena
Chandra semakin bingung ketika mendengar percakapan Yosan dan perempuan bernama Verda itu. Dia melihat ke arah Verda yang berdiri di depan beberapa pengawal Klan Guno dan berpikir dalam hati, “Jangan-jangan, dia juga murid Sekte Dayan?”“Silakan, Tetua.”Verda memberi isyarat mempersilakan dan mengundang Yosan untuk masuk. Yosan menganggukkan kepala, lalu melihat ke arah Chandra dan berkata, “Ayo, kita masuk dulu.”Verda membawa Yosan dan Chandra masuk ke daerah Klan Guno. Di depan mereka terbentang barisan pegunungan. Namun, begitu mereka melangkah ke depan, pemandangan seketika berubah. Mereka masuk ke sebuah tempat dengan pegunungan indah dan danau yang jernih seperti dunia khayalan dengan energi spiritual yang melimpah.Daerah terluar ada beberapa lahan spiritual. Ada banyak orang yang menanam di ladang. Di depan ada beberapa bangunan. Bangunan-bangunan itu tidak mewah, malah tampak sederhana. Chandra merasa dirinya seperti datang ke desa kecil di pegunungan.Dalam perjalanan, Chan
Yosan dan Chandra melakukan perjalanan selama beberapa hari. Seminggu kemudian, Yosan dan Chandra tiba di hutan yang luas.“Guru, Klan Guno ada di hutan ini?” tanya Chandra yang tampak bingung, seperti meragukan.Yosan mengangguk pelan. “Pegunungan ini namanya Gunung Sanguna. Markas besar Klan Guno berada di sini. Klan Guno selalu merendah. Orang-orang Klan Guno jarang ke dunia luar.”Yosan menunjuk ke arah pegunungan di depan dan berkata, “Gunung Sanguna dilindungi oleh formasi yang sangat kuat. Prajurit kuat mana pun yang masuk tanpa izin dari Klan Guno akan mati dengan mengenaskan dalam formasi itu.”Chandra mengangguk pelan. Yosan sudah berjalan lebih dulu. Chandra pun segera mengikuti di belakang. Sesaat kemudian, mereka tiba di sebuah tempat terbuka. Di tempat itu terdapat tiga tugu batu yang tingginya lebih dari 30 meter. Diatas tugu batu terukir beberapa patah kata dengan huruf yang besar.Gunung Sanguna merupakan kawasan terlarang. Orang luar tidak boleh masuk atau kalian akan
Chandra pergi bertarung dengan Harimau Langit lagi. Bertarung dalam artian Chandra hanya menerima pukulan secara pasif. Karena tingkat kekuatannya sangat lemah. Chandra sama sekali tidak mampu melukai Harimau Langit yang super besar itu.Lebih dari satu jam kemudian, Chandra terluka lagi. Dia mencoba menyerap kekuatan Pil Enam Yang lagi. Setelah menyerap kekuatan itu, luka-luka di tubuhnya pun sembuh.Yosan hanya memperhatikannya dengan tenang di samping. Sungguh menakjubkan. Chandra terluka sangat parah. Biasanya, butuh waktu lama untuk pulih dari luka separah itu. Namun, Chandra bisa menyembuhkan luka-lukanya sembari menyerap kekuatan Pil Enam Yang.Tubuh Chandra benar-benar ajaib. Bahkan Yosan yang merupakan tetua Sekte Dayan pun merasa takjub. Selanjutnya, Chandra terus bertarung dengan Harimau Langit di hutan Primordial. Dia memanfaatkan kekuatan Harimau Langit untuk memukul tubuhnya sendiri dan merangsang kekuatan Pil Enam Yang di dalam tubuhnya. Kekuatan fisik Chandra pun terus
