All Chapters of Berpisah Dengan Suami Kaya: Chapter 21 - Chapter 30

38 Chapters

Mati Tenggelam

Sara sangat panik, dunianya seakan berubah gelap, dan banyak hal buruk singgah ke pikiran. Justru yang dia dengar selanjutnya adalah suara tawa dari seberang sana. Kenapa Auris tertawa setelah mengabarkan hal serius padanya?"Kenapa tertawa? Apa yang terjadi pada Rion sebenarnya?!"Auris yang masih tertawa berusaha untuk mengatakan, "Nona Sara, maaf membuat Anda sangat panik. Saya hanya ingin menjahili saja, karena sepertinya sangat menyenangkan.""Apa?!"Bunyi dentuman terdengar melalui sambungan telepon. Sara dapat menangkap suara Rion. Dari percakapan mereka, tampaknya pria itu baru saja menaiki mobil dan meminta Auris untuk segera melaju."Auris, bercandamu sudah keterlaluan," ucap Sara sesaat percakapan di seberang sana telah selesai."Saya tidak akan mengulanginya lagi. Apa Anda ingin berbicara dengan Tuan Rion?"Sara mengembuskan napas panjang, duduk kembali di kursinya. "Aku akan memberikan hukuman padamu nanti, karena telah menjahili atasanmu sendiri. Sekarang berikan ponseln
Read more

Ada di mana Dia?

Sesaat sampai di jembatan, Rion tidak berpikir lama untuk melepaskan sepatu dan terjun ke bawah sana. Auris yang menyaksikan juga ikut melakukan hal serupa. Mereka tidak peduli dengan orang-orang yang ingin mencegah tindakan berbahaya itu.Rion menyingkirkan segala kemungkinan terburuk. Dia hanya berharap bahwa Sara dapat bertahan sampai mereka bersua. Kalau tidak begitu, maka dia akan menghabiskan sisa hidupnya dengan penuh penyesalan.Ketika mengayunkan tangan Rion merasa sakit di bagian bahu. Meskipun keadaannya agak menyedihkan ketika baru saja melepaskan gips harus langsung beraktivitas keras, dia tetap berusaha untuk mencari. Tidak masalah jika dia harus menggunakan gips lagi setelah ini, asalkan Sara dapat selamat.Rion menemukan mobil yang kaca depannya pecah, lalu mencari di sekitar sana. Dia melihat tubuh Sara semakin lama semakin turun ke bawah. Menyingkirkan segala kekhawatiran mengenai kondisi wanita itu, dia segera menarik Sara untuk kembali ke permukaan air.Sara tidak
Read more

Jangan Singgung Nama Pria Itu

Untung saja pada saat pertanyaan yang sulit dijawab, Brady dan Chat muncul di tengah-tengah itu semua. Perhatian tentu jadi tertuju pada gaya berjalan Brady yang tampak tidak dalam kondisi prima seperti biasanya."Kenapa dengan kakimu?" tanya Sara."Anda ingat ketika saya akan menyiapkan mobil? Saya terluka saat menghadapi Charlie. Dia membuat saya pingsan dengan memukulkan sesuatu yang keras di bagian kepala. Saya pingsan selama beberapa waktu. Ketika terbangun segera menghubungi Chat dan Auris.""Brady menelepon tidak lama setelah panggilan kita terhubung," ucap Auris pada Sara pula. "Dalam kondisi sedang menyetir, saya meminta bantuan mereka berdua untuk menghubungi polisi."Sara mengerutkan dahi. "Ternyata begitu, aku dan Charlie jatuh dari jembatan. Dia sengaja melakukannya."Sara berpikir lama, mengingat kembali kejadian waktu itu. Bagaimana waktu yang buruk dilalui dengan Charlie, dia yang berusaha memecahkan kaca dengan ujung besi sandaran kursi, dia yang kehabisan oksigen seb
Read more

Emosi di Villa

Rion mematikan televisi yang menampilkan sosok Sara sedang diwawancarai tadinya. Dia cukup lega melihat wanita itu sudah baik-baik saja. Di sisi lain, dia menahan diri untuk tidak tenggelam dalam perasaan yang biasanya orang sebut sebagai cinta. Dia harus melupakan soal masalah itu, beralih pada kehidupan yang sebenarnya."Aku akan pergi berolahraga sebentar," ucap Rion."Oh, apa ingin aku temani?"Rion menolehkan kepala ketika hendak keluar rumah. Dia menatap sang sekretaris yang berdiri di samping meja dapur sambil mengenakan apron. Wanita itu sudah sibuk di sana sejak tadi dan selalu begitu ketika datang ke villa.Wanita itu bernama Gista, tetap setia mendampinginya sampai hari di mana dia sudah tidak lagi menjabat. Mereka berdua kuliah di satu universitas yang sama, tidak mengira jika pada akhirnya akan bekerja untuk kakek Atkinson."Kaki dan tanganku sudah baikan. Aku hanya akan berolahraga sebentar untuk melemaskan ototku.""Tetap saja, aku khawatir jika di tengah jalan nanti ha
Read more

Apa Hubungan Kalian?

Sara tidak mengindahkan perkataan pengawal wanitanya mau pun dokter. Dia langsung turun dari ranjang pasien dan bergegas pergi dari rumah sakit. Untuk menghindari kejadian lebih buruk, Auris mengambil alih kemudi dan berkendara selama lebih kurang tiga jam perjalanan menuju villa.Sampai di sana yang ditemukan oleh Sara adalah mantan suami sedang bersama sekretaris lagi, terlebih mereka baru saja bersentuhan. Meskipun Sara tahu kalau yang terjadi bukan seperti bayangannya, karena Rion hanya membantu Gista yang tergelincir.Tetap saja, Gista berkata bahwa akan membuatkan makan malam untuk mereka. Kenapa sampai melakukan itu? Apa mereka benar-benar tinggal bersama? Jika benar, maka ada hubungan istimewa di antara mereka. Sara tidak bisa berhenti membayangkan hal buruk tersebut."Kenapa kau memintanya datang kemari?" tanya Sara.Rion berbohong. Dia tidak meminta Gista untuk datang ke villa. Semua itu dilakukan agar Sara tidak memecat mantan sekretarisnya, terlebih tidak ingin membawa-baw
Read more

Kebisaan Rion

Sara tidak pernah tahu kalau Rion bisa dalam segi memasak. Pria itu tampak lihai menggunakan pisau dan alat-alat dapur lain. Masakan yang disajikan pun sangat enak, membuat perut tidak laparnya menyisakan ruang kosong yang banyak."Bagaimana kau melatih dirimu? Aku tidak pernah melihatnya selama kita menikah. Jika dilihat dari jadwal pun, aku rasa kau adalah orang yang sangat sibuk.""Aku melatihnya setiap hari.""Setiap hari? Kau meluangkan waktu untuk melatih kemampuan memasakmu ini?""Ya. Aku singgah ke dapur perusahaan, terkadang ketika melakukan perjalanan luar kota dan menginap, aku juga menggunakan dapur."Itu adalah waktu di mana Sara tidak pernah bisa mengawasi sosok pria yang dulu pernah menjadi suaminya."Kenapa tidak pernah menggunakan dapur rumah?"Rion menatap wanita yang duduk di sebelahnya. "Aku tidak ingin mengusik tempatmu. Pelayan berkata kalau kau sering memarahi mereka jika salah meletakkan bumbu dapur saja."Muka Sara langsung memerah, tidak membantah perkataan i
Read more

Bersama atau Tidak

Rion menyingkirkan rambut yang menghalangi wajah Sara. Wanita itu membuka mata perlahan, tampaknya terbangunkan oleh sedikit sentuhan yang lembut di pipi. Belum benar-benar terlelap sebenarnya, karena baru lima menit lalu mereka memutuskan untuk beristirahat.Sara memandangi mantan suaminya dengan tatapan penuh cinta. Dia tidak minum alkohol, akan tetapi entah kenapa rasanya seperti sedang mabuk. Apa itu karena wajah tampan Rion mendominasi pandangan mata?"Kau memikirkan apa sekarang?" tanya Sara penasaran.Rion menipiskan bibir, menyentuh hidung Sara dan berkata, "Memikirkanmu."Wajah Sara langsung merona merah meskipun bekas rasa malu masih tersisa karena hubungan intim yang mereka lalui."Apa kau orang yang berbicara terang-terangan seperti ini? Aku sangat malu sekarang.""Aku hanya menjawab pertanyaanku dengan jujur.""Tetap saja ...." Sara menggigit bibir."Seharusnya, aku tidak melakukan ini denganmu."Ekspresi Sara langsung berubah, rona merah di muka lambat-lambat dipudarkan
Read more