Setelah mendengar pertanyaan Yosan, Chandra tertegun sejenak. Belum sempat dia menjawab, Yosan mengajukan pertanyaan lagi.“Selain itu, sebenarnya kamu ini siapa? Kamu berasal dari keluarga mana? Setahu aku, nggak ada keluarga Atmaja di Primordial.”Yosan mengajukan beberapa pertanyaan sekaligus. Chandra juga berpikir keras. Dia bukan orang dari Primordial, tapi dari Bumi. Saat ini, dia ragu-ragu untuk menjawab. Dia tidak tahu apakah dia harus mengungkapkan identitasnya. Chandra khawatir, karena orang-orang di 3000 dunia tersegel sangat memusuhi manusia di Bumi. Chandra khawatir kalau dia mengungkapkan identitasnya, sikap Yosan terhadapnya akan berubah.“Kenapa? Ada yang nggak bisa kamu ceritakan padaku?” tanya Yosan. “Kalau nggak nyaman untuk diceritakan, aku nggak akan paksa kamu.”Chandra berpikir sejenak. Menurutnya, Yosan adalah orang yang baik. Dia juga merasa kalau dia tidak seharusnya menyembunyikan identitasnya dari Yosan. Jika sikap Yosan terhadapnya berubah setelah dia mengu
“Chandra, ini Harimau Langit, penguasa hutan ini. Kekuatannya setara dengan prajurit tingkat kelima Alam Kesucian. Sangat bagus kalau kamu pakai dia untuk latih tubuhmu.”Suara Yosan bergema dari kejauhan. Chandra tampak tak berdaya. Tingkat kelima Alam Kesucian memang tidak termasuk kuat. Jika dia menggunakan Jurus Langkah Melawan Langit, Chandra bisa membunuh Harimau Langit itu dalam hitungan menit.Akan tetapi, Harimau Langit itu terlalu besar. Chandra tampak terlalu kecil ketika berdiri di depan monster itu. Sebelum Chandra sadar, Harimau Langit sudah melancarkan serangan. Harimau Langit membuka mulutnya dan menyemburkan sinar energi hitam.Chandra sedang berpikir bagaimana caranya menghindar. Namun jika dia menghindar, efek latihan tubuhnya akan hilang. Jadi dia tidak menghindar, melainkan memilih menghadapi Harimau Langit secara langsung.Cahaya hitam menyerang ke arah Chandra dan menghantam dadanya, hingga membuat dada Chandra menjadi cekung ke dalam. Chandra sengaja mengendali
Yosan juga terkejut dengan tekad Chandra. Kekuatan Pil Enam Yang terus disempurnakan, kekuatan fisik Chandra juga terus tumbuh menjadi lebih kuat.Satu malam berlalu dengan cepat. Keesokan harinya, rasa sakit di tubuh Chandra jauh berkurang. Dia pun berhenti berlatih. Yosan yang berada di sampingnya bertanya, “Bagaimana?”“Setelah berlatih semalaman, aku merasa kekuatan fisikku jadi jauh lebih kuat, tapi aku baru menyempurnakan kurang dari satu persen kekuatan Pil Enam Yang. Masih ada kekuatan yang sangat kuat di tubuhku yang nggak bisa aku serap,” jawab Yosan.“Seperti itulah Pil Enam Yang. Kalau kamu ingin serap kekuatan ini, kamu butuh bantuan dari luar,” ujar Yosan.“Iya,” kata Chandra sambil menganggukkan kepala.Chandra tahu apa maksud bantuan dari luar yang Yosan katakan. Chandra harus menerima pukulan.“Sini, aku bantu kamu,” kata Yosan sambil tersenyum.Sebelum Chandra sadar, Yosan tiba-tiba menyerangnya. Saat Yosan mengangkat tangannya, energi sejati yang sangat kuat keluar d
Yosan menyetujui semua persyaratan yang diajukan keluarga Lowen agar Chandra bisa meraih hasil baik dalam kompetisi besar sekaligus membuat para tetua dan ketua sekte terkesan. Duno membawa Yosan pergi keluar ruangan bersama, sedangkan Chandra tetap menunggu di dalam kamar. Kurang lebih satu jam kemudian, Yosan akhirnya kembali dengan raut wajah yang tidak terlihat terlalu baik. “Master,” sapa Chandra penuh hormat. “Chandra, aku sudah mengorbankan banyak hal untukmu. Aku mengorbankan berbagai hal yang kukumpulkan selama bertahun-tahun. Aku akan sangat menyesal telah menjadi gurumu kalau sampai kamu tidak berhasil meraih hasil yang baik dalam kompetisi besar nanti,” ujar Yosan pasrah. Raut wajah Chandra seketika tampak malu. Bagaimanapun juga, dia tidak yakin bisa mendapatkan hasil baik dalam kompetisi besar nanti. “Ayo, kita tetap harus pergi ke Klan Guno malam ini juga. Kamu bisa minum Pil Enam Yang di perjalanan nanti,” ujar Yosan yang memilih untuk tidak tinggal terlalu lama di