Rindu Satu Minggu

Sara tiba di perusahaan kakek Atkinson, menduduki kursi jabatan tertinggi di sana. Dia mengerjakan banyak hal di sana dalam rangka memperbaiki kinerja internal. Tidak ada waktu baginya untuk bersantai-santai, karena jadwalnya sangat sibuk. Dua minggu terakhir, dia sampai tidak sempat menghubungi Rion. Apa yang sedang dikerjakan pria itu sekarang?"Apa Gista sudah masuk bekerja?""Ya, sudah. Sejak dua hari yang lalu." Auris yang setia mendampingi itu berkata."Ada di mana dia sekarang?""Tadi kita tidak melihatnya setelah rapat selesai. Mungkin, dia sudah kembali ke tempatnya atau bisa jadi belum. Saya harus melihatnya terlebih dahulu.""Tidak perlu. Aku akan melihatnya sendiri."Sara keluar ruangan, celingak-celinguk mencari keberadaan Gista. Sang sekretaris terlihat sedang merapikan meja kerja, lantas dia segera menghampiri sambil melipatkan tangan di dada."Kau sudah masuk kerja rupanya."Gista tersentak, langsung menunduk hormat. "Selamat siang, Bu CEO. Saya tidak tahu kalau Anda d
Read more

Suami Sensitif

Rion membuka pintu, langsung mendapati senyuman lebar seorang wanita. Dia tidak mengira kalau Sara akan datang begitu cepat, padahal mereka belum lama ini selesai menelepon. Apa Sara menelantarkan pekerjaannya untuk datang ke mari?Bukannya menyuruh masuk, justru Rion melipatkan tangan di dada. Dia menaikkan alisnya sebelah dan berkata, "Kau benar-benar sudah menyelesaikan pekerjaanmu? Aku tidak akan menerima dirimu di rumah ini jika belum."Sara tertawa kikuk. "Tentu saja, aku sudah menyelesaikannya sebelum datang ke mari. Jangan curiga begitu padaku.""Kau datang sendiri ke mari?""Y—ya, memangnya dengan siapa lagi aku harus datang?"Sikap Sara memang mencurigakan seolah memiliki sesuatu yang ingin ditutupi, tapi Rion tidak tahu itu apa. Dia pun mendorong mereka untuk berada di luar pintu rumah, sedangkan Sara terbengong-bengong."Aku datang untuk bertamu." Sara menegaskan. "Lalu, kenapa pintunya ditutup?""Katakan padaku, bagaimana kau menyelesaikan pekerjaanmu dalam waktu singkat?
Read more

Pesaing Bisnis

Sara cemberut, entah berapa panjangnya. Auris menghadapi pemandangan itu sejak berada di ruang kerja. Ponsel yang diperhatikan terus-menerus adalah saksi bisu atas kegelisahan seorang wanita menanti kabar sang kekasih."Dia tidak menghubungiku sama sekali, bahkan ketika aku mendiamkannya untuk beberapa lama. Aku jadi letih sendiri, akhirnya tidak bisa menahan rindu, dan menghubunginya. Tapi kali ini aku tidak akan begitu, karena ingin melihat kesungguhannya."Auris menggelengkan-gelengkan kepala. "Anda tahu kalau tuan Rion saat ini sedang melakukan kesungguhan itu."Sara memutar kursinya ke kanan dan ke kiri. Dia masih berpikir panjang dalam keadaan cemberut. "Meskipun begitu, setidaknya dia menghubungiku sekali saja.""Tuan Rion orang yang sangat sibuk, pasti tidak mudah baginya untuk membagi waktu."Sara bangkit, langsung menghadapi Auris dengan tatapan mencurigakan. "Kau selalu membelanya. Apa ada sesuatu di antara kalian yang tidak aku tahu?"Auris tertegun, berpikir bahwa perkata
Read more
PREV
1234
DMCA.com Protection Status